TEMPO Interaktif, Kupang - Puluhan karyawan Stasiun TVRI Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu, 25 Januari 2012, kembali melakukan aksi unjuk rasa. Kali ini mereka menyegel ruang kerja pimpinannya.
Sebelumya mereka menuntut Kepala TVRI Kupang, Yani Yoseph, diganti. Hal itu terkait dengan belum dibayarkannya dana operasional karyawan TVRI sejak 2009 hingga 2011, serta pemotongan uang lelah siaran langsung maupun siaran tunda oleh kepala stasiun.
Karyawan menyegel ruang kerja kepala stasiun menggunakan papan yang paku di pintu masuk. Di papan tertera tulisan "Kami tolak Yani Yoseph sebagai Kepsa."
Koordinator aksi, Thomas Francis, mengatakan karyawan menuntut agar hak-haknya segera dibayarkan. Selain itu, karyawan juga minta agar Yani Yoseph tidak berkantor sampai hak karyawan diselesaikan. "Kami sudah laporkan masalah ini ke Jakarta," ujar Thomas kepada Tempo.
Meski berunjuk rasa, Thomas menjamin seluruh karyawan TVRI Kupang tidak akan melakukan mogok kerja. Sebab, sudah ada kejelasan dari TVRI Pusat. "Siaran tetap berlangsung seperti biasa," ucapnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas Direktur Lembaga Penyiaran Publik TVRI, Dudi Sukardi, mengatakan manajemen TVRI pusat siap menalangi dana yang belum dibayarkan kepada karyawan TVRI Kupang. "Kami akan berupaya membayarkannya dari pusat," tuturnya.
Hak karyawan TVRI Kupang yang belum dibayar yakni dana operasional sebesar Rp 180 juta lebih dan biaya liputan siaran langsung dan tunda yang disunat secara sepihak dari Rp 250 ribu menjadi Rp 130 ribu.
YOHANES SEO
Berita terkait
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem
6 hari lalu
Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza
Baca SelengkapnyaMahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina
6 hari lalu
Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina
Baca SelengkapnyaGelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS
7 hari lalu
Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.
Baca SelengkapnyaGoogle Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya
13 hari lalu
Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.
Baca SelengkapnyaEks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres
13 hari lalu
Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaPolisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK
13 hari lalu
2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup
13 hari lalu
Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaPrabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial
14 hari lalu
Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK
Baca SelengkapnyaSuasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo
42 hari lalu
Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaProfil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024
42 hari lalu
Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang
Baca Selengkapnya