Soal Kekerasan di Papua, DPR Panggil Menkopolhukam  

Reporter

Editor

Jumat, 21 Oktober 2011 16:06 WIB

Polisi menangkap orang yang menghadiri acara Kongres Rakyat Papua di Abepura, Jayapura. REUTERS

TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggota Komisi I DPR, Helmy Fauzi, menyatakan komisinya akan segera memanggil Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto untuk menjelaskan insiden kekerasan yang terjadi saat Kongres Papua III di Abepura, Jayapura, Rabu lalu.

Menurut dia, insiden ini seharusnya bisa dicegah oleh pemerintah jika saja informasi intelijen ditindaklanjuti. Ia mengatakan Komisi I sudah menerima laporan Badan Intelijen Negara sejak beberapa waktu lalu soal akan digelarnya Kongres ini. "Itu ada pembiaran. Kalau early warning sudah diberikan, harus ada cegah dini, dong," ujarnya kepada wartawan di gedung DPR, Jumat, 21 Oktober 2011.

Sekitar 4.000 orang menggelar Kongres Rakyat Papua III pada Rabu lalu. Kongres yang dibuka Ketua Dewan Adat Papua Forkorus Yeboisembut itu kemudian mendeklarasikan berdirinya negara Papua Barat, sekaligus memilih presiden dan perdana menterinya. Akibatnya, polisi melakukan pembubaran paksa, yang menewaskan empat orang.

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Papua Mathius Murib mengatakan empat peserta yang tewas adalah Daniel Kadefa, Maxsasa Y., Yakob Samonsabra, dan Aza Yeuw yang merupakan anggota Pasukan Penjaga Papua. Mathius Murib mengungkapkan, mereka tewas tertembak.

Namun, hal itu dibantah Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam. Ia mengatakan korban yang ditemukan sehari setelah kejadian tak jauh dari lokasi kongres tewas bukan akibat luka tembak.

Menurut Helmy, Komisi I telah menerima informasi dari BIN beberapa waktu lalu soal akan digelarnya Kongres Rakyat Papua ini. Namun, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini melanjutkan, pemerintah tidak menganggap isu ini sebagai sesuatu yang penting dan tidak ditindaklanjuti. Karena itu, intelijen juga tidak dapat berbuat banyak. "Kita, kan, maunya intelijen itu hanya melakukan pendeteksian dini dan tidak bisa menginterogasi, menangkap dan menahan. Makanya, intelijen kita tidak melakukan apa-apa," ujarnya.

Ia mengaku kecewa dengan pembiaran dan kejadian kekerasan ini. Menurut dia, apa yang dilakukan oleh rakyat Papua juga merupakan bentuk kekecewaan kepada pemerintah yang tak memperhatikan nasib mereka. Karena itu, ia meminta pemerintah tak hanya mengedepankan paradigma keamanan untuk menangani konflik Papua.

"Apakah dengan penangkapan dan pembunuhan seperti ini menyelesaikan permasalahan atau tidak. Ini sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Kita memerlukan pendekatan lain."

Hal senada disampaikan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq. Menurut dia, munculnya pergolakan di Papua lebih karena kekecewaan terhadap kondisi ekonomi disana. Ia menuding pemerintah tidak becus dalam mengelola dana Otonomi Khusus Papua yang jumlahnya mencapai triliunan rupiah. "Hubungan pemerintah pusat dan daerah bisa kuat ke masyarakat jika bisa membuktikan dana otsus bisa efektif dan tidak ada kebocoran," ujarnya.

Soal penggunaan dana Otsus Papua, menurut Helmy, harus dilakukan pemeriksaan secara komprehensif. Ia juga mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memeriksa temuan Badan Pemeriksa Keuangan soal penyalahgunaan dana Otsus Papua ini. "Jangan kemudian teri-teri yang ditangkap pakai pukat harimau," ujarnya.

"Kalau kita lihat dari APBD-nya, dana Otsusnya Rp 28 triliun, kok, tidak bisa sih mensejahterakan rakyat Papua. Kok, mereka masih saja miskin. Ini yang harus diperiksa secara koprehensif."

FEBRIYAN

Berita terkait

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

1 jam lalu

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

Panja Komisi X DPR akan memulai sidang untuk mencari tahu penyebab UKT mahal mulai Senin besok.

Baca Selengkapnya

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

17 jam lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

18 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

18 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

23 jam lalu

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

DPR akan merevisi UU Polri. Salah satu perubahannya adalah polisi bisa mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

1 hari lalu

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

Ketua MKMK menyebut dua pasal di revisi UU MK ini mengancam kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Pasal mana saja itu?

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

1 hari lalu

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

Revisi UU Keimigrasian yang diusulkan DPR dikhawatirkan menjadi celah pihak yang berperkara untuk melarikan diri.

Baca Selengkapnya

RUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD

1 hari lalu

RUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD

Pengesahan RUU MK di tahap I menimbulkan polemik. Sebab, selain dianggap dibahas diam-diam, bisa melemahkan independensi MK. Apa kata Ketua MKMK?

Baca Selengkapnya

DPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya

1 hari lalu

DPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya

Naskah akademik itu menilai batas usia pensiun 58 tahun berbanding terbalik dengan meningkatnya keahlian anggota Polri seiring penambahan usia.

Baca Selengkapnya