TEMPO.CO, Tangerang--Kepala Bea dan Cukai di Bandara Soekarno-Hatta, Oza Olavia, membenarkan penangkapan pegawainya, Wahono, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. "Betul ada pegawai kami yang ditangkap KPK yang telah bekerjasama dengan Kementrian Keuangan. Dia melakukan kegiatan tidak benar,"kata Oza ditemui di kantornya, Rabu tengah malam 20 Juni 2012.
Kantor Bea dan Cukai Soekarno-Hatta menyerahkan proses hukum Wawono, pejabat setingkat eselon lima diproses hukum oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia juga menyatakan terimakasih atas tertangkapnya W karena menurutnya di lembaganya sedang giat melakukan pemberantasan korupsi. "Ini bagian reformasi birokrasi semua yang terlibat silakan ditindak," kata Oza.
Oza pun siap dimintai keterangan KPK tentang anak buahnya itu jika dibutuhkan. Pihaknya juga sedang mendalami sejauh mana keterlibatan W tersebut. Namun demikian Oza mengatakan belum mengetahui W ditangkap dalam perkara mana.
Saat ditanya tentang dugaan pemerasan yang dilakukan W terkait tertahannya barang impor, Oza mengatakan pihaknya belum mengetahuinya. Menurutnya setiap hari banyak barang menyangkut kepabean yang masuk melalui kargo Bea Cukai Soekarno-Hatta.
Dia juga mengakui ada banyak barang yang tertahan karena menyangkut administrasi maupun ada yang tidak diurus. "Jadi terkait W proses penangkapannya kami tidak tahu, dan terkait kasus yang mana KPK-lah yang tahu," kata Oza.
Oza memastikan orang-orang yang terlibat akan didalami perannya.
KPK menangkap tujuh orang yang diduga melakukan transaksi pemerasan di Merak dan Bandara Soekarno-Hatta. Mereka adalah Kepala Sub Seksi Kargo Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta, Wawono, kemudian Edi, Aan, Roy, seorang warga negara Amerika bernama Andrew, serta seorang sopir dan petugas keamanan di Rest Area 13 Merak. .
Wawono, Edi dan Aan ditangkap di bagian kargo Bandara Soekarno-Hatta. KPK mengamankan uang senilai Rp 104 juta dari tangan Wawono dan Rp 6 juta dari tangan Edi. Sementara Andrew, Roy, supir dan seorang petugas keamanan diamankan KPK di Rest Area 13 Merak.
AYU CIPTA
Berita terkait
Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik
1 jam lalu
Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.
Baca SelengkapnyaKelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta
1 jam lalu
Fakta Terbaru Sidang Syahrul Yasin Limpo (SYL), di antaranya pejabat Kementan diminta Rp 1 miliar
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Mangkir dalam Sidang Etik Hari Ini, Dewas KPK: Padahal Sudah Sepakat Kemarin
2 jam lalu
Menurut Dewas KPK, surat permintaan penundaan ini adalah yang ketiga kalinya diajukan Nurul Ghufron selama menjalani proses sidang etik.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah dan Sita Rumah Syahrul Yasin Limpo di Kota Makassar
2 jam lalu
Ali Fikri mengatakan tim penyidik telah melakukan penggeledahan sekaligus penyitaan satu unit rumah milik Syahrul Yasin Limpo di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaBegini Respons Rektor IPB soal Kabar Namanya Masuk Penjaringan Calon Pansel KPK
2 jam lalu
Nama Arief muncul di antara sebelas calon anggota Pansel KPK yang beredar.
Baca SelengkapnyaSyahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP
3 jam lalu
BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP
Baca SelengkapnyaEks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar
4 jam lalu
Kuasa hukum eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Luhut Simanjuntak, mengatakan kliennya akan memenuhi panggilan dari KPK itu untuk klarifikasi LHKPN.
Baca SelengkapnyaOgah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya
5 jam lalu
Syahrul Yasin Limpo enggan berkomentar soal hubungannya dengan CEO PT Mulia Knitting Factory sekaligus Wabendum NasDem Hanan Supangkat.
Baca SelengkapnyaMobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo
6 jam lalu
Dalam kesempatan yang berbeda, kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, Djalamudin Koedoeboen, mengatakan belum mengetahui soal mobil yang disita KPK itu.
Baca SelengkapnyaKPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma
8 jam lalu
KPK tengah menelusuri aliran uang dalam kasus dugaan korupsi di anak usaha PT Telkom, Telkomsigma.
Baca Selengkapnya