Komnas HAM Sesalkan Bentrok TNI dan Warga Malang  

Reporter

Editor

Sabtu, 7 Juli 2012 09:30 WIB

TEMPO.CO, Malang - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) M. Ridha Saleh menyesalkan terjadinya bentrokan antara aparat TNI Angkatan Darat dan warga di Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jumat sore kemarin, 6 Juli 2012.

Menurut dia, bentrokan itu bisa dicegah jika kedua pihak menahan diri. “Kami sangat menyesalkannya karena rekomendasi yang kami berikan atas pengaduan warga ternyata tidak berjalan. Kami segera bicarakan di tingkat internal sebelum ke Malang,” kata Ridha kepada Tempo, Jumat malam.

Pada 28 Juni lalu, Komnas HAM mengeluarkan surat bernomor 209a/K/Mediasi/VI/2012 yang ditandatangani Ridha Saleh untuk Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya. Dalam surat itu, Komnas HAM meminta penjelasan Pangdam V/Brawijaya mengenai status tanah sengketa menurut versi Kodam.

Keterangan itu untuk melengkapi dan sebagai pembanding klaim bahwa warga sudah lebih dahulu memberikan keterangan soal sengketa tanah itu. Selain itu, Komnas HAM meminta Kodam untuk mencegah terjadinya tindakan represif dan intimidatif terhadap warga Harjokuncaran. Jangan sampai TNI Angkatan Darat menghalangi hak warga untuk mendapat kesejahteraan.

“Kami memberi waktu 15 hari bagi Pangdam untuk memberi penjelasan menurut versi mereka biar jelas duduk perkaranya. Untuk kebaikan bagi semua pihak, kami minta kedua pihak menahan diri,” kata Ridha.

Sebanyak tiga peleton personel prajurit TNI Angkatan Darat bentrok dengan ratusan warga Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, sore hari kemarin. Sejumlah warga dan prajurit TNI mengalami luka-luka.

Bentrokan dipicu sengketa lahan yang diperebutkan kedua pihak. Warga beringas menyerang prajurit TNI yang datang ke lokasi untuk mencabut patok-patok dan segel yang dipasang warga sehari sebelumnya.

Pada Kamis lalu, ratusan warga menyegel tanah yang dikuasai Pusat Koperasi Angkatan Darat (Puskopad) Komando Daerah Militer V/Brawijaya, Jawa Timur. Warga menutup papan nama “Tanah Ini Milik Puskopad” dan “Perkebunan Tlogorejo-Puskopad Kodam V/Brawijaya” dengan dua spanduk besar bertuliskan “Tanah Ini Milik Rakyat” sambil menancapkan banyak patok di lokasi sengketa.

Warga memang sudah mempersiapkan diri untuk merebut kembali tanah yang mereka yakini merupakan milik mereka sejak lama. Warga membawa hampir semua peralatan untuk bertani, alat untuk memasang patok, dan alat pengukur untuk mengukur lahan seluas 666 hektare itu, kemudian dibuat kaveling-kaveling kecil, masing-masing seluas 1.000 meter persegi. Rencananya, di atas tanah yang sudah diukur akan dibangun rumah.

ABDI PURNOMO

Berita terkait

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

16 Januari 2024

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

pendaftaran online Akademi Militer atau Akmil akan dibuka pada 1 Februari 2024

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

5 September 2023

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan

Baca Selengkapnya

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

29 Agustus 2023

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

31 Juli 2023

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.

Baca Selengkapnya

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

27 Juni 2023

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.

Baca Selengkapnya