TEMPO.CO, Makassar-Polisi membantah ada yang meninggal dalam bentrokan antara mahasiswa Universitas Muhamadiyah Makassar dengan polisi, Jumat, 30 Maret 2012, dini hari. Hal itu dikatakan Kepala Satuan Intel Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, Ajun Komisaris Besar Andi Parenrengi dan dibenarkan petugas di Rumah Sakit Bhayangkara, Munawir.
Pasukan polisi dan mahasiswa bentrok setelah ratusan mahasiswa mencoba menyerang kantor Kepolisian Sektor Kota Rappocini di Jalan Alaludin, Makassar, tak jauh dari kampus Unismuh itu, Kamis malam.
Untuk meredam aksi mahasiswa, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo bersama Panglima Kodam VII, Mayjen TNI Muh Nizam, Wakil Kepala Polda Sulsel Brigjen Syahrul Mamma, serta dan Kapolrestabes Makassar Komisaris Besar Erwin Triwanto datang untuk benegoisasi. Namun ditolak, karena mereka menyatakan ada mahasiswa yang meninggal.
Merebaknya isu ada mahasiswa meninggal, membuat ratusan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Alauddin dan Universitas Neger Makassar mencoba bergabung dengan mahasiswa Unismuh, namun masih bisa ditahan aparat kepolisian.
Syahrul mengatakan keberadaanya untuk bisa meredam emosi dan menahan eskalasi massa yang terus bertambah. Sekitar pukul 03.30, ketegangan mereda dan pasukan polisi ditarik dari sekitar kampus.
TRI YARI KURNIAWAN