Publik Diminta Tak Lupakan Rekam Jejak Prabowo

Senin, 24 September 2012 16:11 WIB

Prabowo Subianto. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti lembaga hak asasi manusia Setara Institute, Ismail Hasani, meminta publik tak melupakan rekam jejak sejumlah tokoh yang akan maju dalam pemilihan presiden 2014, salah satunya Prabowo. Rekam jejak Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto diharapkan menjadi pertimbangan masyarakat saat memilih calon presiden idaman mereka.

Menurut Ismail, terpilihnya Prabowo dalam urutan tiga besar calon presiden unggulan 2014 berdasarkan survei sejumlah lembaga menunjukkan rasa abai publik terhadap rekam jejak Prabowo. Padahal, mantan Komandan Kopassus itu terindikasi terlibat dalam beberapa kasus pelanggaran hak asasi manusia, di antaranya penculikan aktivis 98. "Kalau dia terpilih jadi presiden, jelas harapan korban untuk mendapat keadilan akan lenyap," kata Ismail saat dihubungi, Senin, 24 September 2012.

Ismail berpendapat, jika Prabowo terpilih menjadi presiden dalam pemilihan umum 2014 mendatang, yang paling kecewa adalah korban kekerasan dan pelanggaran HAM tahun 1998. Sebagai orang yang pernah disebut terlibat dalam penculikan sejumlah aktivis, Prabowo diyakini enggan mengungkap dan menuntaskan kasus pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu. Apalagi, hingga kini tak ada kekuatan hukum yang menunjukkan keterliban dia dalam peristiwa penghilangan paksa sejumlah aktivis itu.

Salah satu penyebab rendahnya kepedulian publik pada rekam jejak calon presiden, kata Ismail, adalah minimnya informasi yang disampaikan media dan kelompok masyarakat. Isu HAM hanya menjadi isu elitis yang diketahui sejumlah kalangan saja. "Makanya kami tak kaget ketika masyarakat tidak mempertimbangkan rekam jejak para calon."

Ke depan, Ismail meminta survei dan pemberitaan tentang calon presiden tak melulu hanya menampilkan kecenderungan umum atau popularitas seorang calon. Lembaga survei juga harus menjelaskan latar belakang dan pengalaman setiap calon yang disurvei. "Saya kira penting untuk menginformasikan tentang calon karena selama ini rekam jejak calon sering dikaburkan oleh politik pencitraan."

Rendahnya pengetahuan publik tentang rekam jejak Prabowo dirilis oleh Saiful Mujani Research and Consulting kemarin. Lembaga ini merilis hasil penelitian pada 800 pemilih di DKI Jakarta. Sebanyak 59 persen pemilih tak tahu bahwa Prabowo dipecat dari Korps TNI berhubungan dengan kasus penculikan aktivis. Adapun 39,7 persen mengatakan tahu dan 1,3 persen mengatakan tidak mengerti.

IRA GUSLINA SUFA

Berita populer:
''Strategi Sopir Taksi'' di Balik Kemenangan Jokowi

FPI Pusat Klaim Tak Tahu Penyegelan 7-Eleven

Penyidik KPK yang Ditarik Mengaku Diteror

Ahmad Heryawan: Lain Jokowi, Lain Ahmad

Olahraga Baru Ala Jokowi

Berita terkait

Prabowo akan Anggarkan Rp 16 Triliun per Tahun untuk IKN, Kementerian PUPR: Sisanya dari Investor

2 jam lalu

Prabowo akan Anggarkan Rp 16 Triliun per Tahun untuk IKN, Kementerian PUPR: Sisanya dari Investor

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tanggapi rencana Prabowo Subianto alokasikan Rp 16 triliun per tahun untuk IKN.

Baca Selengkapnya

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

1 hari lalu

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

Untuk jadi negara maju Airlangga sebut pemerintah memproyeksikan ekonomi harus di atas 5 persen

Baca Selengkapnya

Bara Reformasi Terus Dihidupkan: Aksi Kamisan Demi Keadilan Mereka Korban Penculikan

1 hari lalu

Bara Reformasi Terus Dihidupkan: Aksi Kamisan Demi Keadilan Mereka Korban Penculikan

Bulan Mei dikenang sebagai penanda lahirnya Reformasi. Namun, bagi sebagian masyarakat, bulan ini dikenang dengan duka mendalam dari kasus penculikan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bantah Disebut Bakal Turunkan Kualitas Demokrasi Indonesia

1 hari lalu

Prabowo Bantah Disebut Bakal Turunkan Kualitas Demokrasi Indonesia

Prabowo menyebut, dirinya sudah mengikuti empat kali kontestasi Pemilu, namun baru kali ini dia menang.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Kementerian Negara, DPR Berencana Hapus Pasal tentang Jumlah Kementerian

2 hari lalu

Revisi UU Kementerian Negara, DPR Berencana Hapus Pasal tentang Jumlah Kementerian

Baleg DPR RI berencana menghapus Pasal 15 UU Kementerian Negara mengatur bahwa jumlah kementerian yang ada adalah 34.

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

2 hari lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Kerek Rasio Pajak, Perlu Evaluasi Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

3 hari lalu

TKN Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Kerek Rasio Pajak, Perlu Evaluasi Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

TKN Prabowo-Gibran tengah kaji kenaikan PPN menjadi 12 persen, apakah memberi manfaat atau kerugian netto terhadap perekonomian?

Baca Selengkapnya

Seperti Apa Konsep Sekolah Unggul Terintegrasi Ala Prabowo?

3 hari lalu

Seperti Apa Konsep Sekolah Unggul Terintegrasi Ala Prabowo?

Bappenas mengungkap konsep Sekolah Unggul Terintegrasi milik Prabowo Subianto. Menyasar daerah-daerah yang tingkat pendidikannya masih tertinggal

Baca Selengkapnya

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

3 hari lalu

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

Pimpinan KPK Nawawi Pomolango menyinggung program makan siang gratis yang digadang-gadang presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra dan PDIP Kompak, Bilang Begini soal Persamuhan Prabowo-Megawati

3 hari lalu

Sekjen Gerindra dan PDIP Kompak, Bilang Begini soal Persamuhan Prabowo-Megawati

Rencana persamuhan antara Prabowo dan Megawati belum terwujud hingga kini. Sekjen Gerindra dan PDIP bilang begini.

Baca Selengkapnya