Perusahan Korea Dituding Serobot Hutan Lindung

Reporter

Editor

Minggu, 15 Januari 2012 18:10 WIB

Aktifitas penambang batu di alur aliran lahar dingin Gunung Semeru di Besuk Sat, Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang. TEMPO/DAVID PRIYASIDHARTA

TEMPO Interaktif, Lumajang - Penambangan pasir besi secara ilegal yang dilakukan PT Mentari Mineral Indonesia di kawasan Hutan Lindung di Blok Tlepuk, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang dilaporkan kepada Menteri Kehutanan. “Kegiatan penambangan sudah berlangsung sejak Oktober 2011,” kata Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Raja Giri Lumajang, Deddy Hermansjah kepada Tempo, Mingu, 15 Januari 2012.

Deddy mendesak Menteri Kuhatan menindak perusahaan asal Korea tersebut. Apalagi perusahaan menempatkan berbagai peralatan penambangan dan membangun asrama bagi pekerja dan kantor operasional perusahaan di lokasi penambangan yang merupakan kawasan hutan lindung.

Laporan kepada Menteri Kehutanan dikirim pada 9 Januari 2012 lalu. Dalam surat tersebut dipertanyakan apakah penggunaan kawasan hutan lindung oleh perusahaan tersebut sudah mendapatkan ijin pinjam pakai dari Menteri Kehutanan atau pejabat lainnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun LSM Raja Giri, ijin penambangan di Blok Tlepuk, Desa Gondoruso merupakan Ijin Pertambangan Rakyat yang diajukan oleh lebih dari 10 orang warga setempat. Namun belakangan muncul PT Mentari Mineral Indonesia (PT MMI) yang melakukan kegiatan penambangan pasir besi.

Deddy menambahkan, berdasarkan informasi yang diperolehnya dari Asper Perum Perhutani Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pasirian, lokasi penambangan pasir besi itu tersebut berada di kawasan hutan negara. "Tepatnya di hutan lindung pantai selatan pada petak 23 C yang masuk wilayah kerja RPH Bago,” ucap Deddy memaparkan.

Menurut Deddy, Perum Perhutani sudah melakukan langkah persuasif hingga penindakan. Namun tidak diindahkan perusahaan. Bahkan, pada 10 Desember 2011, terjadi pengeroyokan yang dilanjutkan dengan penyanderaan terhadap empat petugas Polisi Hutan (Polhut) oleh para pekerja PT Mentari Mineral Indonesia (PT MMI). Padahal petugas Polhut sedang menjalankan tugas pengawasan.

Peristiwa pengeroyokan dan penyanderaan tersebut sudah dilaporkan ke pihak Kepolisian Resor Lumajang. Namun hingga kini belum ada tindak lanjutnya.

Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah Kabupaten Lumajang, Nurul Huda, belum bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi.

Sementara itu aksi penolakan penambangan pasir besi ini sudah mulai melebar. Sebelumnya penolakan hanya terjadi terhadap penambangan pasir besi oleh PT Anak Tambang di Desa Wotgalih. Namun kini mulai melebar ke pesisir selatan bagian barat.

Sabtu kemarin, 14 Januari 2012, ribuan warga Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang Jawa Timur yang menolak pertambangan PT Anak Tambang merapatkan barisan. Mereka mengantisipasi tindakan pemerintah beserta aparat keamanan seperti yang terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat, yang menimbulkan korban jiwa.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

6 hari lalu

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

Celios memaparkan akan ada dampak buruk ekonomi dan lingkungan jika pemerintah memberikan izin tambang untuk ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

11 hari lalu

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

Kontrak Freeport adalah salah satu kontrak pertambangan terbesar dan paling signifikan di dunia, yang terletak di Provinsi Papua, Indonesia.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

12 hari lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

13 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

16 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

17 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

18 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

22 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

24 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

26 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya