Penyandang Sindroma Down Kurang Diperhatikan  

Reporter

Editor

Minggu, 25 Maret 2012 18:29 WIB

Sejumlah pendamping mengajari sejumlah anak down syndrome bermain saat peringatan Hari Down Syndrome Sedunia di halaman Balai Kota Surabaya, Minggu (03/25). TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta-Pemerintah Indonesia dinilai belum memberikan perhatian penuh kepada penyandang sindroma down (Down Syndrome), sehingga keluarga penyandang lebih banyak melakukan upaya swadaya. Demikian disampaikan Ketua Umum Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS), Noni Fadhilah, dalam peringatan Hari Sindroma Down Dunia ke-7 di Hot Planet, Sarinah, Ahad 25 Maret 2012.

Menurut Noni, peran pemerintah sebenarnya sangat dibutuhkan karena dapat meningkatkan kepercayaan diri orang tua penyandang sindroma down. Saking tak pedulinya pada penyandang Sindroma Down, hingga saat ini pemerintah—dalam hal ini Kementerian Kesehatan—belum memiliki data pasti penyandang sindroma down se-Indonesia. "Mereka juga baru tahu ada organisasi ini," katanya sambil tertawa.

Noni juga mengkritik belum mencukupinya sarana pendidikan penunjang penyandang sindroma down. "Pendidikan mereka lebih banyak diberikan orang tua masing-masing," ucapnya.

Hal ini diamini Sri Rejeki, yang membesarkan anak perempuannya yang menyandang sindroma down di Australia. Sistem pendidikan anak tuna grahita di negeri Kanguru itu memberi kesempatan siswa berinteraksi dengan siswa sekolah umum. "Delapan tahun anak saya di Australia, dan bisa bergaul dengan masyarakat di luar komunitas sindroma down," ucap Ibu asal Yogyakarta ini.

Salah seorang anggota POTADS dari Medan Matuana mengatakan fasilitas pendidikan SLB di daerahnya jauh dari mencukupi. Para penyandang sindroma down seperti tidak diberi kesempatan berekspresi. "Seolah-oleh mereka ditakdirkan hidup seperti itu," kata Ibu satu anak tersebut.

Selain masalah pendidikan, para penyandang sindroma down juga kesulitan mencari pekerjaan. Salah seorang penyandang sindroma down, Fani, bekerja di usaha laundry dan dry clean yang dibuatkan orang tuanya sendiri.

Sindroma down merupakan bentuk kelainan kromosom dalam tubuh manusia. Secara sederhana kromosom normal manusia berjumlah 23 pasang atau 46 buah.
Penderita sindroma down memiliki kelebihan kromosom, yaitu pada titik kromosom nomor 21 terdapat tiga (trisomi 21) sehingga total menjadi 47.

Ciri-ciri penderita sindroma down adalah kepala agak rata, lidah lebar, bentuk jari pendek dan gemuk. Gangguan kesehatan seperti kelainan jantung dan paru-paru kerap membayangi penderita.

SYAILENDRA

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

11 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

18 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya