TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Ikatan Advokat Indonesia, Todung Mulya Lubis, mengharapkan lulusan terbaik fakultas hukum dari universitas terkemuka untuk menjadi jaksa dan hakim. Lulusan-lulusan terbaik ini dapat menjadi harapan akan wajah peradilan yang lebih baik.
“Indikasinya lulusan terbaik ini justru menjadi swasta dan ini tidak sehat,” kata Todung yang juga Ketua IKADIN usai bertemu dengan Jaksa Agung di Jakarta, Jumat, 25 November 2011.
Lulusan terbaik dari fakultas hukum universitas terkemuka, menurut dia, dapat menjadi cara untuk memperbaiki masalah sumber daya manusia yang dihadapi lembaga hukum, yaitu hakim dan jaksa. Peradilan saat ini sangat membutuhkan orang-orang yang siap dan cerdas.
Todung sendiri menyatakan, dirinya tidak menganggap remeh lulusan fakultas hukum dari universitas swasta. Menurutnya, perlu adanya dorongan lulusan fakultas hukum secara khusus dari universitas, seperti dari Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran, dan universitas terkemuka lainnya.
“Semoga mereka bersedia mengorbankan diri dan komitemen mereka untuk menjadi hakim dan jaksa. Jangan nanti yang masuk ke kejaksaan dan peradilan adalah lulusan dari universitas yang ecek-ecek,” kata Todung.
Kebanyakan lulusan dari universitas terkemuka, menurut Todung, lebih memilih jalur swasta dengan menjadi advokat atau konsultan. Hal ini tidak memberikan efek yang baik bagi perkembangan dan perbaikan peradilan di Indonesia. Tenaga dan kapasitas generasi baru ini sebenarnya dibutuhkan bagi peradilan Indonesia yang saat ini memang penuh masalah, khususnya mafia hukum.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita terkait
Hakim Agung Gayus Lumbuun Sebut Ada Tsunami di Dunia Peradilan
9 September 2017
Gayus Lumbuun meminta Presiden Joko Widodo memimpin langsung pembenahan aparatur peradilan dari tingkat pengadilan negeri hingga MA.
Baca SelengkapnyaHamdan Zoelva: Peradilan Jessica Warnai Hukum 2016
10 Januari 2017
Hal terpenting adalah bagaimana membangun integritas hakim dan aparat pengadilan serta menjamin independensinya dalam memutus perkara.
Baca SelengkapnyaTokoh Agama Diminta Bantu Kampanye Peradilan yang Bersih
18 November 2015
Komisi Yudisial Wilayah Jawa Timur melibatkan para tokoh lintas agama dalam kampanye Peradilan Bersih dan Berintegritas.
Baca SelengkapnyaKacamata Kuda versus Teropong Lebar
17 Februari 2015
Apa warna hukum? Bisa merah, kuning, hijau, atau lainnya. Maksudnya, kinerja hakim dalam penegakan hukum bisa colorful. Publik di Indonesia saat ini tegang menunggu beleid dan vonis dari pemegang kekuasaan formal, yakni eksekutif dan yudikatif, dalam kasus calon Kepala Polri.
Baca SelengkapnyaUskup Agung: Cara Interogasi Peradilan Belum Maju
26 Desember 2014
Suharyo menjelaskan banyak orang tak bersalah terpaksa menjalani hukuman.
Baca SelengkapnyaSBY Minta MK Pulihkan Kewibawaan
15 November 2013
SBY telah memberi arahan kepada Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan mengenai penanganan para pelaku tindakan anarkis di ruang sidang.
Baca SelengkapnyaDin Syamsuddin Yakin Hamdan Punya Integritas
3 November 2013
Din optimistis Hamdan bisa menjadi hakim dan muslim yang menyadari ada 'ahkamul hakimin' di atasnya.
Mencuri Rumput Dituntut 1 Tahun Penjara
14 September 2012
Hanya karena mengambil rumput, Ibrahim dituntut 1 tahun penjara.
Baca SelengkapnyaTerlibat Percaloan, MA Pecat Hakim Ardiansyah
15 November 2010
Mahkamah Agung memberhentikan dengan tidak hormat kepada Ardiansyah Ferniahgus Djafar, seorang hakim di Pengadilan Negeri Bitung, Sulawesi Utara. Ardiansyah dinilai terlibat kasus penipuan seleksi calon hakim tahun 2009.
Saat Islah, Peradi dan KAI Malah Baku Hantam
24 Juni 2010
Dua organisasi advokat, Perhimpunan Advokat Indonesia dan Kongres Advokat Indonesia yang berseteru, Kamis (24/6) siang ini harusnya meneken kesepakatan damai alias islah di Gedung Mahkamah Agung. Namun sebelum penandatanganan, justru kericuhan yang terjadi.
Baca Selengkapnya