TEMPO.CO, Jakarta - Haris Azhar, anggota tim kuasa hukum penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisaris Novel Baswedan, mengatakan, kliennya sering mendapat ancaman sejak menyidik kasus korupsi simulator surat izin mengemudi.
Haris mengatakan, ancaman itu meningkat seiring dengan memanasnya kasus korupsi yang melibatkan Inspektur Jenderal Djoko Santoso tersebut. "Novel banyak menerima SMS (short message service) yang berisi ancaman," kata Haris saat dihubungi, Senin, 8 Oktober 2012.
Karena ancaman-ancaman itu, masalah Novel akan dibawa ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Keluarga Novel dan tim kuasa hukum akan meminta Komnas HAM melindungi Novel dari ancaman-ancaman yang ada.
Haris mengatakan, tim kuasa hukum tak bisa membeberkan secara terperinci isi SMS ancaman yang diterima Novel. Tim kuasa hukum telah bersepakat tidak memerinci isi-isi SMS itu. "Nanti ketahuan siapa yang mengirim," kata dia.
Awalnya, ancaman kepada Novel datang dalam bentuk yang halus, berupa ajakan dan persuasi negatif. "Ada yang mengajak macam-macam," kata Haris. Lama-kelamaan, ancaman naik tingkat semakin mengeras.
Bahkan kerabat dan kolega juga dipakai pengancam untuk mengintimidasi Novel. "Kerabatnya difitnah." Dikatakan Haris, hingga kini belum ada ancaman fisik yang diterima kliennya.
Komisaris Novel Baswedan, 36 tahun, adalah anggota kepolisian yang bekerja di KPK sejak Januari 2007. Ia terlibat langsung dalam kasus-kasus besar, seperti pemulangan bekas Bendahara Umum Demokrat M. Nazaruddin, dan pemulangan tersangka cek pelawat Nunun Nurbaetie.
Dalam kasus simulator SIM, ia menginterogasi langsung tersangka utama, Inspektur Jenderal Djoko Susilo.
ANANDA BADUDU
Berita terpopuler
Kisruh Polri-KPK, Apa Kata Djoko Suyanto?
Profil Novel Baswedan, Penyidik yang Lurus Hati
Once: Where Are You, Mr.President?
Awas, KPK Akan Terus Diserang
Berita terkait
Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak
1 hari lalu
Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.
Baca SelengkapnyaPansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons
2 hari lalu
Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan Sebut Pansel KPK 2019 Hasilkan Pimpinan yang Justru Merusak Badan Antirasuah, Siapa Mereka?
6 hari lalu
Menurut Novel Baswedan Pansel KPK 2019 disebut menghasilkan pimpinan yang justru merusak KPK. Siapa saja anggota Pansel saat itu?
Baca SelengkapnyaRagam Reaksi terhadap Pembentukan Pansel KPK oleh Presiden Jokowi
7 hari lalu
Novel Baswedan menilai dalam proses pemilihan Pansel KPK akan terlihat ada atau tidaknya keinginan Jokowi memberantas korupsi.
Baca SelengkapnyaAktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah
7 hari lalu
Presiden Jokowi akan mengumumkan Pansel KPK bulan ini. Sejumlah aktivis antikorupsi memberi masukan, termasuk Novel Baswedan.
Baca Selengkapnya5 Hal Menjelang Pansel KPK Diumumkan, Ujian Jokowi hingga Seleksi Anggota Panitia
9 hari lalu
Jokowi mulai menyusun panitia seleksi atau pansel KPK untuk menyaring pimpinan periode berikutnya
Baca SelengkapnyaBentuk Pansel Berkualitas Ujian Terakhir Jokowi Perbaiki KPK di Ujung Jabatannya
9 hari lalu
Presiden Jokowi diharapkan serius membentuk panitia seleksi calon pimpinan KPK.
Baca SelengkapnyaPembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi
10 hari lalu
Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengatakan pembentukan panitia seleksi ini merupakan ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik
24 hari lalu
Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis
26 hari lalu
Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.
Baca Selengkapnya