Seorang penggembala melintas di area persawahan yang kering akibat musim kemarau di Lambaro Kabupaten Aceh Besar, Aceh, (6/8). ANTARA/Irwansyah Putra
TEMPO.CO, Serang-– Selama musim kemarau, seluas 18.458 hektare sawah di kabupaten dan kota di Provinsi Banten kekeringan sehingga petani terancam mengalami puso atau gagal panen. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, akibat musim kemarau setidaknya terdapat 18.458 hektar sawah di Banten dilanda kekeringan. "Dari jumlah tersebut ada 20 persen yang terancam puso," kata Agus, Rabu, 18 Juli 2012.
Menurutnya, untuk mengatasi kekeringan itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Pemprov Banten, akan menyiapkan pompa air keliling ke sawah-sawah yang mengalami kekeringan dan dekat dengan sumber air. "Paling tidak, apa yang kami lakukan dapat meminalisir kekeringan yang terjadi di beberapa kabupaten di Banten," katanya.
Wakil Gubernur Banten Rano Karno mengatakan, kekeringan akan selalu terjadi di sejumlah daerah di Provinsi Banten. Oleh karena itu, pembangunan Waduk Karian di Kabupaten Lebak dan Waduk Sindangheula di Kabupaten Serang perlu segera direalisasikan untuk mengatasi kekeringan. "Pembangunan Waduk Karian dan Sindangheula harus segera direalisasikan. Jika tidak, khawatir Banten akan krisis air," kata Rano.
Mantan Wakil Bupati Tangerang ini mengatakan, perlu langkah konkret untuk mengantisipasi kekeringan, salah satunya membangun waduk sebagai persediaan cadangan air bersih maupun pengairan. "Sebagai program strategis jangka panjang, pembangunan Waduk Karian dan Sindangheula harus segera terealiasi," tegas Rano.
Menurutnya, kedua waduk itu menjadi solusi paling tepat untuk menghindari Banten mengalami krisis air baku. "Memang sangat diharapkan ke dua waduk itu segera terealisai pembangunannya, untuk mencegah kekurangan air di Banten dan sekitarnya," kata Rano Karno.
Rano mengatakan, pembangunan Waduk Sindang heula sudah menelan dana sebesar Rp5 miliar yang bersumber dari APBD tahun 2010 yang dipergunakan untuk membebaskan lahan. "Saat ini perlu langkah kongkret, mengingat betapa sangat pentingnya fungsi dan manfaat keberadaan waduk tersebut," ucapnya.
