Seorang tim penyelamat mengevakuasi jenazah seorang pramugari dari pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, dekat Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/5). REUTERS/Jefri Tarigan
TEMPO.CO, Jakarta - Potongan tubuh korban Sukhoi Superjet 100 yang berhasil dikumpulkan tim evakuasi mencapai jumlah ratusan, namun hingga kini belum berhasil diidentifikasi. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri baru berhasil mengidentifikasi seorang korban dari susunan giginya. Polisi pun belum mengumumkan siapa korban dimaksud.
Tim DVI dan Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (INAFIS) hari ini, Rabu, 16 Mei 2012, berhasil menghimpun 34 data sidik jari. Data tersebut akan dibandingkan dengan data sidik jari korban yang dikumpulkan keluarga. Sayangnya, dari 37 penumpang dan 8 awak pesawat Sukhoi Superjet 100, baru ada 20 data sidik jari yang diperoleh.
Pihak Kepolisian mengakui adanya kemungkinan penambahan jumlah korban kecelakaan Sukhoi Superjet 100 minggu lalu. "Hal seperti itu masih mungkin terjadi," ucap Direktur Eksekutif Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri Komisaris Besar Anton Castilani, Rabu 16 Mei 2012.
Dalam manifes penumpang yang disusun oleh PT Trimarga Rekatama selaku agen Sukhoi di Indonesia, terdata 45 penumpang yang ikut dalam joy flight Rabu, 9 Mei 2012 itu. "Manifes yang asli dibawa oleh salah satu pegawai PT Trimarga yang ikut dalam penerbangan," ucap Konsultan Bisnis Trimarga Sunaryo beberapa waktu lalu. Manifes yang disusun dan dipublikasikan oleh Trimarga hingga kini merupakan data dari buku tamu acara demo flight nahas tersebut.
Anton membenarkan saat ditanya apakah ada kemungkinan munculnya jenazah yang tidak teridentifikasi. "Ya, kemungkinan itu masih terbuka," ia menegaskan.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang melakukan demo flight pada Rabu, 9 Mei 2012 sempat hilang kontak pada pukul 14.33 WIB. Pesawat yang mengangkut 37 penumpang dan 8 awak ini hilang kontak setelah meminta turun pada ketinggian 6.000 kaki kepada Air Traffic Center Bandara Soekarno Hatta. Pada Kamis, 10 Mei 2012 puing-puing pesawat ditemukan berceceran di sebuah tebing di Gunung Salak, Bogor.
Pesawat Korean Air dan Cathay Pacific Bertabrakan Sayap di Bandara Jepang
17 Januari 2024
Pesawat Korean Air dan Cathay Pacific Bertabrakan Sayap di Bandara Jepang
Pesawat Korean Air menabrak pesawat Cathay Pacific yang kosong saat sedang meluncur di bandara Jepang yang dilanda salju. Sayap pesawat Korean Air rusak.
