TEMPO Interaktif, Surabaya - Sinyal siapa calon presiden dari PDI Perjuangan masih belum jelas kelihatan pada tahun ini. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, sebagai pemegang mandat penentuan calon presiden, belum menunjukkan siapa calon yang didukungnya. Apalagi mandat kongres memberi kewenangan Megawati sebagai penentu siapa yang berhak maju pada pemilihan Presiden 2014.
Megawati belum memutuskan maju kembali atau mundur. Pertama, Megawati meminta kerja keras pengurus daerah apabila dirinya tetap maju. Kedua, Megawati masih menunggu hitung-hitungan dukungan kandidat yang akan dipilihnya, termasuk dirinya sendiri. Meskipun, suaminya Taufik Kiemas jauh hari sudah mengingatkan supaya Megawati tak maju lagi dengan alasan usia.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Pemuda dan Olahraga PDI Perjuangan Maruarar Sirait, Rabu, 9 November 2011 mengatakan, hingga kini Megawati Soekarnoputri masih kukuh maju sebagai calon Presiden pada 2014. "Saya sudah tanya, (apakah) Bu, maju terus? Dan dijawab, siapa bilang mau mundur, Ra?" kata Maruarar seusai membuka Rakor Bidang Pemuda dan Olahraga di Kantor Dewan Pengurus Daerah PDI Perjuangan Jawa Timur, Rabu, 9 November 2011.
Meski begitu, Dewan Pengurus Pusat PDI Perjuangan tak mau buru-buru mengumumkan siapa calon presiden yang mereka dukung. Maruarar hanya mengatakan, wacana tokoh muda untuk menggantikan Megawati dalam bursa pencapresan hanya menguntungkan partai lain. Maruarar tak menyebut apakah kelompok muda PDI perjuangan ingin mengusung putri Megawati, Puan Maharani.
Apalagi, dari empat kriteria semuanya masih menempatkan Megawati di posisi teratas. Dua dari empat kriteria itu, pertama adalah hasil survei yang dirilis LSI, Indo Barometer, JSI serta beberapa lembaga survei lainya ternyata masih menempatkan Megawati di posisi teratas dibandingkan calon lainya dan masih unggul dibandingkan Aburizal Bakrie, serta Prabowo Subianto.
Kriteria kedua, lanjut Maruara, internal PDI-P sangat solid menginginkan Megawati maju sebagai calon presiden, ini bisa dibuktikan dengan tiga kali kongres menempatkan Megawati sebagai formatur tunggal. "Kami tak ingin gagal tiga kali," kata dia.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
27 Maret 2017
Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaGagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
22 Maret 2017
Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini
Baca SelengkapnyaTiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses
16 Januari 2017
RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?
10 September 2015
Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaJokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri
28 Oktober 2014
Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi
13 Oktober 2014
Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.
Baca SelengkapnyaFahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR
9 Oktober 2014
"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata
Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari
langsung menjadi lewat MPR.
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi
30 September 2014
Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.
Baca Selengkapnya