TEMPO.CO, Jakarta -Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan partai politik rival Partai Demokrat diuntungkan oleh sengkarut di internal partai berlogo mercy biru putih itu. Penurunan kepercayaan masyarakat terhadap Demokrat dianggap sesuatu yang wajar.
"Berada di partai politik itu seperti main pingpong, kita bisa dapat poin atas usaha sendiri, tetapi bisa juga mendapat poin dari kesalahan lawan," kata Kalla kepada wartawan usai menghadiri peluncuran buku karya Buya Syafii Maarif berjudul "Gilad Atzmon: Catatan Kritikal tentang Palestina dan Masa Depan Zionisme" di Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Senin 6 Februari 2012 malam.
Hasil survei LSI pada Januari 2012 menyebutkan Demokrat memperoleh suara 13,7 persen dari reponden atau hanya menduduki urutan ketiga setelah Partai Golkar (18,9 persen) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebanyak 14,2 persen. Peneliti senior LSI Barkah Pattimahu kepada wartawan, Ahad lalu mengatakan, survei menjadi peringatan bagi Demokrat untuk segera meningkatkan kepercayaan publik, antara lain merespon penyelesaian isu korupsi, seperti kasus Wisma Atlet.
Kalla menganggap persoalan di Demokrat merupakan hal yang wajar. "Wajar saja, banyak partai mengalami (masalah) seperti itu, Golkar juga dulu turun," kata dia. Kalla menganggap penting bagi partai politik menyelesaikan masalah, mengkoreksi diri dan mengakui kesalahan yang dilakukannya. "Tidak kemudian hancur, namun tentunya kepercayaan masyarakat terhadap partai akan menurun, Demokrat sendiri mengakui itu," kata Kalla.
ANT | WANTO
Berita Terkait
Angelina Sondakh Pemegang Kartu Bos Besar
Duduk di Sebelah Anas, Mahfud Sindir Politikus Partai Busuk
Di Yogya, Anas 'Ditembak': Nopo Leres Mas Anas Korupsi?
Angie Resmi Nonaktif dari Demokrat
Ini Ultimatum SBY kepada Anas Urbaningrum
Anas Tawarkan Bantuan Hukum untuk Angie