TEMPO.CO, Kupang - Pagi itu, Nus Kapitan, 38 tahun, bersama istrinya menyiapkan ember seukuran galon air mineral dan sekumpulan pakaian kotor yang harus dicuci. Mereka lalu berjalan menelusuri jalan tebing curam, berkelok-kelok, berbatu, dan licin sejauh satu kilometer untuk tiba di Kali Am Abi.
Di kali inilah, pekan lalu, ia bisa mendapatkan air untuk mandi dan cuci. Begitulah mereka melakoni pengambilan air ini bersama warga lain di Desa Oesao, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, itu sejak kampung mereka dicekam kemarau. Air menjadi langka. Air bersih lebih langka lagi.
Kali Am Abi adalah satu-satunya sumber air warga di desa itu. Mereka terpaksa menutup mata bahwa kali itu sering digunakan warga untuk memandikan ternak dan mencuci. Apa boleh buat. "Ini satu-satunya sumber air yang masih bisa dimanfaatkan untuk mencuci dan mandi," katanya.
Tiba di kali yang sudah mengering dan hanya dipenuhi pasir dan batu kerikil, Nus dan istrinya menuju salah satu sumur buatan warga. Ia memasukkan drum ke dalam sumur sedalam satu meter itu. Nus Kapitan pun mulai menimba air di sumur itu menggunakan ember, sedangkan istrinya mencuci.
Adapun untuk air minum, Nus kapitan membelinya dari pedagang keliling seharga Rp 7.000 per jerigen ukuran lima liter. "Untuk minum, air kami beli dari warga berjualan."
Mengambil air di sumur di kali ini tak hanya dilakukan Nus Kapitan, tapi juga sekitar 50 kepala keluarga (KK) di bataran kali itu sekitar sebulan terakhir. Hal tersebut sering dilakukan warga saat musim kemarau. Sebab hampir seluruh sumber air di Desa Oesao tersebut mengering.
Sumber air kali Am Abi berasal dari Bendungan Oesao yang bersumber dari mata air di Kecamatan Amarasi. Namun, kali itu mulai mengering, karena debit air Bendungan Oesao juga turun akibat kekeringan. Mereka pun harus berjuang untuk mendapatkan air.
YOHANES SEO
Berita terpopuler lainnya:
Hartati Murdaya Tak Takut Walau Ditembak Mati
Tewas Gara-gara Perbesar Penis dengan Silikon
Alasan Indonesia Terpilih Tuan Rumah Miss World
Meriah Halal Bihalal Jokowi di Kelapa Gading
KONI Minta PSSI Djohar Jangan Seperti Anak-anak
Basis RIM di Indonesia Melemah Tergerus Android
Apa Beda iPhone 5 dengan Samsung Galaxy S III
Cara Benar Pasang Kondom
Berita terkait
Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air
38 hari lalu
Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.
Baca SelengkapnyaKajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi
43 hari lalu
Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.
Baca SelengkapnyaTentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah
48 hari lalu
Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.
Baca SelengkapnyaImbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen
49 hari lalu
Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.
Baca SelengkapnyaDestinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan
2 Maret 2024
Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,
Baca SelengkapnyaSelain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino
29 Februari 2024
Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.
Baca SelengkapnyaMeski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024
8 Februari 2024
Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB
24 Januari 2024
BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.
Baca SelengkapnyaBMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah
5 Januari 2024
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.
Baca SelengkapnyaKajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur
22 Desember 2023
Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.
Baca Selengkapnya