Pengamat UGM: PKS Ingin Curi Simpati Publik  

Reporter

Editor

Minggu, 8 April 2012 07:38 WIB

Dari kiri; Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta, Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin, Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, dan Bendahara Umum PKS Mahfud Abdurahman usai pelantikan pengurus baru dan penutupan Munas PKS di Jakarta, Minggu (20/6)[ANTARA/Rosa Panggabean]

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, mengatakan bahwa manuver Partai Keadilan Sejahtera menunggu keputusan SBY menentukan nasibnya di Sekretariat Gabungan dan kabinet pasti memperhitungkan faktor simpati publik. “Untuk menarik simpati publik, saya kira itu masuk perhitungan juga,” kata Ari saat dihubungi pada 7 April 2012 malam.

Posisi PKS di Setgab goyah pasca-Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menentukan kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Sebab sikap yang diambil partai anggota koalisi itu berseberangan dengan kebijakan pemerintah yang hendak menaikkan BBM. PKS menolak kenaikan BBM.

Partai anggota Setgab kemudian bersepakat mengeluarkan PKS dari koalisi. PKS sendiri belum bersikap menanggapi kesepakatan partai-partai koalisi lain.

Ketua Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan semua anggota Setgab menginginkan PKS keluar dari koalisi. Ia mengatakan rekam jejak partai PKS sebagai partai koalisi yang sering berseberangan dengan pemerintah berimbas buruk bagi partainya sendiri. Popularitas partai berwarna hitam itu berpotensi anjlok. “Kalau begini terus, makin anjlok dia,” katanya.

Ari mengatakan kecil kemungkinan PKS akan bersikap tegas mengundurkan diri dari Setgab. Pilihan yang paling baik diambil oleh PKS, menurut Ari, adalah menyerahkan keputusan kepada SBY selaku ketua koalisi. Itu juga sikap yang diambil oleh PKS saat ini.

Ari mengatakan sikap yang diambil PKS sesuai prosedur kontrak Setgab. Jika disetujui Setgab, sebuah partai koalisi bisa diminta mundur oleh koalisi lain. Jika menolak mundur, sebagai pilihan kedua, Setgab bisa menyatakan diri bubar. Pilihan terakhir, kata Ari, adalah menyerahkan masalah koalisi ke Presiden. “Langkah PKS sesuai prosedur,” katanya.

Ari menilai masalah PKS dan koalisi bisa muncul akibat kurangnya intensitas komunikasi politik di dalam Setgab. “Dalam hal BBM, tidak ada kesepakatan Setgab,” katanya. Karena komunikasi yang kurang, batas antara tindakan melanggar dan tidak melanggar menjadi kabur. “Bagi partai lain melanggar, tapi bagi PKS mungkin masih bisa diterima."

ANANDA BADUDU

Berita terkait

Didesak Bubarkan Koalisi, Kubu Jokowi: Demokrat Terbayang Setgab

11 Juni 2019

Didesak Bubarkan Koalisi, Kubu Jokowi: Demokrat Terbayang Setgab

Setgab tak berjalan harmonis. Koalisi pecah. PKS paling sering berbeda pendapat dengan kebijakan SBY. Setgab akhirnya vakum .

Baca Selengkapnya

SBY Minta Partai Setgab Tak Segera Bentuk Koalisi

17 April 2014

SBY Minta Partai Setgab Tak Segera Bentuk Koalisi

Soal arah koalisi ini, Demokrat tengah mempersiapkan kekuatan baru.

Baca Selengkapnya

Mungkinkah Demokrat Akan Oposisi? Ini Kata SBY  

11 Maret 2014

Mungkinkah Demokrat Akan Oposisi? Ini Kata SBY  

SBY mengaku punya amunisi dan pengalaman memimpin era politik yang gaduh.

Baca Selengkapnya

PAN: SBY Kehilangan Wibawa di Koalisi

16 Januari 2014

PAN: SBY Kehilangan Wibawa di Koalisi

Karena tidak jelasnya penghargaan dan sanksi untuk anggota koalisi.

Baca Selengkapnya

PPP: Enggak Usah Dibubarkan Setgab Bubar Sendiri

27 September 2013

PPP: Enggak Usah Dibubarkan Setgab Bubar Sendiri

Masing-masing partai politik telah mempunyai agenda prioritas masing-masing.

Baca Selengkapnya

Golkar Relakan Kantor Setgab Jadi Markas Pramono

26 September 2013

Golkar Relakan Kantor Setgab Jadi Markas Pramono

Setgab jarang rapat di tempat itu.

Baca Selengkapnya

PKB: Setgab Sudah Lama Vakum

25 September 2013

PKB: Setgab Sudah Lama Vakum

Kantor Setgab jadi markas tim Pramono Edhie.

Baca Selengkapnya

PKB Pasrah Kantor Setgab Jadi Markas Pramono Edhie  

25 September 2013

PKB Pasrah Kantor Setgab Jadi Markas Pramono Edhie  

Marwan Jafar mengatakan penggunaan kantor sepenuhnya hak si pemilik, yakni Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz.

Baca Selengkapnya

PAN Usulkan Kantor Sekretariat Gabungan Digilir  

25 September 2013

PAN Usulkan Kantor Sekretariat Gabungan Digilir  

Keberhasilan pemerintahan yang disokong partai koalisi tidak ditentukan oleh ada-tidaknya kantor Sekretariat.

Baca Selengkapnya

Nasib PKS di Koalisi Belum Dibahas

25 Juni 2013

Nasib PKS di Koalisi Belum Dibahas

Anggota koalisi menyerahkan sepenuhnya nasib tiga menteri PKS kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca Selengkapnya