TEMPO.CO, Jakarta-Koresponden Tempo se-Indonesia membentuk serikat pekerja dengan nama Serikat Pekerja Koresponden Tempo (Sepak@t)Indonesia. Serikat pertama koresponden diIndonesiaini dideklarasikan di Sekretariat Aliansi Jurnalis IndependenKotaJakarta, Jl Kalibata, Kamis, 23 Februari 2012.
Ketua Serikat, Dini Mawuntyas menyatakan, Sepak@t telah tercatat di instansi ketenagakerjaan pada September 2011. Sepak@t menaungi koresponden yang tersebar mulai Aceh hingga Papua. Sepak@t dibentuk sebagai alat perjuangan untuk mendapatkan hak. “Harapannya, koresponden dapat kesejahteraan yang layak,” kata dia.
Dengan berserikat, kata Dini, perusahaan pun mendapatkan keuntungan karena koresponden akan bekerja secara maksimal, loyal, dan semakin memberikan kontribusi yang besar. Sehingga koresponden akan lebih termotivasi menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas. “Ini menjembatani kepentingan perusahaan dengan koresponden,” kata Dini.
Ia menyatakan, salah satu poin dalam Resolusi Kongres AJI Indonesia, 2011, di Makassar adalah menyerukan perusahaan media agar mempekerjakan wartawan dengan status pasti. Serikat juga merujuk Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999. “Pasal itu mengatur perusahaan pers memberikan kesejahteraan kepada wartawan dan karyawan pers,” kata Dini.
SUNUDYANTORO
Berita terkait
Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer
1 Juni 2021
Hamid Mir, jurnalis ternama dan pembawa acara talk show politik populer di Pakistan, diskors setelah mengkritik militer dan mendukung sesama jurnalis.
Baca SelengkapnyaAJI Jakarta Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis di Munajat 212
22 Februari 2019
AJI Jakarta mengutuk aksi kekerasan dan intimidasi oleh massa FPI terhadap jurnalis yang sedang liputan di acara Munajat 212.
Baca SelengkapnyaAJI Jakarta Kecam Intimidasi Terhadap Jurnalis Detikcom
5 November 2018
Menurut Ketua AJI Jakarta, intimidasi terhadap jurnalis seperti itu telah mengancam kebebasan pers.
Baca SelengkapnyaDukung Jurnalis Investigasi, ICIJ Luncurkan ICIJ Insiders
20 Juni 2018
International Consortium of Investigative Journalism (ICIJ) membuka program untuk para pendonor yang disebut ICIJ Insiders.
Baca SelengkapnyaBagi Jurnalis, Honduras Negeri Paling Bahaya di Amerika
4 Mei 2018
Honduras adalah negeri paling bahaya di Amerika Selatan bagi jurnalis. Pelecehan dan panggilan telepon gelap kerap diamali jurnalis.
Baca SelengkapnyaHari Pers Dunia, Jurnalis Mesir Terima Penghargaan dalam Penjara
3 Mei 2018
Memperingati hari pers dunia, jurnalis foto mesir, Shawkan, mendapat penghargaan World Press Freedom dari UNESCO ketika ia menjalani penahanan.
Baca SelengkapnyaJurnalis TV Bacakan Deklarasi Pilkada yang Damai dan Bebas SARA
3 Maret 2018
Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mendeklarasikan janji pemilihan kepala daerah atau pilkada yang damai, bebas konten SARA.
Baca SelengkapnyaIntimidasi terhadap Jurnalis BBC yang Meliput di Papua, Dikecam
5 Februari 2018
Tiga jurnalis BBC Indonesia diusir saat meliput wabah campak dan busung lapar di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, karena cuitan di Twitter.
Baca SelengkapnyaPolri Belum Terima Investigasi Pengusiran Wartawan BBC dari Papua
4 Februari 2018
Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan belum menerima hasil investigasi terhadap pemulangan kontributor dan wartawan BBC dari Papua.
Baca SelengkapnyaJurnalis Top New York Times Diskors Gara-gara Lecehkan Reporter
21 November 2017
Jurnalis politik terkemuka New York Times diskors karena tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa reporter wanita muda.
Baca Selengkapnya