Warga Tolak Perluasan Taman Nasional Halimun

Reporter

Editor

Kamis, 4 Maret 2004 14:35 WIB

TEMPO Interaktif, Lebak: Ribuan penduduk yang tinggal dan menggarap lahan di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun menolak rencana pemerintah pusat untuk memperluas kawasan taman nasiona itu. Pasalnya, akibat perluasan itu, kini banyak warga yang terlantar dan tak memiliki lahan garapan lagi. Warga mengadukan soal ini ke DPRD Kabupaten Lebak, Kamis (4/3).Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Halimun Jawa Barat dan Banten, Jajang Kurniawan mengatakan, saat iniribuan warga yang bermukim dan menggarap lahan di sekitar gunung. Mereka terusik sikap polisi hutan yang sering memburu warga bila kedapatan menggarap lahan tersebut. "Kendati tetap dipaksakan untuk menggarap lahan, kami terpaksa harus berhadapan dengan aparat polisi hutan, dan tidak sering kami diperlakukan tidak baik seperti diusir," kata Jajang, kepada anggota DPRD Lebak. Padahal, kata dia, setiap kali penduduk melakukan panen mereka juga harus menyetor upeti 20 persen dari nilai panen kepada petugas Taman Nasional. Awal timbulnya keresahan warga ini, setelah Menteri Kehutanan mengeluarkan surat keputusan nomor 175/kpts8211/11/2003 tertanggal 10 Juni tahun 2003 tetang Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun dan Salak. Dengan munculnya serat keputusan itu, kawasan Taman Nasional yang semula hanya seluas 40 ribu hektare kini melebar hingga mencapai mencapai 113.357 hektare. "Akibatanya lahan garapan dan pemukiman penduduk yang ada disekitar kawasan tersebut ikut masuk, dalam kawasan taman nasional," katanya. Jajang mengatakan, setelah kawasan taman nasional itu melebar hingga 113.357 hektare, 36 kampung dan 15 desadi empat kecamatan di Kabupaten Lebakikut masuk dalam kawasan taman nasional. "Tidak hanya itu, puluhan desa lainnya yang masuk wilayah Kabupaten Bogor dan Sukabumi Jawa Barat juga ikut masuk dalam kawasan taman nasional," kata Jajang.Permsalahan muncul ketika warga setempat tetap ingin mempertahankan tanah garapan dan rumah yang dimilikisecara secara turun temurun. Petugas taman nasional, kata Jajang, terkadang memaksa penduduk meninggalkanlokasi yang telah didiami bertahun-tahun. "Akibatnya kami terpksa main 'kucing-kucingan' dengan petugasbila mau menggarap lahan," katanya lagi. Ia menyesalkan sikap pemerintah pusat karena surat keputusan perluasan kawasan taman nasional itu diterbitkan tanpa memperhatikan kepentingan warga yang ada disekitar Taman Nasional Gunung Halimun. Untuk itu, "Untuk itu, kami meminta kepada pemerintah untuk untuk mengembalikan lahan yang semula menjadi tempat pemukiman dan garapan kami," katanya.Menanggapi hal ini, Sarnuji Pantamerta, anggota DPRD Kabupaten Lebak mengatakan, bila kebijakan untuk melakukan perlusan lahan taman nasional itu dianggap mendesak, seharusnya Menteri Kehutanan terlebuh dulu melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang bakal kena dampak dari adanya rencana perluasan itu."Pemerintah mestinya bisa berlaku bijak, terutama kepekaan dengan timbulnya dampak dari kebijakan itu.Apalagi kebijakan perlusan taman nasional itu berdampak hilangnya lahan garapan dan pemukiman warga tersebut yang diperoleh secara turun temurun," katanya. Faidil Akbar - Tempo News Room

Berita terkait

Pesona Alam Tiada Tanding, 5 Taman Nasional Terbaik di Dunia yang Wajib Dikunjungi

3 hari lalu

Pesona Alam Tiada Tanding, 5 Taman Nasional Terbaik di Dunia yang Wajib Dikunjungi

Lima taman nasional terbaik dunia ini menawarkan keindahan alam, satwa liar, dan petualangan tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

4 Orang Meninggal, Ini Kronologi Mobil Fortuner Jatuh ke Jurang di Taman Nasional Bromo

3 hari lalu

4 Orang Meninggal, Ini Kronologi Mobil Fortuner Jatuh ke Jurang di Taman Nasional Bromo

Polres Malang mengungkap kronologi mobil Fortuner berpenumpang 9 orang jatuh ke jurang di kawasan Taman Nasional Bromo.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata Guinea di Barat Afrika

9 hari lalu

5 Destinasi Wisata Guinea di Barat Afrika

Mungkin masih sedikit yang mengenal Guinea di bagian barat Afrika, dengan kota terbesarnya adalah Conakry. Ini 5 destinasi wisata unggulannya.

Baca Selengkapnya

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

11 hari lalu

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

Cuc Phuong di Veitnam merupakan taman nasional tertua dan terbesar di Vietnam, banyak hal yang ditawarkan kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

17 hari lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Turis Pose Telanjang di Big Daddy Dune, Pemerintah Namibia Marah

17 hari lalu

Turis Pose Telanjang di Big Daddy Dune, Pemerintah Namibia Marah

Big Daddy Dune menjadi simbol keindahan alam Namibia dan menjadi tujuan populer bagi para wisatawan yang mencari petualangan.

Baca Selengkapnya

Timnas Tajikistan Lolos 8 Besar Piala Asia U-23 2024, Berikut 8 Rekomendasi Destinasi wisata di Negara Asia Tengah Itu

23 hari lalu

Timnas Tajikistan Lolos 8 Besar Piala Asia U-23 2024, Berikut 8 Rekomendasi Destinasi wisata di Negara Asia Tengah Itu

Timnas Tajikistan berhasil lolos 8 besar Piala Asia U-23 2024. Di manakah letak negara ini, destinasi wisata apa saja yang ditawarkannya?

Baca Selengkapnya

Aktivis Kuatkan Alasan Petambak Jadi Tersangka Perusak Lingkungan di Karimunjawa

58 hari lalu

Aktivis Kuatkan Alasan Petambak Jadi Tersangka Perusak Lingkungan di Karimunjawa

Persidangan kasus kriminalisasi warga Karimunjawa ungkap bukti-bukti pencemaran lingkungan akibat aktivitas tambak udang.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

59 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

18 Maret 2024

5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

Kasus gajah yang mati akibat diracun telah lama terjadi di Indonesia. Beberapa terjadi karena ingin mengambil gadingnya

Baca Selengkapnya