TEMPO Interaktif, Denpasar: Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid batal memberi materi pada acara temu kader PKS di Denpasar, Rabu (25/2). Alasannya, ia ingin memenuhi undangan Duta Besar AS Ralph Boyce yang ingin meminta maaf atas kesalahan pencantuman yayasannya sebagai bagian dari jaringan Al-Qaidah.Nur Wahid sebenarnya sempat berada di Bandara Ngurah Rai Denpasar sekitar pukul 13.30 Wita. Namun ia hanya transit belaka dalam perjalanan dari Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju Jakarta. "Pak Hidayat mestinya mampir dulu ke Bali kemudian ke NTB baru ke Jakarta," kata Ketua PKS Bali Dwi Triono. Pagi tadi, kata Triono, tiba-tiba Kedubes AS mengundang Nurwahid untuk bertemu Rabu siang.Dalam percakapan via telpon dengan Triono, Nurwahid menjelaskan, pihak AS melalui Kedubesnya akan menyampaikan permintaan maafnya. "Mereka bahkan bersedia menerima pernyataan apa saja dari Ketua PKS dan menandatanganinya sebagai bentuk klarifikasi atas kesalahan pencantuman itu," kata Triono. Karena sikap pihak AS itu, maka setelah melalui pembicaraan dengan pengurus DPP, Nuwahid bersedia untuk melakukan pertemuan.Yayasan Al Haramain, yang dipimpin Nurwahid, dicantumkan dalam suatu daftar yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dengan sponsor utama Arab Saudi dan Amerika Serikat, sebagai salah-satu organisasi yang diduga terlibat dalam kegiatan terorisme internasional. Organisasi ini diduga pula memiliki kaitan dengan jaringan Al-Qaidah pimpinan Usamah bin Ladin. Atas pencantuman itu, sebenarnya Nurwahid sedang berencana untuk mengajukan protes kepada PBB. Rofiqi Hasan - Tempo News Room
KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?
2 Maret 2024
KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?
Wacana Menteri Agama yang akan merubah KUA sebagai tempat nikah bagi semua agama menuai beberapa pendapat yang mendukung dan menolaknya dari berbagai tokoh.