TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Abet Nego Tarigan mengatakan ada 7.000 kasus sengketa lahan antara perusahaan perkebunan atau pertambangan dengan warga setempat. “Itu jumlah yang terdaftar, yang sebenarnya lebih banyak,” katanya kepada Tempo, 29 Juli 2012.
Nego mengatakan, masalah agraria seperti ini sudah menjadi konflik nasional. Selama Januari-Juli 2012, sudah ada 23 korban yang meninggal terkena tembakan. Bahkan, dalam dua minggu terakhir, sudah ada empat kasus sengketa lahan, yakni di Ogan Ilir, Sumatera Selatan; Donggala, Sulawesi Tengah; Sumba, NTT; dan Tapanuli Selatan. "Padahal ini bulan puasa," katanya.
Konflik terakhir yang terjadi di Ogan Ilir, 27 Juli 2012 lalu, menewaskan Angga bin Darmawan. Bocah 12 tahun itu tertembak saat menyaksikan Brimob yang melakukan sweeping. Selain korban tewas, lima orang warga juga mengalami luka-luka.
Sebelumnya, pada 18 Juli 2012, terjadi sengketa tambang emas di Balaesang Tanjung, Donggala, Sulawesi Tengah, yang menewaskan Masdudin, 45 tahun. Empat orang lainnya dilaporkan terkena tembakan.
Menurut Direktur Eksekutif Imparsial Poenky Indarti, maraknya sengketa lahan ini disebabkan aparat kepolisian yang diterjunkan memakai paradigma lama. Mereka sewenang-wenang menggunakan senjata. Menurut Poenky, semestinya polisi dapat bertindak lebih arif, menyelesaikan sengketa warga dan perusahaan dengan jalan dialog.
SUNDARI
Berita terkait
Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar
6 Februari 2024
Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.
Baca SelengkapnyaMahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur
23 Januari 2024
Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat
Baca SelengkapnyaMahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat
21 Januari 2024
Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.
Baca SelengkapnyaMenteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga
8 Desember 2023
Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Baca SelengkapnyaKonflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa
7 Oktober 2023
Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.
Baca SelengkapnyaBentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan
5 September 2023
olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan
Baca SelengkapnyaSengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar
29 Agustus 2023
Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.
Baca SelengkapnyaSidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi
31 Juli 2023
Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.
Baca SelengkapnyaKronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan
27 Juni 2023
Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.
Baca SelengkapnyaWarga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah
27 Juni 2023
Sebuah rumah di kompleks perumahan Cluster Green Village, Kota Bekasi, terancam dibelah buntut sengketa tanah pengembang dengan pihak ketiga.
Baca Selengkapnya