TEMPO.CO, Palembang - Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, tidak mau berbicara ihwal perkembangan penanganan kasus sengketa lahan antara warga dengan PTPN VII Unit Cinta Manis, Ogan Ilir. Sikapnya diikuti Kapolda Sumatera Selatan, Inspektur Jenderal Dikdik Mulyana.
Semula Alex tampak ramah melayani pertanyaan wartawan. Usai upacara gelar pasukan pengamanan Lebaran, Jumat, 10 Agustus 2012, dia bahkan membuka sesi wawancara dengan wartawan di Griya Agung Palembang. Namun ketika sejumlah wartawan mengajukan pertanyaan terkait penanganan konflik Ogan Ilir, kedua pejabat tersebut menolak. ”Silakan tanya soal Lebaran saja,” kata Alex Noerdin.
Dikdik Mulyana pun bersikap sama. Dikdik Mulyana mengaku heran kenapa wartawan selalu menanyakan kasus Ogan Ilir. “Jangan tanya yang lain-lain, ya. Ini khusus soal pengamananan arus mudik dan Lebaran, bukan soal Cinta Manis dan Limbang Jaya,” ujarnya.
Pekan lalu, Alex sudah meminta semua pihak menahan diri terkait sengketa lahan Ogan Ilir. Alex juga mengatakan bahwa di lahan sengketa itu tidak ada kegiatan apa pun. “Kasus ini kami ambil alih. Sekarang lahan sengketa status quo,” ucapnya.
Sehari sebelumnya, kepada pers, Dikdik Mulyana memastikan belum akan menarik pasukannya dari wilayah PTPN VII Cinta Manis. Sebab, keberadaan pasukannya dirasa masih diperlukan untuk menetralisir keadaan di lapangan yang belum sepenuhnya aman. “Kami akan tetap di sana hingga kondisi benar-benar kondusif. Masak iya kami pergi begitu saja. Kalau terjadi lagi bentrok siapa yang bertanggung jawab?” tuturnya.
Puncak sengketa lahan antara warga dari 21 desa dan PTPN VII Unit Cinta Manis terjadi 27 Juli 2012 lalu. Saat ini, anggota Brimob diduga menembak Angga Prima bin Darmawan, bocah berusia 12 tahun hingga tewas.
