Menlu: Pasukan Penjaga Perdamaian untuk Mengurangi Intervensi

Reporter

Editor

Selasa, 24 Februari 2004 12:56 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Luar Negeri Noer Hassan Wirajuda menegaskan rencana ASEAN membentuk pasukan penjaga perdamaian bertujuan untuk mengurangi intervensi pihak ketiga dalam hal penciptaan perdamaian termasuk penyelesaian konflik. "Karena itu melalui rencana aksi Masyarakat Keamanan ASEAN (SFC) kita siapkan berbagai perangkat yang memungkinkan tanggung jawab keamanan di regional ada pada kita sendiri termasuk tanggung jawab menyelesaikan konflik," tegas Hassan Wirajuda seusai acara pembukaan Konferensi PPB-ASEAN IV yang berlangsung di Hotel Hilton, Selasa (24/2) pagi. Pasukan penjaga perdamaian ASEAN ini merupakan gagasan dari Indonesia. Pembentukan pasukan ini merupakan bagian dari rencana aksi ASC yang dipersiapkan pihak Indonesia. Rencananya pembentukan pasukan ini akan menjadi agenda dalam pertemuan tingkat menteri ASEAN di Jakarta, Juni, dan KTT ASEAN di Laos, November mendatang. Hassan Wirajuda menilai selama ini intervensi pihak ketiga di kawasan Asia Tenggara disebabkan negara-negara ASEAN tidak siap untuk menciptakan perdamaian dan keamanan serta untuk mengatasi konflik di daerahnya. Oleh karena itu dia merasa yakin pembentukan pasukan ini akan terealisasi. Menurut Menlu, pada saatnya nanti akan ada keperluan untuk membangun suatu pasukan yang selalu siap siaga bagi kepentingan wilayah Asia Tenggara. "Keperluan riilnya ada," kata dia. Ia menambahkan, selama ini penyelesaian konflik di wilayah Asia Tenggara dilakukan secara bilateral dan hal ini bisa menimbulkan sensitivitas dari negara-negara yang tidak dimintai bantuan.Wirajuda mencontohkan, pada saat terjadi konflik di Filipina Selatan, Indonesia diminta untuk membantu. Demikian pula halnya permintaan Indonesia terhadap Filipina untuk membantu pelaksanaan gencatan senjata di Aceh. "Kalau ada kesepakatan di ASEAN akan mempermudah dan mengurangi sensitivitas antarnegara," katanya.Secara prinsipil, lanjut dia, keterlibatan pasukan ini dalam satu konflik di negara ASEAN tertentu tetap memerlukan izin dari negara yang bersangkutan. Ditegaskannya pula, pasukan ini kemungkinan akan berguna untuk penyelesaian konflik luar kawasan. Perserikatan Bangsa-Bangsa sendiri mendukung rencana ASEAN tersebut. "Saya pikir segala bentuk kolaborasi regional sangat penting," tegas Julia Taft, Asisten Administrasi dan Direktur Biro Pencegahan serta Pemulihan Krisis UNDP. Dia mengaku belum melihat secara detil proposal yang diajukan oleh pemerintah Indonesia tersebut. Taft mengungkapkan nantinya pembentukan pasukan ini akan melengkapi pasukan penjaga perdamaian yang sudah dimiliki PBB. Namun dia membantah adanya keinginan ASEAN tersebut sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap PBB dalam menjaga perdamaian dunia. Dia menegaskan, PBB mendapat dukungan diplomatik dari semua anggota ASEAN untuk melanjutkan tugas menjaga perdamaian di seluruh dunia. "Saya kira itu konsesus yang bagus di antara negara-negara ASEAN," tandas dia. Faisal Assegaf - Tempo News Room

Berita terkait

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

12 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Akademisi Indonesia Turut Serta dalam BRICS Postgraduate Forum 2023

27 Agustus 2023

Akademisi Indonesia Turut Serta dalam BRICS Postgraduate Forum 2023

Bukan hanya KTT BRICS, empat akademisi Indonesia juga berpartisipasi dalam BRICS Postgraduate Forum untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Akan Dihadiri Jokowi, Ini Sejarah BRICS, Anggota, dan Tujuannya

8 Agustus 2023

Akan Dihadiri Jokowi, Ini Sejarah BRICS, Anggota, dan Tujuannya

Sejarah BRICS berawal dari pertemuan Brasil, Rusia, India, dan Cina di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-61 pada 23 September 2006.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Terima Aduan Jalan Jakarta Rusak Menjelang KTT ASEAN 2023

8 Mei 2023

Heru Budi Terima Aduan Jalan Jakarta Rusak Menjelang KTT ASEAN 2023

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menerima sejumlah aduan soal jalan rusak menjelang perhelatan KTT ASEAN 2023.

Baca Selengkapnya

Hadiri KTT Nordik, Volodymyr Zelensky Lakukan Kunjungan Mendadak ke Finlandia

3 Mei 2023

Hadiri KTT Nordik, Volodymyr Zelensky Lakukan Kunjungan Mendadak ke Finlandia

Volodymyr Zelensky akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Finlandia dan mengadakan pertemuan bilateral dengan perdana menteri dari Nordik

Baca Selengkapnya

Indonesia Bersama Empat Negara Jadi Tuan Rumah KTT Global COVID-19

20 April 2022

Indonesia Bersama Empat Negara Jadi Tuan Rumah KTT Global COVID-19

Indonesia, Amerika Serikat, Jerman, Senegal dan Belize mengumumkan akan menjadi tuan rumah bersama konferensi tingkat tinggi (KTT) Global COVID-19

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti 2 Hal ini di KTT Menteri Luar Negeri ASEAN

17 Februari 2022

Retno Marsudi Soroti 2 Hal ini di KTT Menteri Luar Negeri ASEAN

Retno Marsudi menyampaikan dua poin yang disampaikan dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN, salah satunya arsitektur kesehatan di kawasan

Baca Selengkapnya

Mohammed bin Salman Lawatan ke Negara Teluk

6 Desember 2021

Mohammed bin Salman Lawatan ke Negara Teluk

Putra Mahkota Mohammed bin Salman memulai lawatan ke negara-negara teluk menjelang diselenggarakannya KTT negara teluk di Riyadh.

Baca Selengkapnya

Jokowi Berharap Rivalitas Kekuatan Besar di Asia Timur Diakhiri

27 Oktober 2021

Jokowi Berharap Rivalitas Kekuatan Besar di Asia Timur Diakhiri

Jokowi berharap rivalitas kekuatan-kekuatan besar di kawasan Asia Timur dapat diakhiri sehingga dapat menciptakan stabilitas keamanan.

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Jadi Tuan Rumah KTT Jaminan Sosial Sedunia

21 Februari 2020

BPJS Kesehatan Jadi Tuan Rumah KTT Jaminan Sosial Sedunia

BPJS Kesehatan ditunjuk sebagai tuan rumah KTT bagi CEO dan senior manager program jaminan sosial sedunia.

Baca Selengkapnya