TEMPO.CO, Jakarta -- Sosoknya memang tak lagi bersama kita. Tapi, nama besar, perjuangan, idealisme, dan kenangan tentang Munir masih tetap menggema di seluruh pelosok negeri.
Banyak orang hanya mengenal almarhum Munir Said Thalib sebagai aktivis, pejuang HAM dan antikorupsi. Padahal, sosok sederhana dan bersahaja ini sama seperti orang kebanyakan. Kita bisa mengenal dan merasa lebih dekat dengan Munir dengan menonton sebuah film dokumenter berjudul Kiri Hijau Kanan Merah yang diproduksi oleh Watchdoc dan Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM). Lihat video di bawah.
Disutradarai oleh Dandhy Laksono, film ini mengupas kehidupan Munir semasa kecil hingga "kepergiannya" pada 7 September 2004 lalu dari kacamata guru, sahabat, dan rekan kerja. Hingga orang-orang yang pernah berinteraksi langsung dengan almarhum selama hidupnya.
Film pendek berdurasi 48 menit ini sebenarnya lebih banyak mengungkap hal humanis tentang Munir. Dimulai dari Munir kecil yang tinggal dan bertumbuh di Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Ia memulai pendidikannya di SD Muhammadiyah Batu, melanjutkan ke SMPN 1 Batu, dan SMAN 1 Batu.
Semasa sekolah, Munir bukanlah anak yang menonjol dalam prestasi akademis. Ia juga lemah dalam pelajaran bahasa Inggris. Bahkan, saat dibangku SMP, ia masuk di urutan bawah dengan peringkat 180 dari 200 siswa. "Tapi dia punya kelebihan, dia pintar kalau berdiskusi," kata Alimah, guru SMPN 1 yang pernah mendidik Munir, seperti dikutip dalam film dokumenter Kiri Hijau Kanan Merah.
Publik juga bisa mengetahui cerita soal Munir saat ia duduk di bangku kuliah Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Termasuk cerita cinta sang aktivis hingga akhirnya berlabuh dan menikahi Suciwati. Soal ini diceritakan seorang teman dekatnya, Deddy Prihambudi, yang kemudian sama-sama bekerja di Lembaga Bantuan Hukum Surabaya. Ada juga komentar lain dari teman Munir sesama aktivis HMI di universitas, Hussein Anis.
Dalam video ini juga terungkap bahwa Munir ternyata mengidolakan musikus Iwan Fals. Ia mengoleksi album penyanyi yang banyak menelurkan lagu-lagu kritis terhadap pemerintah itu. Sayangnya, Iwan baru mengetahui hal ini setelah ia membuat lagu tentang Munir berjudul Pulanglah.
Ada pula komentar pengamat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Ikrar Nusa Bakti dan tokoh Muhammadiyah, Syafi'i Maarif. Syafi'i bahkan memuji dan kagum atas sosok Munir yang membela siapa saja tanpa melihat latar belakang agama mereka. "Tak banyak orang seperti Munir, yang berjibaku untuk risiko tinggi," ujarnya.
Di akhir cerita, terungkap juga alasan mengapa Munir memilih maskapai milik negara, Garuda Indonesia, untuk perjalanannya ke Belanda guna melanjutkan studi S-2. Pesawat yang akhirnya menjadi tempat Munir mengembuskan napasnya yang terakhir.
Sang sutradara, Dandhy D. Laksono, mengatakan tak sulit membuat film ini karena sumber dan bahan berlimpah. "Menelusuri jejak Munir relatif mudah karena jejak perjuangannya terdokumentasi dengan baik," ujarnya.
MUNAWWAROH
Berita lain:
Edisi Khusus Munir
Dari Kejaksaan ke Istana, Menagih Janji Penguasa
''Munir Itu Katanya Suka Menolong Orang Kecil''
Jalan Munir Diresmikan di Cianjur
Munir, Inspirasi Pejuang Buruh
Berita terkait
Deretan Kasus Pembunuhan yang Belum Tuntas: Vina Cirebon hingga Marsinah dan Munir
12 jam lalu
Selain kasus pembunuhan Vina di Cirebon, ada sejumlah kasus kematian yang masih menjadi misteri dan belum diusut tuntas.
Baca SelengkapnyaIstri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya
56 hari lalu
Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.
Baca SelengkapnyaDidesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan
57 hari lalu
Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat
Baca SelengkapnyaSuciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan
16 Maret 2024
Istri aktivis HAM Munir, Suciwati desak ada pengadilan HAM ad hoc untuk kematian suaminya. Ia menuntut presiden buktikan janji untuk menuntaskannya.
Baca SelengkapnyaSuciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar
16 Maret 2024
Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.
Baca SelengkapnyaKasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia
15 Maret 2024
Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.
Baca SelengkapnyaDiperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap
15 Maret 2024
Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.
Baca SelengkapnyaIstri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini
11 Maret 2024
Istri Munir, Suciwati termasuk dari 50 tokoh yang kirimkan surat kepada ketua umum partai politik untuk ajukan hak angket DPR. Ini alasannya mendukung
Baca SelengkapnyaProfil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI
7 Maret 2024
Profil Arief Sulistyanto yang diangkat Erick Thohir jadi Komisaris ASABRI.
Baca SelengkapnyaAksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir
19 Januari 2024
Aksi 17 tahun Aksi Kamisan kemarin dilakukan. Salah satu aktivis yang kerap mengikuti gerakan tuntut keadilan yaitu Suciwati, istri aktivis HAM Munir.
Baca Selengkapnya