TEMPO.CO, Tulungagung - Elpiji ukuran 3 kilogram kini menjadi barang langka di karisidenan Kediri, Jawa Timur. Setelah Kota Kediri, sejumlah agen dan pengecer di Tulungagung juga mengaku tidak mendapat kiriman dari Pertamina. Menurut para pengecer, kelangkaan gas ini terjadi sejak awal bulan puasa hingga sekarang.
Gas tabung melon ini mendadak lenyap di pasaran hingga memicu kenaikan harga jauh di atas harga eceran yang telah ditetapkan pemerintah. "Para pengecer sepakat menaikkan harga," kata Syafaat, pengecer di Kelurahan Kampungdalem, Kecamatan Kota, Tulungagung, Jumat, 3 Agustus 2012.
Syafaat mengaku tak mendapat pasokan lagi dari pangkalan elpiji. Sebanyak 300 buah tabung ukuran tiga kilogram yang ada di tempat pangkalannya dalam keadaan kosong. Sebelumnya, setiap sepekan sekali ia selalu mendapat kiriman 125 tabung.
Menurut Syafaat, harga gas sebenarnya tidak naik. Harga tetap dibanderol dengan harga normal Rp 12.500 per tabung oleh pangkalan. Namun karena barangnya langka, maka para pengecer secara sepihak bersepakat menaikkan harga secara bertahap. Saat ini harga di tingkat konsumen sudah mencapai Rp 17.000, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 13.500 per tabung.
Ketika dikonfirmasi, Suyanto, pemilik pangkalan elpiji di Tulungagung, melempar persoalan kepada Pertamina. Kelangkaan ini, menurut dia, akibat meningkatnya penggunaan elpiji oleh masyarakat selama bulan puasa. Hal ini berdampak pada cepat habisnya stok. "Pertamina sendiri tak melakukan penambahan pasokan," kata dia.
Dia mengatakan, kebutuhan gas ini selalu meningkat pada hari-hari besar keagamaan. Apalagi, beberapa warga memanfaatkan bulan puasa ini untuk menjual berbagai menu makanan berbuka. Keberadaan pedagang makanan dadakan inilah yang memicu peningkatan kebutuhan gas ukuran tiga kilogram.
Namun, dia yakin dalam waktu dekat Pertamina akan melakukan penambahan pasokan. Setiap pangkalan rencananya mendapat tambahan lima persen dari kuota mereka. Dia memperkirakan kebutuhan gas ini akan melonjak mulai H-10 Lebaran nanti.
HARI TRI WASONO
Berita terkait
Oplos Gas Elpiji 3 Kilogram ke Tabung 12 Kilogram Untung Rp140 Ribu, 20 Orang Ditangkap Polisi
23 Desember 2022
Polda Metro Jaya menangkap 20 orang terduga pelaku pengoplos gas elpiji (liquefied petroleum gas/LPG) dari tabung tiga kilogram ke tabung 12 kilogram.
Baca SelengkapnyaIni Ciri-ciri Agen Elpiji Ilegal
27 Juni 2015
"Itu bukan Agen. Dia tidak terdaftar, jadi liar di Depok. Kemungkinan tidak memiliki SIUP, TDP, HO, IMB dan NPWP Depok," kata Athar.
Baca SelengkapnyaHarga Berganti, Agen Elpiji Mengaku Merugi
8 Januari 2014
Banyak agen mengaku terlanjur kulakan dengan harga mahal dan kehilangan pelanggan.
Baca SelengkapnyaHarga Tak Pasti, Agen Elpiji Banyuwangi Berhenti
7 Januari 2014
Menurut salah seorang agen, saat ini seluruh pangkalan tak berani menjual elpiji 12 kilogram.
Baca SelengkapnyaPangkalan Keluhkan Naiknya Harga Elpiji 3 Kg
4 Juli 2013
Meski membatalkan kenaikan harga, Hiswana Migas kesulitan untuk mengendalikan harga di pasaran yang sudah terlanjur naik.
Baca SelengkapnyaPertamina Ancam Putus Kontrak Agen Elpiji Nakal
10 Juni 2013
Dalam sepekan terakhir, harga elpiji kemasan 12 kilogram yang normalnya Rp 78.000 melonjak sampai Rp 115.000 per tabung.
Baca SelengkapnyaPasokan Elpiji Seret Sejak Mei
7 Juni 2013
"Harga lagi naik, pasokan barang lagi susah," kata Samsi (35)tahun) pemilik sekaligus pengelola Toko Aris di Pasar Rawa Badak.
Baca SelengkapnyaToko Penjual Gas Elpiji Diwajibkan Sediakan Ember Air
11 Agustus 2010
Tujuannya untuk mencek lagi apakah tabung gas bocor atau tidak, kata Ketua Hiswana Migas Kediri David Topo Wahyudi.
Baca SelengkapnyaPolisi Gerebek Agen Elpiji Milik Bekas Pengurus Hiswana Migas Cirebon
17 Juli 2010
Para pelaku melakukan pengurangan isi tabung elpiji 12 kilogram sebanyak 1 atau 2 kg ke tabung yang kosong.
Pemilik Pangkalan Elpiji Wajib Buat Kontrak dengan Agen
13 Juli 2010
Tujuannya untuk menertibkan lalu lintas perdagangan elpiji yang dinilai semrawut, baik harganya yang berbeda maupun suplai ke pangkalan-pangkalan di daerah yang tidak merata.
Baca Selengkapnya