TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Hardaya Inti Plantation Siti Hartati Murdaya Poo berkukuh tidak menyuap Bupati Buol Amran Batalipu senilai Rp 3 miliar. Pengacara Hartati, Patra M. Zen, menyebutkan kliennya memberi duit Rp 1 miliar karena diperas Amran, bukan terkait penerbitan hak guna usaha perusahaan sawit Hartati.
"Kami yakin itu (pemberian duit) karena dipaksa. Tapi, kalau Komisi Pemberantasan Korupsi tetap menduga Yani Anshori dan Gondo Sudjono (anak buah Hartati) menyuap, kita tunggu prosesnya," kata Patra di gedung KPK, Jakarta, Senin, 30 Juli 2012.
Namun, saat ditanya bukti apa yang bisa menunjukkan Hartati tidak menyuap melainkan diperas, Patra belum mau mengungkapkannya. Ia hanya menjelaskan, seusai proses tangkap tangan KPK terhadap Yani, Hartati langsung melakukan audit keuangan internal. "Ternyata enggak ada uang sebanyak itu (Rp 3 miliar)," ujar dia.
Patra menyebutkan kliennya penasaran ingin mendengar rekaman pembicaraan antara Hartati dan Amran, yang disadap KPK. Pembicaraan itu disebut-sebut membicarakan suap dan pengurusan 70 ribu hektare lahan sawit Hartati. Ia berharap, dalam pemeriksaan hari ini, rekaman itu diperdengarkan ke Hartati.
Pengacara Amran, Amat Entedaim, membantah keterangan kubu Hartati. Menurut dia, justru sejak awal sudah jelas perkara kliennya adalah penyuapan. Sebab, Yani, sebelum tertangkap tangan KPK 26 Juni lalu, dua kali berupaya menemui Amran. "Kan aneh. Masak yang diperas nyari orang yang mau meras? Tudingan itu tak masuk akal," kata dia saat dikonfirmasi.
Meski demikian, Amat menilai wajar kubu Hartati melakukan pembelaan diri dengan menyebutkan duit tersebut adalah hasil pemerasan. Yang dia sayangkan adalah tuduhan Amran melakukan perbuatan tersebut tanpa bukti.
Amran diduga menerima suap Rp 3 miliar terkait penerbitan HGU perkebunan untuk PT Hardaya Inti Plantation. Usai diperiksa KPK Jumat pekan lalu, Hartati tak menyangkal sempat dimintai Amran duit Rp 3 miliar. Namun, permohonan itu hanya dikabulkan Rp 1 miliar.
Hari ini, Hartati kembali diperiksa penyidik dalam kasus suap penerbitan HGU. Ini kedua kalinya Hartati diperiksa sebagai saksi untuk anak buahnya di PT Hardaya, Gondo Sudjono, tersangka pemberi suap. Dia membawa serta bundelan dokumen. "Saya ingin berikan penjelasan sejelas-jelasnya yang kemarin belum cukup," ujar Hartati.
ISMA SAVITRI
Berita Terpopuler:
Polisi Akhirnya Berani Stop FPI
Disudutkan @cinta8168 di Twitter, Ini Jawaban Ahok
Baru Tiga Hari Buka, Warung Dahlan Iskan Tutup
Analis Politik: Isu SARA Jadi Bumerang Foke-Nara
Lima Keanehan Operasi Polisi ke Ogan Ilir
Berapa Harga Emas Olimpiade?
ICW Akan Adukan Hakim Pembebas Misbakhun
Andi Arief Minta Misbakhun Berkata Jujur
Polisi Didesak Segera Periksa Oesman Sapta
Pasangan Selingkuh Kristen Stewart Diampuni Istri
Berita terkait
Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik
1 jam lalu
Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.
Baca SelengkapnyaKelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta
1 jam lalu
Fakta Terbaru Sidang Syahrul Yasin Limpo (SYL), di antaranya pejabat Kementan diminta Rp 1 miliar
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Mangkir dalam Sidang Etik Hari Ini, Dewas KPK: Padahal Sudah Sepakat Kemarin
2 jam lalu
Menurut Dewas KPK, surat permintaan penundaan ini adalah yang ketiga kalinya diajukan Nurul Ghufron selama menjalani proses sidang etik.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah dan Sita Rumah Syahrul Yasin Limpo di Kota Makassar
2 jam lalu
Ali Fikri mengatakan tim penyidik telah melakukan penggeledahan sekaligus penyitaan satu unit rumah milik Syahrul Yasin Limpo di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaBegini Respons Rektor IPB soal Kabar Namanya Masuk Penjaringan Calon Pansel KPK
2 jam lalu
Nama Arief muncul di antara sebelas calon anggota Pansel KPK yang beredar.
Baca SelengkapnyaSyahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP
3 jam lalu
BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP
Baca SelengkapnyaEks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar
4 jam lalu
Kuasa hukum eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Luhut Simanjuntak, mengatakan kliennya akan memenuhi panggilan dari KPK itu untuk klarifikasi LHKPN.
Baca SelengkapnyaOgah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya
5 jam lalu
Syahrul Yasin Limpo enggan berkomentar soal hubungannya dengan CEO PT Mulia Knitting Factory sekaligus Wabendum NasDem Hanan Supangkat.
Baca SelengkapnyaMobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo
6 jam lalu
Dalam kesempatan yang berbeda, kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, Djalamudin Koedoeboen, mengatakan belum mengetahui soal mobil yang disita KPK itu.
Baca SelengkapnyaKPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma
8 jam lalu
KPK tengah menelusuri aliran uang dalam kasus dugaan korupsi di anak usaha PT Telkom, Telkomsigma.
Baca Selengkapnya