60 Persen Satwa KBS Mengidap Penyakit Menular

Reporter

Senin, 17 September 2012 05:20 WIB

Sejumlah siswa dari Sekolah Dasar Cita Hati membersihkan badan Hilir, Gajah Sumatera berumur 25 tahun di Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur, Selasa, (24/4). TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO , Malang: Direktorat Jenderal Konservasi Keanekaragaman Hayati, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi, Kementerian Kehutanan, menemukan sebanyak 60 persen dari 4.020 ekor satwa di Kebun Binatang Surabaya (KBS) mengidap berbagai penyakit menular. Tim penyeleksi diturunkan untuk memilah satwa yang sakit.

"Diobati, untuk mencegah penularan," kata Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Dirjen PHKA Kementerian Perhubungan Novianto Bambang di Malang, Sabtu, 15 September 2012. Satwa menderita sakit hepatitis, herpes, dan sebagainya. Satwa sakit, diduga karena kesalahan perawatan dan asupan pola makan.

"Menyembuhkan setiap satwa tak murah, sekali pengobatan Rp 500 ribu," ujarnya. Pembiayaan pengobatan satwa bersumber dari Kementerian Kehutanan dan dibantu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surabaya. Serta sumber lain dari pendapatan lembaga konservasi dari penjualan tiket pengunjung.

Penyakit yang diderita mengancam nyawa satwa koleksi KBS. Kematian massal mengancam lembaga konservasi satwa tertua di Indonesia ini. Selain itu, total jumlah satwa KBS melebihi daya tampung. Seharusnya KBS hanya mampu menampung 3 ribu satwa. Saat ini total sebanyak 4.020 satwa yang terdiri dari 220 spesies.

Sembilan bulan terakhir 130 satwa mati karena sakit dan berbagai sebab. Novianto meminta manajemen dan pengelolaan KBS segera ditata kembali. Kementerian Kehutanan menunjuk Pemerintah Kota Surabaya mendirikan Badan Usaha Milik Daerah untuk mengelola lembaga konservasi. "BUMD Surabaya diberikan kepercayaan terlebih dulu, satwa harus diselamatkan," ujarnya.

Manajemen harus ditangani orang yang tepat, katanya, serta memiliki pengalaman dan menata manajemen lembaga konservasi. Sebelumnya, Kementerian Kehutanan menunjuk tim pengelola sementara (TPS) KBS Surabaya. Hingga saat ini, TPS berubah dua kali. Awalnya TPS dipimpin Tony Sumampau dan kedua dipimpin Hadi Prasetyo.

Pusat rehabilitasi lutung Jawa, Javan Langur Center (JLC) Batu Jawa Timur siap menerima limpahan lutung Jawa dari Kebun Binatang Surabaya menyusul kematian satwa yang terus terjadi di lembaga konservasi itu. "Sejumlah lutung mengalami kegemukan karena asupan pakan sumber lemak dan karbohidrat," kata Manajer JLC, Iwan Kurniawan.

Sedangkan pakan alami lutung berupa rumput, serangga, dan buah. Selain itu satwa ditempatkan di kandang sempit, sehingga ruang gerak satwa terbatas. Saat menjalani karantina, lutung diperiksa kesehatan penyakit TBC, Hepatitis dan Herpes.

Selanjutnya, dibentuk kelompok. Masing-masing lutung terdiri dari 7 sampai 20 ekor dengan pemimpin seekor lutung dewasa. Masa adaptasi masing-masing kelompok selama tiga sampai lima tahun. Setelah menjalani adaptasi, mereka dilatih untuk dilepasliarkan. Meliputi mengubah perilaku berupa pakan dan perilaku di alam.

Selain itu, lutung dilatih untuk memanjat pohon bergelantungan di dahan dan mempertahankan diri dari predator. Setelah siap dilepaskan ke alam, lutung menjalani pemeriksaan meliputi penyakit TBC, Hepatitis dan Herpes. Selama evaluasi, lutung siap di lepas ke habitatnya.

EKO WIDIANTO

Berita lain:
Prince William Bersumpah Lindungi Kate Middleton

Serang dan Bertahan Jelang Debat Kedua Foke-Jokowi

Jokowi: Lebih Ganteng Foke Karena Ada Kumisnya

Mourinho Minta City Lupakan Ronaldo

Pemain Anyar Chelsea Ingin Berseragam Barcelona

Berita terkait

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.

Baca Selengkapnya

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.

Baca Selengkapnya

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.

Baca Selengkapnya

Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.

Baca Selengkapnya

Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.

Baca Selengkapnya

Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.

Baca Selengkapnya