TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Pemerintah dan DPR sepakat membentuk tim independen guna menginvestigasi runtuhnya Jembatan Mahakam II yang juga dikenal sebagai Jembatan Kutai Kartanegara. Para ilmuwan itu berasal dari tiga perguruan Ttnggi, yaitu Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Ketiga universitas ini dianggap tim profesional yang bisa mengumpulkan hasil penyebab runtuhnya jembatan gantung tersebut.
“Tim akan bekerja 30 hari ke depan untuk mengumpulkan fakta dan data,” kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sekaligus staf ahli Menteri Pekerjaan Umum, Danang Parikesit, kepada wartawan di kampus UGM, Jumat 2 Desember 2011.
Ikut serta mendampingi dari tim teknis UGM Bambang Suhendro, Henricus Priyo Sulistyo, Andreas Triwiyono, Adhy Kurniawan, dan M. Nur Ilham. "Tidak tertutup kemungkinan akan ada universitas lain yang masuk dalam tim independen."
Menurut Danang, UGM menerima kabar runtuhnya jembatan Kutai pada pukul 17.00, setengah jam setelah peristiwa itu. Sehari setelah jembatan runtuh, UGM mengirim tiga orang untuk meninjau langsung kondisi jembatan runtuh. Tiga orang yang dikirim tersebut adalah Danang Parikesit, Adhy Kurniawan, dan Nur Ilham.
Menurut Danang hasil investigasi lapangan tersebut kemudian dianalisis secara ilmiah untuk hasilkan rekomendasi kepada Kementerian PU untuk mengambil langkah lebih lanjut.
Adapun menurut Nur Irham, dari hasil di lapangan muncul banyak rumor di masyarakat mengenai penyebab runtuhnya jembatan. Ada yang mengatakan sebelum runtuh jembatan ditabrak kapal tongkang batu bara, ada juga yang menyampaikan jembatan tidak mampu menahan beban karena melebihi 200 ton berat. “Selain itu juga ada cerita mistis yang berkembang di masyarakat,” kata Nur Ilham.
Dari pemantauannya di lapangan Nur Ilham menyampaikan tiga fakta singkat. Pertama tiang penyangganya tidak ada masalah. Kedua kabel utama yang diimpor dari Kanada juga tidak ada masalah.
Ketiga, kapel penggantung yang bahannya dari Austria juga tidak masalah. Namun dari pemantauan di lapangan, Ilham menyampaikan unit sadel dan alat penggantung kabel vertikal dari bahan lokal yakni besi tuang. “Besi tuang adalah besi cor yang harganya lebih mahal ketimbang baja,” kata Ilham. “Jadi masalahnya pada bahan,” kata Ilham.
BERNADA RURIT
Berita terkait
Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB
20 jam lalu
Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.
Baca SelengkapnyaFBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore
19 hari lalu
FBI mengatakan pada Senin pihaknya membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore
Baca SelengkapnyaKronologi Pemuda Demak Rusak Pagar Jembatan Agar Truk Sound Horeg Bisa Lewat
26 hari lalu
Pagar jembatan beton di Desa Babatan, Kecamatan Kebonagung, Demak, Jawa Tengah dirusak pemuda agar truk berisi sound system untuk takbiran bisa lewat.
Baca SelengkapnyaSigit Sosiantomo Prihatin 85,88 Persen Jembatan Rusak di Jalan Nasional
34 hari lalu
Kerusakan jembatan di jalan nasional dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran dan keselamatan arus mudik.
Baca SelengkapnyaInilah 5 Jembatan Termahal di Dunia
34 hari lalu
Jembatan merupakan infrastruktur penting sehingga pembangunannya dapat menghabiskan biaya yang mahal. Berikut sederet jembatan termahal di dunia.
Baca SelengkapnyaInilah 5 Jembatan Terpanjang di Dunia
34 hari lalu
Jembatan Danyang-Kunshan Grand Bridge di China saat ini menjadi jembatan terpanjang di dunia. Panjanganya mencapai 164 kilometer.
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Dugaan WNI di Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Warga AS Tak Setujui Serangan Israel
38 hari lalu
Top 3 dunia adalah Kemlu dalami dugaan adanya WNI di kapal penabrak di Baltimore, warga AS tak setuju serangan Israel, jenazah ABK WNI dipulangkan.
Baca Selengkapnya5 Hal Mengenai Kecelakaan di Jembatan Baltimore
38 hari lalu
Jembatan Francis Scott Key ditabrak Kapal Kargo Dali di sepanjang Interstate 695, Baltimore, Maryland pada Selasa, 26 Maret 2024
Baca SelengkapnyaWNI Disebut Jadi Kapten Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Ini Penjelasan Kemlu
38 hari lalu
Kementerian Luar Negeri menjelaskan ihwal WNI yang disebut menjadi kapten kapal yang menabrak jembatan di Baltimore, Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaTak Ada Korban WNI dalam Musibah Ambruknya Jembatan di Baltimore
38 hari lalu
Kementerian Luar Negeri RI memastikan tak ada WNI dalam daftar korban musibah ambruknya jembatan di Baltimore
Baca Selengkapnya