TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla menyatakan hingga kini Partai Golkar belum menetapkan calon presiden yang akan dijagokan untuk pemilihan presiden pada 2014. Menurut wakil presiden periode 2004-2009 ini, Golkar belum pasti mengusung Aburizal Bakrie sebagai kandidat presiden.
"Saya lihat itu wacana saja. Wacana bisa berubah sewaktu-waktu, termasuk pencalonannya," kata Jusuf Kalla di gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, kemarin.
Menurut dia, ada faktor survei internal yang harus diperhitungkan terlebih dulu oleh Ical, panggilan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie. Dalam sebuah survei, Kalla memang sempat diunggulkan keterpilihannya sebagai calon presiden dibanding Aburizal.
Kalla tetap siap jika dicalonkan. Tampilnya Aburizal yang mungkin sebagai calon tunggal Golkar, kata dia, bukan merupakan penghalang. Itu juga bukan jadi penghalang langkahnya untuk maju. "Apa yang dihadang, coba? Enggak ada itu hadang-menghadang," ujarnya. Kalla mempersilakan Golkar mempercepat rapat pimpinan nasional untuk menjaring calon presiden.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham membantah tudingan partai sengaja memajukan jadwal rapat pimpinan nasional partai untuk menghadang calon selain Aburizal. Percepatan waktu rapat dari semula Oktober menjadi Juni mendatang, menurut dia, merupakan kehendak mayoritas pengurus Golkar tingkat provinsi.
Dewan Pimpinan Pusat, kata dia, sudah menerima 27 permintaan dari pengurus tingkat provinsi untuk mempercepat rapat. Tujuannya adalah memberi waktu lebih lama kepada calon presiden dari Golkar untuk mensosialisasi diri dan menjalankan program.
Pengalaman Pemilu 2004 dan 2009, menurut Idrus, memberi pelajaran kepada Golkar untuk lebih memperpanjang waktu sosialisasi. “Bukan untuk menghadang peluang siapa pun,” katanya.
