TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Delegasi parlemen Australia sebanyak enam orang yang dipimpin Ian Causley, Kamis (11/12), berkunjung ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Muhammadiyah, Yogyakarta. Mereka ditemui petinggi Muhamadiyah, termasuk Ketua Umumnya, Prof. Dr. Syafii Maarif."Mereka memang bertanya dan khawatir, Pemilu 2004 akan menghasilkan pemerintahan Islam fundamental. Saya katakan, itu tidak mungkin terjadi," kata Syafii Maarif, usai pertemuan itu. Mendapatkan jawaban dari petinggi Muhammadiyah itu, delegasi parlemen Australia tampak merasa puas. Syafii juga menjelaskan, komposisi partai-partai yang berasaskan Islam dan dikategorikan Islam fundamental, tidaklah signifikan. Bahkan, bila partai-partai itu berkoalisipun, tidak akan menghasilkan koalisi besar.Menurut Ian Causley, kekhawatiran pemerintah dan masyarakat Australia bukan berarti anti-Islam. "Selama ini, warga Islam di Australia mendapat perhatian besar. Banyaknya masjid berdiri di Australia adalah bukti tidak adanya kebencian terhadap Islam," kata Ian.Selain itu, pertemuan delegasi parlemen Australia dan pengurus DPP Muhamadiyah juga membahas hubungan Indonesia-Australia di masa mendatang, seperti kasus Timor-timur dan Papua yang diminta harus diselesaikan dengan saling ada pengertian di kedua belah pihak. "Jika muncul masalah, harus segera diselesaikan tanpa merugikan satu pihak," kata Syafii.Delegasi parlemen Australia dan pengurus DPP Muhamadiyah juga membicarakan kerja sama pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya. Untuk pendidikan saja, parlemen Australia memastikan untuk memberikan kesempatan luas kepada warga Indonesia memperoleh beasiswa dan belajar di sejumlah perguruan tinggi di Australia. Syaiful Amin - Tempo News Room