34 Jenis Makanan Diduga Mengandung Zat Kimia  

Reporter

Editor

Selasa, 7 Agustus 2012 15:41 WIB

BPOM melakukan inspeksi mendadak kandungan kimiawi pada makanan yang beredar di Pasar Senen Jakarta, Senin (7/9). Jelang Lebaran, pemerintah melalui BPOM mulai mengintensifkan pengawasan peredaran bahan makanan. Foto: TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Purwokerto -- Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas menemukan 34 jenis makanan yang diduga mengandung zat kimia. Menjelang Lebaran, makanan kedaluwarsa dan mengandung zat kimia diduga semakin banyak beredar di pasaran.

"Jumlahnya semakin meningkat sehingga masyarakat harus lebih waspada," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Banyumas Ronin Hidayat, Selasa, 7 Agustus 2012.

Ronin mengatakan, selain melakukan pengecekan makanan kedaluwarsa menjelang Lebaran, Dinas juga mengambil contoh makanan yang dicurigai mengandung zat kimia berbahaya. Hasil pantauan selama ini, Dinas telah mengambil 34 jenis makanan yang dicurigai mengandung zat kimia di titik lokasi yang berbeda. Zat kimia berbahaya yang dimaksud adalah Rodhamin B, Formalin, Borax dan Cemaran Mikroba.

Ia menambahkan, Dinas mengambil contoh makanan di sejumlah lokasi berbeda, mulai dari pasar tradisional, toko, minimarket, KUD, hingga di tempat-tempat keramaian lain. Ronin mengatakan, Rodhamin B adalah zat kimia berbahaya yang dicampur di dalam makanan. Efeknya menyebabkan iritasi pada mata dan kulit.

Konsumsi makanan mengandung Rodhamin B dalam waktu lama bisa membuat gangguan fungsi hati. Ciri-ciri makanan ini yang mengandung Rodhamin B berwarna merah cerah dan menarik. Biasanya digunakan dalam bahan makanan ringan, sirup dan kerupuk.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Widayanto, mengatakan, formalin juga sangat berbahaya bagi kesehatan. “Di antaranya menyebabkan rasa terbakar pada tenggorokan, kelainan genetika pada manusia, dan kanker hidung. Jenis makanan mengandung formalin biasa ditemukan di ayam potong bertekstur kencang, mi tidak lengkat dan tidak mudah putus, ikan asin berwarna bersih dan cerah, tahu kenyal namun tidak padat, insang ikan segar berwarna merah tua bukan merah segar,” kata Widayanto mengingatkan bahaya makanan yang berformalin.

Masih menurut Widayanto, formalin bisa membuat makanan tidak rusak sampai tiga hari pada suhu 35 derajat. Dan bertahan lebih dari 15 hari pada lemari es. Karena itu, makanan mengandung formalin sangat berbahaya.

Ia menyebutkan, operasi makanan akan terus dilakukan hingga Lebaran. Selain menemukan makanan kedaluwarsa, Dinas juga menemukan makanan yang tidak ada izin edarnya. “Sebagai tindak lanjut dari penemuan ini, kami langsung meminta kepada pemilik toko agar mengembalikan makanan yang kedaluwarsa. Sementara untuk makanan yang mengandung zat berbahaya, akan diberi peringatan dan tindak lanjut tersendiri,” katanya.

ARIS ANDRIANTO

Berita lain:
Awas, Banyak Ustadz ''Gadungan'' di Televisi

Pengamat: Rhoma Irama Tak Sensitif

Dukung Jokowi, Jusuf Kalla Dinilai Tak Elegan

Foke Beberkan Jasanya untuk Warga Tionghoa

Ide Yusril Soal Kasus Simulator SIM Bikin Bingung

Robert Pattinson dengan Gadis Mabuk di Bar

Berita terkait

Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

31 Agustus 2017

Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

Alpukat dikenal kaya dengan kandungan lemak baik dan potasium, mineral yang ampuh menjaga tekanan darah dan mencegah stroke.

Baca Selengkapnya

Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

8 Agustus 2017

Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

Makanan yang saat ini terbuang di Eropa misalnya, dapat memberi makan 200 juta orang.

Baca Selengkapnya

Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

8 Agustus 2017

Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Aging Neuroscience baru-baru ini mencoba membuktikan apakah alpukat bermanfaat untuk otak.

Baca Selengkapnya

Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

1 Agustus 2017

Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

Ahli kesehatan menegaskan tidak ada satu pun makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

Baca Selengkapnya

BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

3 Juni 2017

BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

Ketua BPOM Penny Kusumastuti Lukito memaparkan adanya penurunan jumlah makanan yang tidak memenuhi ketentuan dari BPOM secara nasional.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

21 April 2017

Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

Indonesia dan Thailand bekerja sama mengembangkan teknologi pascapanen untuk buah-buahan.

Baca Selengkapnya

Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

2 Maret 2017

Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

Disperindag Provinsi Jawa Timur bersama dengan BBPOM Surabaya telah melakukan investigasi atas cabai impor asal Cina dan India.

Baca Selengkapnya

Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

1 Februari 2017

Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

Dengan begitu, kata Sumarsono, pemerintah dapat mendeteksi makanan yang mengandung racun dan bahan berbahaya.

Baca Selengkapnya

Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

12 Desember 2016

Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

"Makanan kaya protein berbasis kacang-kacangan mengandung serat lebih banyak daripada daging babi dan sapi"

Baca Selengkapnya

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

18 November 2016

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

Belgia terkenal memiliki ratusan bir berbeda tetapi tidak sebanding dengan ragi yang digunakan untuk membuatnya, sekitar 30.000 disimpan di es

Baca Selengkapnya