TEMPO.CO, Yogyakarta- Undang-Undang Pendidikan tinggi disahkan oleh DPR pada Jumat, 13 Juli 2012 lalu. Undang-undang ini lahir akibat Mahkamah Konstitusi membatalkan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan, payung hukum buat tujuh kampus, di antaranya Universitas Gadjah Mada, untuk beroperasi sebagai kampus berstatus Badan Hukum Milik Negara.
Meskipun begitu, undang-undang baru ini tetap mengundang kontroversi. Bagaimana Universitas Gadjah Mada menyambut undang-undang baru ini. Bagaimana dengan kuliah mahal dan perjokian. Rektor UGM Pratikno menerima Sunudyantoro, Addi Mawahibun Idhom, dan fotografer Suryo Wibowo dari Tempo di ruang kerjanya untuk wawancara ihwal itu, Jumat pekan lalu. Wawancara bagian pertama, Banyak Akademisi Indonesia Dimanfaatkan Malaysia.
Berikut bagian kedua petikan wawancara:
Banyak kritik pendidikan tinggi di Indonesia termasuk UGM mahal. Mengapa harus mahal?
Kami mendefinisikan jati diri kami kami universitas kebangsaan dan kerakyatan. Kami konsen menjaga mahasiswa dalam lingkup nasional dan juga kerakyatan. Tapi kami terbebani dorongan kompetisi global. Karena itu, kami perlu dapat dukungan dana. Sebab, dua-duanya memerlukan biaya. Kami pikirkan. Makanya, kami minta jaminan pemerintah bagaimana merumuskan penutupan ongkos itu. Bagaimana kami dapat dukungan di luar bantuan pemerintah, yaitu dana abadi lewat berbagai macam kegiatan, termasuk riset based industries. Kami buat industri yang mengakar pada lab produk riset kami. Kami mengembangkan industri agar inovasi kami dinikmati masyarakat. Masak prototype mobil kancil bertahun-tahun enggak jadi. Kami mau mengawal itu sampai ke pasar. Itu ada nuansa untuk akumulasi tambahan pendanaan juga menghidupkan riset, tapi juga kontribusi kemandirian bangsa. Biar kebutuhan tak diselesaikan dengan impor.
Bagaimana UGM menutupi pendanaan itu agar kuliah tak mahal?
Itu tadi skemanya. Sumber dana lainnya, dana abadi juga bisa dari hibah, institusi perusahaan yang memberi hibah untuk perguruan tinggi bebas dari pajak. Riset based industries ini perlu dukungan pemerintah. Misalnya, pemerintah beralih ke bahan bakar gas. Tapi pemerintah harus mencegah impor itu agar kampus bisa menyiapkan untuk menutupi permintaan itu. Soal herbal misalnya. Yang mau kami cicil dengan biaya obat-obatan. Baru-baru ini ganggang di Ancol. Pak Budi Karya, alumni Fakultas Teknik UGM, membuat biodiesel dari ganggang di Ancol. Ganggang ditumbuhkan di Ancol dan dibuat biodesel untuk menggerakkan wahana. Repotnya, kalau atasnya terpangkas, akibatnya bebannya ke masyarakat.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh punya gagasan tahun depan menjadikan Ujian Akhir Nasional SMA untuk paspor masuk perguruan tinggi negeri. Bagaimana UGM menyambut itu, padahal selama ini kerap mendahului seleksi penerimaan mahasiswa secara nasional?
Seleksi Ujian Akhir Nasional ke depan harus bisa 60 persen untuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang dibiayai oleh pemerintah. Sisanya, 40 persen jalur mandiri. Mandiri penting karena banyak hal kepentingan nasional harus dijaga. Misalnya, belum tentu pemenang olimpiade bisa masuk PTN. Sebab, pemenang olimpiade belum tentu terbaik di semua pelajaran. Ini tidak bisa diakomodasi di sistem nasional ini. Terus soal kemampuan daerah. Kami berat memenuhi jatah daerah karena ikut SNMPTN dua tahun nasional. Kami dulu bisa karena kami bisa tetapkan passing grade dan kuota berbeda. Jadi, kami perlu dukungan itu. Untuk tahun penerimaan mahasiswa tahun depan, ada pembicaraan lebih detail.
UGM bisa menerima hasil Ujian Akhir Nasional buat paspor masuk bangku perguruan tinggi negeri?
Idealnya, siswa tidak perlu dites berkali-kali kalau tesnya bisa dipertanggungjawabkan. Tapi kami harus mengantisipasi risiko penggelembungan nilai dan pembikinan rapor baru. UAN bagus. Kalau UAN jadi tiket masuk PTN, implikasinya bagi proses pendidikan di SMA. Bisa-bisa konsentrasi utama pendidikan SMA ke sana. Banyak komplikasi yang harus dipikirkan. Lalu, implikasi soal bagaimana kami menjaga agar UAN itu terpercaya. Poin saya, alangkah idealnya siswa tak perlu diuji berkali-kali karena itu boros, tapi harus bisa dipertanggungjawabkan. Makanya ada upaya pendataan sejak kelas satu SMA.
Menteri Nuh sudah mengajak bicara UGM?
Ada majelis rektor yang membahas soal itu. Perbaikan sistemnya harus di Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan, bukan hanya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, tapi juga Direktorat Pendidikan Menengah.
UGM digemparkan oleh praktek joki ujian masuk. Mengapa ini terjadi?
Kami awalnya dengar desas-desus ada joki beroperasi di UGM. Misalnya ada staf kami yang sedang mendaftarkan anaknya di kampus lain di Yogyakarta, ditawari joki. Lalu lapor, lalu kami mau jebak. Kami berusaha menemui dia dengan niat untuk kami rekam, eh si joki tidak datang. Di rapat pimpinan UGM kami bicarakan juga. Desas-desusnya banyak, tapi tak pernah tertangkap. Lalu, kami tingkatkan kewaspadaan. Kami waspada pada ujian yang kompetisinya tinggi. Makanya, penggeledahan kami lakukan lebih serius. Ini inisiatif UGM untuk menggeledah lebih banyak seperti buka baju. Lalu kami menemukan telepon seluler modifikasi. Kami sita karena sampai ada yang menaruh di dalam celana dalam. Ternyata itu digunakan untuk joki. Ternyata ada suara, kalau Anda dengar suara saya Anda batuk satu kali. Kami jebak karena yang batuk itu pengawas. Kalau sudah selesai dengar Anda batuk kerjakan ini itu. Kayak begitu. Makanya kami geledah intensif dan ketemu begitu banyak yang jadi klien joki. Awalnya kami tak tahu alatnya untuk apa.
UGM melaporkan ini ke polisi?
Ya, setelah itu kami melaporkan ini ke polisi. Otomatis mereka gugur. Orang tuanya kami hubungi. Ada yang kaget karena anaknya mendadak berjilbab. Itu yang terjadi kemarin. Waktu itu saya di Kuala Lumpur dan saya telepon teman-teman. Saya apresiasi keberhasilan itu. Ini pembelajaran luar biasa karena ada pencanggihan kerja joki. Lalu, kami berpikir untuk minta polisi menuntaskan isu ini. Saya hubungi Kapolda DIY untuk serius dalam urusan ini. Jangan sampai hilang begitu saja. Kalau joki melibatkan orang UGM akan kami beri sanksi keras. Kami berusaha menuntaskan ini sambil terus komunikasi dengan polisi. Harus ada terapi kejut.
Bagaimana UGM mencegah joki ujian masuk?
TPF ini bertugas mengembangkan sistem pencegahannya dalam bentuk sistem manajemen ujian masuk, mulai SOP sampai bagaimana menghindari pertemuan peserta dan joki. Kami juga mengembangkan teknologi untuk menyiasati pengembangan teknologi. Sebagai institusi pengembang teknologi, semestinya kalau lomba dengan joki kami harus menang. Misalnya, pelumpuh sinyal atau diacak. Dengan diacak, tapi tidak mengganggu yang lain. Kami akan menggunakan CCTV dan metal detector. Kami sangat konsen dengan isu ini. Karena itu, kami mendahulukan evaluasi ini daripada penilaian seleksi. Ini untuk mengantisipasi kemungkinan ada bukti lain yang mempengaruhi bukti kelulusan. Ini pondasinya di perjokian. Kalau ujian ini bermasalah kenapa masih kami nilai, kalau perlu kami batalkan. Ini sinyal tegas yang saya tunjukkan ke teman-teman. Pondasinya kami selesaikan dulu. Mungkin pengumuman hasil ujian mundur dari akhir Juli ke awal Agustus. Saya sudah mengatakan ini harus diundur.
UGM berdiri di tanah sultan atau Sultan Ground. Bagaimana status tanah ini jika Undang-Undang Keistimewaan menyatakan Sultan adalah subyek hukum yang memungkinkan memiliki tanah UGM sebagai aset pribadi?
Kami komunikasi terus dengan Sultan. Kami komunikasikan tentang peralihan penggunaan. Saya kurang paham tentang regulasi tanah ini. Tapi justru kepastian pengaturan itu yang penting. Sebab, dalam UU Pendidikan Tinggi, bagian dari audit aset merupakan hal yang perlu. Hampir semua tanah UGM adalah Sultan Ground. Kami punya tim tanah untuk menghidentifikasi itu. Saya kira Sultan tidak akan mempermasalahkan tanah UGM.
UGM belakangan dikritik karena tak menjamin kebebasan akademik. Ini terbukti dalam kasus diskusi Irshad Manji dan diskusi tentang Pepera Papua. Bagaimana Anda menegakkan kebebasan akademik di UGM?
Bagi saya lebih baik pecah gelas, piring, dan jendela daripada pecah reputasi dan kepercayaan. Jadi UGM menjamin untuk memberi panggung pada siapa saja untuk berdiskusi ilmiah. Kami khawatir suara kami tak legitimate gara-gara masalah kayak begitu. Soal kebebasan akademik harus dijaga.
Pratikno
Lahir: Bojonegoro, 13 Februari 1962
Istri : Siti Faridah (3 April 1965)
Puteri ke-1 : Anisa Firdia Hanum (20 Oktober 1992)
Puteri ke-2 : Hilda Mutia Hanum (28 September 1995)
Puteri ke-3 : Gita Nadia Hanum (6 Mei 1997)
Pendidikan:
-1980-1985 Strata-1 Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UGM.
-1989-1991 M.Soc.Sc dari Department of Development Administration, DAG-ILGS (Development Administration Group - Institute of Local Government Studies), University of Birmingham, United Kingdom
-1992-1996 Ph.D dari Department of Asian Studies, Flinders University of South Australia
-2008 Profesor bidang Ilmu Politik UGM
Berita terpopuler lainnya:
Ahok Sambut Serangan @triomacan2000 dengan Tertawa
Miranda Tetap Gaya dengan Baju Tahanan
Sebelum Penembakan, Joker Colorado Ditolak 3 Cewek
Sebulan Lebih Penulis Skandal Lapindo Belum Ketemu
Kehilangan Pekerjaan Gara-gara Foto di Facebook
Soal Masa Jabatan? Ahok Tangkis @TrioMacan2000