TEMPO Interaktif, Jakarta:Terpidana 4 tahun kasus makar yang sekaligus Ketua Front Kedaulatan Maluku (FKM) Alex Manupputy diduga melarikan diri dari Indonesia melewati jalur-jalur tidak resmi, yang tidak ada tempat pemeriksaan imigrasi. Jalur-jalur ini banyak terdapat di sepanjang daerah perbatasan seperti di Kalimantan, antara Sulawesi Utara dengan Filipina, atau Irian Jaya dengan Papua Nugini. Jalur ini biasanya disebut jalur tikus. Juru bicara Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan HAM Ade Endang Dachlan mengutarakan hal itu, di tempat kerjanya, Jakarta Jum'at (19/12). Menurut dia, kemungkinan lainnya, Alex ke luar negeri, kabarnya ke Amerika Serikat, dengan menggunakan identitas lain. "Saya tidak menutup kemungkinan ini," ujarnya. Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusan kasasi perkara Alex sejak 29 Oktober lalu. Putusannya menguatkan vonis 4 tahun penjara yang dijatuhkan Pengadilan Tinggi Jakarta. Namun, baru pada 21 November, Kejaksaan Negeri Jakarta Utara menerima kabar putusan tersebut. Padahal, batas waktu penahanan terhadap Manuputty telah habis sejak 7 November, sehingga kejaksaan telah membebaskan Alex terlebih dulu. Tak lama kemudian, tersiar kabar, Alex telah berada di Amerika Serikat. Kejaksaan Agung pun telah mencekalnya sejak 27 Desember 2002.Kata Ade, Imigrasi baru menerima berita pelarian Alex dari media massa. Sampai saat ini, pihaknya belum mengetahui dengan jelas apakah Alex benar-benar melarikan diri ke Amerika atau hanya rekayasa. Ade yakin, jika Alex melarikan diri melalui tempat-tempat pemeriksaan imigrasi (TPI) yang resmi, makan akan mudah teridentifikasi. Tetapi jika Alex memilih jalan tikus, pihaknya tak bisa berbuat banyak. “Kami tidak bisa sejauh itu,” ucapnya.Sunariah – Tempo News Room
Berita terkait
Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Guinea pada 9 Mei, Ini yang Akan Dilakukan Shin Tae-yong untuk Persiapan
49 detik lalu
Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Guinea pada 9 Mei, Ini yang Akan Dilakukan Shin Tae-yong untuk Persiapan
Shin Tae-yong mengungkapkan apa saja yang akan dilakukannya untuk persiapan laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea setelah kekalahan atas Irak.