Tambang Berau Coal Diprotes Warga

Reporter

Editor

Selasa, 1 November 2011 14:09 WIB

Sejumlah aktifis Greenpeace berunjukrasa disela-sela pertemuan Asean Forum on Coal di Legian, Kuta (25/6). Mereka meminta agar negara-negara Asean berhenti menjadikan batubara sebagai sumber energi. Foto: Dok. Greenpeace

TEMPO Interaktif, Balikpapan - Warga Sei Bedungun, Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, memprotes pembukaan tambang batu bara milik PT Berau Coal. Tambang seluas 1.400 hektare itu ditolak lantaran berada di tengah kota dan dikhawatirkan berdampak buruk bagi lingkungan.

Ketua Aliansi Masyarakat Bujangga Bersatu, Syarifuddin, mengatakan, dampak lingkungan yang segera terasa ialah datangnya banjir. Apalagi lokasi tambang itu berada di sisi Sungai Segah dan Kelay, yang mengapit Kota Tanjung Redeb.

“Kami khawatir sedimentasi tambang akan membuat sungai menyempit dan menjadi satu, karena jaraknya dengan bibir sungai hanya 3 kilometer," kata dia.

Selain itu, warga, menurut Syarifuddin, sudah skeptis dengan Berau Coal. Ia menuding perusahaan ini tidak pernah melaksanakan kewajiban reklamasi lingkungan di seluruh lokasi tambangnya, di antaranya di Binungan, Lati, Sambarata, dan Tumbit.

Lebih jauh, Syarifuddin meminta PT Berau Coal membatalkan pertambangan batu bara yang berbatasan langsung dengan tiga kelurahan, yaitu Sei Bedungun, Gunung Panjang, dan Rantau Panjang.

Saat ini, Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Berau Tengah bernegosiasi dengan Berau Coal mengenai pembukaan tambang di tengah kota ini. Tapi hingga kini, Berau Coal terus melaksanakan aktivitas pengupasan lahan serta pembuatan jalan penghubung untuk pengangkutan batu bara menuju terminal penimbunan.

Melalui keterangan tertulis, manajemen Berau Coal menyatakan pembukaan kawasan tambang Parapatan seluas 900 hektare sudah mengantongi izin analisis dampak lingkungan. Area ini masuk dalam kawasan konsesi kontrak raya PT Berau Coal yang direncanakan sejak 2004 silam. “Respons pimpinan daerah di Berau sangat positif dan mendukung rencana kami,” kata juru bicara PT Berau Coal, Arif Hadianto.

Berau Coal memperkirakan kawasan tersebut mengandung 20 juta metrix ton batu bara kualitas baik. Eksploitasi tambang rencananya dilakukan lewat proses peledakan. Tambang ini diperkirakan memiliki usia ekonomis 12 tahun. Kawasan ini pun masuk rencana pengembangan Kota Tanjung Redep 10 tahun mendatang.

SG WIBISONO

Berita terkait

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

8 hari lalu

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

Celios memaparkan akan ada dampak buruk ekonomi dan lingkungan jika pemerintah memberikan izin tambang untuk ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

14 hari lalu

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

Kontrak Freeport adalah salah satu kontrak pertambangan terbesar dan paling signifikan di dunia, yang terletak di Provinsi Papua, Indonesia.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

15 hari lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

16 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

19 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

19 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

21 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

24 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

27 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

29 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya