TEMPO.CO, Jakarta- Direktur Eksekutif Indonesian Legal Resource Center (ILRC) Uli Parulian Sihombing menilai kondisi toleransi antar umat beragama di Indonesiatelah mencapai titik mengkhawatirkan. "Intoleransi beragama kian hari makin meningkat," ujarnya di Kantor Tempo Kebayoran Jakarta, Selasa 19 Juni 2012.
Peningkatan ini menurutnya diakibatkan semakin meluasnya penyebaran kebencian atas dasar agama di kalangan masyarakat. "Menempatkan kaum minoritas sebagai musuh," ujarnya. Ia pun merujuk kepada aksi-aksi yang terjadi pada Ahmadiyah, maupun kasus Syiah di Sampang. "Kelompok minoritas menjadi bulan-bulanan aksi tak tolerans, intimidasi, perusakan, dan kekerasan."
Dalam pemaparan, ia juga mengutip survei yang dilakukan Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LAKIP). Dalam survei tersebut dijelaskan bahwa situasi pendidikan dan keagamaan di Indonesia cenderung radikal dan tak toleran.
Salah satu contohnya, hasil survei tersebut menyebutkan bahwa menyangkut toleransi 62,7 persen responden guru pendidikan Agama Islam keberatan nonmuslim membangun tempat ibadah di lingkungan tempt tinggal mereka. Sedangkan siswa yang keberatan 40,7 persen. Selain itu, 57,2 persen guru dan 45,2 siswa tidak setuju jika nonmuslim menjadi kepala sekolah.
Survei dilakukan pada oktober 2010-Januari 2011, terhadap 59 sekolah swasta dan 41 sekolah negeri dengan melibatkan 590 dari total 2639 guru pendidikan agama Islam dan 993 siswa beragama Islam dari total 611.678 murid sekolah menengah di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi sebagai responden.
ANANDA PUTRI
Berita terkait
Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama
27 Juni 2019
Protes kekerasan atas nama agama digelar di India, setelah gerombolan Hindu melakukan aksi pengeroyokan terhadap seorang pria Muslim pekan lalu.
Baca SelengkapnyaSETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian
20 Februari 2018
Hendardi mengatakan bahwa tujuan dari pihak yang melakukan penyerangan itu, yakni menciptakan instabilitas.
Baca SelengkapnyaKasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran
26 September 2017
Djarot mengatakan tindakan Joker membubarkan kebaktian Pulogebang tidak mencerminkan Islam yang damai dan penuh rahmat.
Baca SelengkapnyaRusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi
26 September 2017
Setelah kasus kebaktian Pulogebang terjadi, Forum Komunikasi akan menunjuk perwakilan dari agama dan suku pada setiap blok selaku komunikator.
Baca SelengkapnyaPolisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang
26 September 2017
Sukatma pun menerangkan bahwa video rusuh kebaktian Pulogebang yang viral tersebut tidak lengkap .
Baca SelengkapnyaKasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...
26 September 2017
Tokoh masyarakat telah membuat kesepakatan agar insiden pembubaran kebaktian Pulogebang tidak terulang.
Baca SelengkapnyaKomnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut
25 September 2017
Arist?berpendapat, menjalankan ibadah, termasuk kebaktian?Pulogebang,?adalah hak fundamental yang dilindungi secara universal.
Baca SelengkapnyaPria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun
25 September 2017
Pria bernama Nasoem Sulaiman alias Joker terekam kamera tengah membubarkan kebaktian Pulogebang
Baca SelengkapnyaSisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang
25 September 2017
Nasoem alias Joker rajin beribadah dan menjadi tokoh masyarakat di rusun. Dia dibawa ke kantor polisi lantaran membuat rusuh kebaktian di Pulo Gebang.
Baca SelengkapnyaBegini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang
25 September 2017
Tak sampai 24 jam setelah mengganggu kebaktian di Rumah Susun Pulogebang, Joker dihajar empat orang pria bertubuh tinggi dan besar di rumahnya.
Baca Selengkapnya