BP MPR Tidak Menyertakan Rantap “Kompromi” ke Sidang Istimewa

Reporter

Editor

Selasa, 16 Desember 2003 15:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Rapat Pleno Badan Pekerja (BP) MPR akhirnya sepakat untuk menyertakan rancangan ketetapan (Rantap) ‘kompromi” ke Sidang Istimewa MPR Agustus mendatang. Seluruh anggota BP, sepakat menerima rantap penerimaan dan penolakan pertanggungjawaban presiden (PAH I), rantap penetapan Wakil Presiden Megawati menjadi presiden dan rantap pengangkatan wakil presiden baru (PAH II), serta rancangan ketetapan khusus tentang jadwal SI (PAH Khusus).

Demikian diungkapkan Ketua BP yang juga Ketua MPR, Amien Rais, usai melakukan lobi antara pimpinan MPR dengan pimpinan ketiga Panitia Ad Hoc (PAH), Selasa (3/7) di hadapan anggota BP MPR. Rapat pleno yang sebelumnya diperkirakan bakal berlangsung alot ternyata berjalan lancar. Usai para pimpinan ketiga PAH menyampaikan hasil kerjanya, Syafrin Romas, anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa sempat menginterupsi dan mempertanyakan keabsahan pengambilan keputusan yang dilakukan BP MPR. Namun pertanyaan itu segera berakhir saat pimpinan sidang, Amien Rais, mengatakan bahwa sesuai dengan Tap II/MPR/2000 Pleno BP dilaksanakan untuk mengesahkan rantap yang disiapkan oleh PAH I, PAH II, dan PAH Khusus.

Pleno yang berlangsung sejak pukul 09.20 WIB itu akhirnya sempat diskors selama tiga puluh menit untuk dilakukan lobi antar pimpinan MPR dengan pimpinan ketiga PAH. Lobi dilakukan karena ada perbedaan pendapat menyangkut diperlukan tidaknya rantap “kompromi” produk PAH I itu disahkan dan dibawa ke SI nanti. F-KB, melalui Ali Masykur Musa, tetap menyatakan perlunya rantap itu untuk dibawa ke SI. Sementara anggota dari fraksi lainnya tetap menghendaki rantap itu dihapus dari hasil PAH BP MPR. Atas perbedaan itulah kemudian pimpinan sidang menawarkan lobi untuk mencari titik kompromi.

Usai memimpin sidang, kepada wartawan Amien mengatakan dalam lobi yang berloangsung selama 30 menit itu, seluruh fraksi termasuk F-PKB sepakat tidak menyertakan rantap “kompromi”. “Namun F-PKB meminta agar sikap dia terhadap rantap itu tetap dilaporkan dalam SI nanti. F-PKB juga meminta pada konsideran mengingat butir 4 yang mencantumkan kalimat tentang Tap IV/MPR/1999 tentang GBHN juga didrop. Kita semua sepakat,” paparnya.

Menyangkut didropnya rantap “kompromi” itu, Ali Masykur Musa, anggota F-PKB mengatakan bahwa tugas PAH memang hanya untuk mempersiapkan rantap yang bakal digunakan dalam SI nanti. “Jadi kalaupun usulan kami soal rantap dengan ketentuan itu (rantap kompromi, red) didrop ya enggak begitu masalah. Sebab kita kan hanya mempersiapkan. Jadi bisa saja diangkat, di kurangi, dirubah, bahkan bisa juga membuat rantap baru,” ujarnya kepada wartawan usai mengikuti rapat pleno BP MPR.

Ali juga membenarkan dalam lobi antara pimpinan MPR dan pimpinan ketiga PAH itu dalam SI nanti sikap F-PKB soal rantap itu akan dilaporkan dalam forum SI. Menurutnya, ada enam catatan yang diusulkan dalam lobi itu. Pertama, berkaitan dengan permintaan F-PKB agar konsideran menimbang presiden dituduh melanggar sumpah jabatan dan Tap 11/MPR/1999 itu adalah dalam konteks dana Yanatera Bulog dan dana bantuan Sultan Brunei. Kedua, diperlukan pembahasan terhadap pasal 8 UUD 1945 menyangkut masalah pemberhentian presiden. Ketiga, apakah kalau pertanggungjawaban presiden ditolak berarti presiden harus diberhentikan. Keempat, perlu ada forum yang membahas permintaan DPR kepada MPR untuk menyelenggarakan SI. Kelima, berkait dengan konsideran mengingat yang mencantumkan UUD 1945 beserta penjelasannya. Keenam, rantap kompromi masih bisa dihidupkan kembali jika nanti ternyata forum SI membutuhkannya.

Advertising
Advertising

“Keenam hal itu sudah disepakati untuk dilaporkan dalam forum SI nanti. Begitu juga dengan rantap “kompromi” itu juga bisa dihidupkan kembali jikan nanti memang dibutuhkan. Itu saja,” papar Sekretaris PAH I ini. Menurut Ali, semua kemungkinan, termasuk untuk menyusun rantap baru bisa saja dilakukan saat SI nanti dilaksanakan. Untuk itu, kata Ali, kabar PAH telah menyiapkan rantap lain di luar dua rantap yang disiapkan PAH I untuk saat ini belum dibutuhkan. “Kalau pun dibutuhkan nanti kami akan bicara. Kami tidak mau berandai-andai misalnya harus ada rantap bagaimana kalau presiden tidak hadir, sakit, dan lain-lain,” ujarnya.

Sementara secara terpisah, Ketua Fraksi PKB, Yusuf Muhamad, menegaskan melunaknya sikap PKB terhadap didraopnya rantap “kompromi” karena fraksinya menganggap rantap yang disusun oleh PAH itu hanya sebuah upaya untuk membantu proses SI nanti. “Namanya juga rancangan. Jadi bisa dipakai, dirubah, atau dibuang,” ungkapnya.

Ia juga mengakui kesepakatan itu merupakan bargaining PKB dengan fraksi lain. Dimana, kata Yusuf, karena rantap “kompromi” itu didrop pihaknya juga meminta agar konsideran mengingat yang mencantumkan GBHN juga dihapus. Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga meminta agar sikap PKB yang berupa enam catatan yang dilaporkan dalam forum SI nanti. (Fajar Wh)

Berita terkait

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

1 menit lalu

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB menyalurkan dana siap pakai sebesar Rp 2,15 miliar kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk penanganan darurat banjir dan tanah

Baca Selengkapnya

Polri Ungkap Rencana Upaya TPPU Terhadap Istri Fredy Pratama, Kerja Sama 4 Negara Tangkap Gembong Narkoba

8 menit lalu

Polri Ungkap Rencana Upaya TPPU Terhadap Istri Fredy Pratama, Kerja Sama 4 Negara Tangkap Gembong Narkoba

Polri mengadakan kerja sama antarnegara untuk menangkap bandar Narkoba Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

8 menit lalu

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat membahas kelanjutan rencana perjanjian bilateral dagang RI-Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Penambahan Kursi Menteri di Kabinet Prabowo Adalah Hal Bagus, Ini Alasannya

8 menit lalu

Gerindra Sebut Penambahan Kursi Menteri di Kabinet Prabowo Adalah Hal Bagus, Ini Alasannya

Gerindra menepis anggapan pengembangan jumlah kementerian di kabinet Prabowo sebagai upaya mengakomodasi kepentingan politik.

Baca Selengkapnya

Unair Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Jalur Mandiri, Ini Besaran UKT dan IPI

11 menit lalu

Unair Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Jalur Mandiri, Ini Besaran UKT dan IPI

Universitas Airlangga (Unair) membuka pendaftaran penerimaan mahasiswa baru 2024 jalur seleksi mandiri.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

15 menit lalu

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?

Baca Selengkapnya

Seloroh Jokowi saat Ditanya Parpol Baru setelah Tak Diakui PDIP

19 menit lalu

Seloroh Jokowi saat Ditanya Parpol Baru setelah Tak Diakui PDIP

Sebelumnya, Kabar Jokowi bukan lagi anggota PDIP disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun.

Baca Selengkapnya

Coros Rilis Jam Tangan Atlet Seharga Rp 13 Juta, Ini Fitur Unggulannya

21 menit lalu

Coros Rilis Jam Tangan Atlet Seharga Rp 13 Juta, Ini Fitur Unggulannya

Jam tangan Coros Vertix 2S diklaim tahan dipakai dalam kondisi ekstrem semisal olahraga luar ruangan dan aktivitas panjat tebing.

Baca Selengkapnya

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

22 menit lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Deadpool & Wolverine: Rumor Taylor Swift Kameo hingga Bukan Deadpool 3

26 menit lalu

Deadpool & Wolverine: Rumor Taylor Swift Kameo hingga Bukan Deadpool 3

Film Deadpool & Wolverine akan dirilis pada 26 Juli 2024

Baca Selengkapnya