Kepemimpinan Rektor UI Digugat

Reporter

Editor

Rabu, 7 September 2011 18:21 WIB

Gedung Rektorat Universitas Indonesia. TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO Interaktif, Jakarta - Polemik pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Raja Arab Abdullah bin Abdul Aziz oleh Univesitas Indonesia terus bergulir di internal kampus. Hari ini, Rabu 7 September 2011, sejumlah unsur civitas akademika UI menggugat kepemimpinan Rektor UI Gumilar Rosliwa Sumantri.

"Pemberian gelar itu jelas bermasalah dan memalukan, tapi itu sebetulnya hanya semacam puncak dari gunung es persoalan yang ditimbulkan pola kepemiminan rektor," kata Ade Armando, mantan anggota Senat Akademik Fakultas ISIP UI, di Gedung DPR.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam audiensi antara Komisi Pendidikan DPR dengan Forum Pemerhati Pendidikan di UI dan pemerhati pendidikan nasional. Hadir pula perwakilan dari Senat Akademik UI, Majelis Wali Amanat (MWA), Badan Eksekutif Mahasiswa, dan sejumlah aktivis.

Ade mengatakan, keputusannya terlibat dalam gerakan menggugat kepemimpinan Gumilar lantaran apa yang dilakukan Gumilar bukan saja mencederai citra UI, melainkan juga bertentangan dengan amanat agar UI menjadi lembaga pendidikan tinggi yang seharusnya mengabdi pada kepentingan rakyat luas. "Gumilar harus digugat karena ia memimpin UI dengan imej-imej sebagai seorang penguasa yang berhak memerintah UI dengan sewenang-wenang," ujar dia.

Ia menilai Gumilar memimpin UI dengan mengabaikan dua prinsip utama dalam good governance, yakni transparansi dan akuntabilitas. Ade mengatakan, jika dengan kekuasaannya Gumilar dapat menjalankan amanat dengan baik, mungkin masalahnya akan berbeda. "Namun, tanpa adanya kendali, penguasa terus melakukan langkah yang merugikan masyarakat," kata dia.

Pemberian gelar kehormatan kepada Raja Arab menjadi salah satu contohnya. Ade mengatakan, gagasan pemberian gelar tersebut sebelumnya memang pernah diutarakan oleh sejumlah keputusan kalangan dekat Gumilar beberapa tahun lalu. Namun, usulan itu adalah keputusan lingkaran kecil kekuasaan Gumilar, dan bukan keputusan transparan dan bertanggungjawab. "Dia (Gumilar) bahkan tega berbohong bahwa keputusan itu sudah pernah dikonsultasikan pada MWA atau Senat Akademik UI, tapi itu tak pernah dia lakukan," ujarnya.

Ia mengatakan, Gumilar adalah rektor pertama UI yang tidak dipilih dari bawah, melalui proses pemilihan di tingkat guru besar dan senat akademik sebagaimana dilakukan pada periode-periode sebelumnya. Pemilihan Gumilar dilakukan oleh Majelis Wali Amanat bersama Menteri Pendidikan Nasional. "Sayangnya, karena merasa dirinya tidak dipilih oleh masyarakat akademik, dia (Gumilar) merasa tidak perlu melibatkan, terbuka, dan bertanggung jawab pada masyarakat UI," kata Ade.



MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

BNI dan UI Kembali Helat Ajang Maraton

26 Mei 2023

BNI dan UI Kembali Helat Ajang Maraton

BNI UI Half Marathon 2023 akan digelar pada Ahad, 16 Juli 2023.

Baca Selengkapnya

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

24 April 2020

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

Tim khusus FIK UI ini mengedukasi masyarakat tentang penularan, pencegahan dan tanda gejala COVID-19 hingga kesehatan mental masyarakat selama wabah.

Baca Selengkapnya

Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

24 April 2020

Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

Universitas Indonesia (UI) menempati peringkat 47 dunia sebagai perguruan tinggi yang mampu memberikan dampak bagi sosial dan ekonomi bangsa.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

24 April 2020

Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

DPPM UI menyalurkan bantuan berupa 1.368 paket kebersihan diri berupa sampo, sikat dan pasta gigi untuk menunjang sanitasi cegah Covid-19.

Baca Selengkapnya

Ramadan, 11 Kelompok Pasien Ini Dianjurkan Tidak Puasa

24 April 2020

Ramadan, 11 Kelompok Pasien Ini Dianjurkan Tidak Puasa

Dekan FKUI Ari Fahrial Syam menjelaskan ada 11 kelompok pasien yang dianjurkan tidak berpuasa selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

UI, UGM, IPB Masuk 100 Universitas Versi Times Higher Education

24 April 2020

UI, UGM, IPB Masuk 100 Universitas Versi Times Higher Education

Berdasarkan peringkat Times Higher Education Universitas Indonesia berada di urutan ke 47, UGM 72, dan IPB peringkat 77.

Baca Selengkapnya

Prabowo 'Bela' Jokowi, Pengamat: Pemerintah Dalam Tekanan

23 April 2020

Prabowo 'Bela' Jokowi, Pengamat: Pemerintah Dalam Tekanan

Pengamat dari Puskapol UI menyebut munculnya Prabowo yang membela Jokowi menunjukkan pemerintah sedang dalam tekanan menghadapi Covid-19.

Baca Selengkapnya

UI Kembangkan APD Pemurni Udara untuk Petugas Medis COVID-19

18 April 2020

UI Kembangkan APD Pemurni Udara untuk Petugas Medis COVID-19

Inovasi APD ini diharapkan mampu melindungi para petugas medis yang bertugas merawat para pasien COVID-19.

Baca Selengkapnya

UI Terima 1.636 Mahasiswa Baru Jalur Prestasi Akademik

14 April 2020

UI Terima 1.636 Mahasiswa Baru Jalur Prestasi Akademik

Jumlah tersebut terdiri atas 739 calon mahasiswa program Vokasi, 640 program Sarjana Kelas Paralel, dan 257 program Sarjana Kelas Internasional.

Baca Selengkapnya

UI Terima 1.106 Mahasiswa Baru melalui SNMPTN 2020

8 April 2020

UI Terima 1.106 Mahasiswa Baru melalui SNMPTN 2020

Setelah SNMPTN 2020, ada jalur penerimaan lain yang dibuka yakni SBMPTN dan SIMAK UI. Proses seleksi ikut dipengaruhi wabah COVID-19.

Baca Selengkapnya