TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Bukaka Teknik Utama menduga penyebabnya jembatan Tenggarong runtuh adalah rapuhnya bahan material clamp atau pengait, bukan rangka besi atau kendornya baut, seperti yang diberitakan sebelumnya.
"Jadi memang (berdasarkan) analisis, ini clamp. (Kami) men-suspect," kata Eko Ariwandono, Vice President Product Development PT Bukaka Teknik Utama, saat ditemui Tempo di kantornya, Selasa, 29 November 2011. Sebab penggantung jembatan tidak bermasalah. "Ini putus di atas. Pada jatuh," ujarnya sambil menunjuk posisi clamp di rangka jembatan.
Total ada 96 clamp yang dipasang di kanan dan kiri jembatan sepanjang 270 meter tersebut, terbagi menjadi tiga posisi. Setiap posisi dibatasi oleh tiang tinggi. Posisi pertama, di tengah, dengan jumlah 28 clamp di sebelah kanan dan 28 clamp di sebelah kiri. Kemudian di sisi Tenggarong ada 10 clamp di sebelah kanan dan 10 clamp di sebelah kiri. Di sisi Samarinda, ada 10 clamp di sebelah kanan dan 10 di sebelah kiri.
Eko menjabarkan, seandanya clamp bergeser, seharusnya jembatan masih bisa bertahan. Diperkirakan satu clamp menahan beban 70 ton. Sedangkan rangka besi bisa menahan beban hingga 240 ton.
Tapi, dalam kasus runtuhnya jembatan Tenggarong, clamp tersebut patah dan bautnya lepas. Karena itu Eko segera meminta Kementerian Pekerjaan Umum menyelidiki clamp tersebut, spesifik ke bahan material clamp.
Sayangnya Eko mengaku tak tahu siapa pemenang tender clamp tersebut. "Hanger ini PU yang beli, apakah termasuk kontrak Hutama Karya, saya enggak tahu," ujarnya. Ia hanya mengetahui proses pembangunan dikerjakan oleh PT Hutama Karya dan pembuatan pilon atau tiang tinggi oleh Trans Bakrie.
Selanjutnya Bukaka membantah robohnya jembatan karena proses perbaikan yang dilakukan oleh perusahaannya. Meski ia mengakui pernah meminjam counternut atau semacam baut pendamping untuk pengaman. Itu pun, menurut Eko, tidak berbahaya. Soalnya, yang dipinjam adalah baut pendamping, bukan dua baut utama. Posisi counternut yang diambil dekat tiang tinggi atau pilon. Peminjaman dilakukan sebulan lalu, selama sepekan. "Kami sudah minta izin PU daerah," kata dia.
Eko juga menegaskan melepas counternut tidak akan menambah beban yang signifikan pada clamp atau rangka besi.
Direktur Utama PT Bukaka Teknik Utama Irsal Kamaruddin menyatakan sejak Oktober belum ada aktivitas perbaikan oleh perusahaannya. Pihaknya baru mengirim 11 teknisi dengan paket peralatan kunci untuk mengencangkan baut serta dongkrak untuk safety atau keamanan teknisi. Persiapan tersebut dilakukan sejak Jumat 25 November 2011 lalu.
FEBRIANA FIRDAUS
Berita terkait
FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore
16 hari lalu
FBI mengatakan pada Senin pihaknya membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore
Baca SelengkapnyaKronologi Pemuda Demak Rusak Pagar Jembatan Agar Truk Sound Horeg Bisa Lewat
23 hari lalu
Pagar jembatan beton di Desa Babatan, Kecamatan Kebonagung, Demak, Jawa Tengah dirusak pemuda agar truk berisi sound system untuk takbiran bisa lewat.
Baca SelengkapnyaSigit Sosiantomo Prihatin 85,88 Persen Jembatan Rusak di Jalan Nasional
30 hari lalu
Kerusakan jembatan di jalan nasional dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran dan keselamatan arus mudik.
Baca SelengkapnyaInilah 5 Jembatan Termahal di Dunia
31 hari lalu
Jembatan merupakan infrastruktur penting sehingga pembangunannya dapat menghabiskan biaya yang mahal. Berikut sederet jembatan termahal di dunia.
Baca SelengkapnyaInilah 5 Jembatan Terpanjang di Dunia
31 hari lalu
Jembatan Danyang-Kunshan Grand Bridge di China saat ini menjadi jembatan terpanjang di dunia. Panjanganya mencapai 164 kilometer.
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Dugaan WNI di Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Warga AS Tak Setujui Serangan Israel
34 hari lalu
Top 3 dunia adalah Kemlu dalami dugaan adanya WNI di kapal penabrak di Baltimore, warga AS tak setuju serangan Israel, jenazah ABK WNI dipulangkan.
Baca Selengkapnya5 Hal Mengenai Kecelakaan di Jembatan Baltimore
34 hari lalu
Jembatan Francis Scott Key ditabrak Kapal Kargo Dali di sepanjang Interstate 695, Baltimore, Maryland pada Selasa, 26 Maret 2024
Baca SelengkapnyaWNI Disebut Jadi Kapten Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Ini Penjelasan Kemlu
35 hari lalu
Kementerian Luar Negeri menjelaskan ihwal WNI yang disebut menjadi kapten kapal yang menabrak jembatan di Baltimore, Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaTak Ada Korban WNI dalam Musibah Ambruknya Jembatan di Baltimore
35 hari lalu
Kementerian Luar Negeri RI memastikan tak ada WNI dalam daftar korban musibah ambruknya jembatan di Baltimore
Baca SelengkapnyaDampak Runtuhnya Jembatan di Baltimore, Perjalanan Kapal Pesiar Ditangguhkan
35 hari lalu
Ada beberapa jalur pelayaran utama yang melewati Baltimore, diperkirakan lusinan kapal melewati jembatan itu
Baca Selengkapnya