Ketua Partai Karya Peduli Bangsa: Saya Antek Soeharto

Reporter

Editor

Minggu, 14 Maret 2004 15:53 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) mulai berterus terang sebagai partai yang direstui mantan presiden Soeharto. Bahkan, Ketua Umum PKPB, Jenderal (Purn.) R. Hartono, terang-terangan menyebut dirinya sebagai antek Soeharto. "Dengan keberanian yang luar biasa, saya ingin menegaskan bahwa saya adalah antek Soeharto," kata Jenderal (Purn) R Hartono di depan ratusan massa PKPB saat melakukan kampanye gedung Graha Vidi,Yogyakarta, Minggu (14/3) siang.KHartono datang ke Yogyakarta untuk menggelar kampanye putaran pertama. Ia datang didampingi isterinya, Ny. Utari, serta calon presiden yang dijagokan PKBP, Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) yang didampingi suaminya, Indra Rukmana. Massa PKPB datang ke lokasi kampanye dengan mengedari sepeda motor serta kendaraan bak terbuka.Saat berpidato di depan massa PKPB, Hartono mengaku bahwa cap sebagai antek Soeharto itu sudah diterimanya sejak lima tahun lalu. Menurut Hartono, kedekatannya dengan Soeharto itu kelihatannya tidak masuk akal mengingat dirinya kelahiran Madura, sementara Soeharto kelahiran Yogya.Hartono juga menegaskan bahwa jasa Soeharto terhadap bangsa Indonesia sangat besar. "Kalau kalian (massa PKPB, red) merasa sebagai orang Yogya dan bangga jadi orang Yogya, marilah jadi antek Soeharto," kata Hartono yang disambut teriakan riuh massa PKPB.Menurut Hartono, kata antek sering dikonotasikan negatif. "Nah, mengapa saya yang orang Madura ini berani membela Pak Harto sejak lima tahun lalu, karena saya menggunakan pendekatan Islami. Pak Harto itu agamanya Islam. Jadi kalau beliau didholimi, kita akan membelanya. Sejak dilengserkan, Pak Harto telah didholimi," ujarnya.Hartono menambahkan, Soeharto telah berbuat banyak untuk rakyat dan negeri ini. Soeharto, kata Hartono, telah banyak membantu mendirikan masjid dan membantu panti jompo. Meski begitu, katanya, masih saja rakyat yang tega meminta agar Pak Harto diseret ke pengadilan. "Sebagai prajurit beliau tentu siap. Namun dokter manyatakan bahwa beliau tidak layak diadili karena alasan kesehatan. Beliau adalah prajurit tauladan kami. Beliau telah berperan mulai dari merebut kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan dan telah mensejahterakan bangsa Indonesia," kata Hartono. "Buktinya, di zaman Pak Harto kita berhasil mengekspor beras. Namun sekarang kita justru mengimpor beras dari negara yang pernah kita bantu beras, yakni Vietnam. Kalau kemudian ditanya siapa yang salah, yang salah adalah kita semua karena membiarkan Pak Harto diturunkan," tegas Hartono.Pada bagian lain, Hartono juga menyatakan tidak bermaksud mengkultuskan Soeharto. Namun Hartono menegaskan bahwa berdirinya PKPB adalah atas petunjuk, arahan dan amanah Soeharto untuk membangkitkan kembali kejayaan Indonesia. Sementara, Mbak Tutut saat mendapat giliran bicara di depan massa PKPB membenarkan bahwa Soeharto menginginkan Indonesia berjaya kembali, rakyatnya makmur dan merasakan keadilan. Pak Harto, kata Mbak Tutut, menginginkan seluruh rakyat Indonesia bisa memiliki rumah, bisa menyekolahkan anak dan bisa beribadah dengan tenang."Saya meminta kepada seluruh kader partai untuk menjunjung tinggi rasa hormat dan simpati kepada orang lain dan bisa memberi kenyamanan dan keamanan kepada masyarakat. Kader PKPB jangan sampai melakukan perusakan, jangan mengadu-domba dan jangan mau diadu domba. Kita harus bersatu dan menjadi partai yang santun," tegas Mbak Tutut.Kampanye tertutup PKPB di gedung Graha Vidi Yogyakarta ini diisi dengan istighosah untuk kepemimpinan nasional dan keselamatan bangsa yang dipimpin oleh KH Musta'im. Kampanye tertutup ini berlangsung sekitar satu jam. Hartono dan rombongan kemudian meluncur ke kediaman Noto Suwito, Kades Argomulyo, Kemusuk, Sedayu, Bantul untuk istirahat makan siang. Noto Suwito adalah adik Soeharto. Di kediaman Noto Suwito ini tampak juga Probosutedjo.Usai istirahat makan siang, Hartono dan Tutut meluncur ke lapangan Desa Argomulyo untuk melakukan kampanye terbuka. Masa yang hadir disuguhi pertunjukan musik dari Didi Kempot dan Yati Pesek. Di depan ribuan massa PKPB yang memadati lapangan Desa Argomulyo, Hartono dan Mbak Tutut sempat memperagakan pencoblosan tanda gambar PKPB. Setelah itu, Hartono dan Mbak Tutut meluncur ke Boyolali, Jateng untuk menggelar kampanye yang sama.Heru C.N. - Tempo News Room

Berita terkait

Deklarasi Damai Pilkada Jabar Hanya Dihadiri 3 Kontestan, Bawaslu Dinilai Belum Optimal

25 hari lalu

Deklarasi Damai Pilkada Jabar Hanya Dihadiri 3 Kontestan, Bawaslu Dinilai Belum Optimal

Sejumlah kontestan tidak hadir saat acara deklarasi damai Pilkada Jawa Barat, Bawaslu disorot

Baca Selengkapnya

Politikus PDIP Bicara Praktik Beli Suara untuk Jadi Anggota Dewan

36 hari lalu

Politikus PDIP Bicara Praktik Beli Suara untuk Jadi Anggota Dewan

"Memilih anggota DPR hari ini, semuanya vote buying, membeli suara, bayar masyarakat," kata Mercy.

Baca Selengkapnya

Profil Claudia Sheinbaum, Presiden Perempuan Pertama Meksiko

56 hari lalu

Profil Claudia Sheinbaum, Presiden Perempuan Pertama Meksiko

Claudia Sheinbaum adalah presiden perempuan dengan latar belakang akademisi. Ia aktif suarakan isu lingkungan dan populer di kalangan rakyat miskin.

Baca Selengkapnya

Golkar Jadi Partai yang Paling Banyak Melayangkan Gugatan Pemilu ke MK saat ini

6 Agustus 2024

Golkar Jadi Partai yang Paling Banyak Melayangkan Gugatan Pemilu ke MK saat ini

3 Gugatan Pemilu Partai Golkar Terbaru Beserta alasannya

Baca Selengkapnya

Terkini: 10 Tahun Pemerintahan Jokowi Warisan Utang Menggunung, Indef Sebut Kebijakan Ekonomi Trump Bakal Lebih Protektif jika Menang

29 Juli 2024

Terkini: 10 Tahun Pemerintahan Jokowi Warisan Utang Menggunung, Indef Sebut Kebijakan Ekonomi Trump Bakal Lebih Protektif jika Menang

Edisi Khusus 10 Tahun Pemerintahan Jokowi: Warisan Utang Menggunung, Tak Sebanding dengan Pertumbuhan

Baca Selengkapnya

25 Tahun Silam, 7 Juni 1999 Kali Pertama Pemilu Digelar di Era Reformasi Diikuti 48 Partai Politik

7 Juni 2024

25 Tahun Silam, 7 Juni 1999 Kali Pertama Pemilu Digelar di Era Reformasi Diikuti 48 Partai Politik

Pada 7 Juni 1999 atau 25 tahun silam, untuk pertama kalinya pemilihan umum atau pemilu digelar di era reformasi, diikuti 48 partai politik.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

5 Mei 2024

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

21 Maret 2024

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

1 Maret 2024

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

1 Maret 2024

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya