TEMPO Interaktif, Purwokerto - Kabar ditemukannya emas di Sungai Logawa Banyumas membuat ratusan orang dari luar daerah mengunjungi sungai itu untuk berburu emas. Mereka sangat yakin sungai tersebut menyimpan bulir emas yang cukup berharga.
"Saya yakin ini emas, kadarnya saya perkirakan mencapai 80 persen," ujar Kiswan, 40 tahun, pendulang emas asal Banjarnegara, Minggu, 26 Juni 2011.
Kiswan baru mendulang emas di Sungai Logawa, Desa Kediri, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, selama satu jam. Namun, di waktu yang singkat itu, ia sudah menemukan bulir emas di tempat itu.
Kiswan datang bersama dua rekannya yang lain. Ia mengaku sudah 15 tahun menjadi pendulang emas. Dengan membawa alat sekadarnya, ia mengaduk-aduk pasir dan mengayaknya dengan pendulang.
Duloh Abduloh, 69 tahun, bahkan rela mengendarai motor dari rumahnya di Desa Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Tasikmalaya, Jawa Barat, demi berburu emas. "Jika ada pyrite, biasanya ada emas. Sebab, pyrite memang merupakan temannya emas," katanya.
Ia mengaku sudah menemukan emas sebesar biji beras di sekitar hulu sungai tersebut. Duloh sendiri sudah menjadi pendulang emas sejak 20 tahun lalu. Selain di Jawa Barat dan Jawa Tengah, ia juga pernah berburu emas ke Kalimantan. Setelah mendapat emas di sungai itu, menurutnya, bulir emas di sungai itu lebih besar dibandingkan emas yang ada di Kalimantan.
Duloh yakin jika jalur emas sudah diketahui akan mudah menemukan emas dalam jumlah besar. Dalam sehari, kata dia, pendulang emas diperkirakan bisa mendapatkan emas seberat 300 miligram. Harganya di pasaran sekitar Rp 30 ribu untuk berat 100 miligram.
Perburuan emas di Banyumas tidak hanya dilakukan oleh pendulang emas. Para penjual emas yang dikenal dengan juragan emas juga tampak di sungai itu. "Saya baru datang tadi pagi dari Kendal," katanya.
Ia sendiri yakin bahwa emas di sungai itu merupakan emas dengan kualitas bagus. Dari emas yang didapatnya, menurutnya, emas di Sungai Logawa merupakan emas tua. "Tapi, mesti harus terus dicari dengan membongkar batu dan pasir agar ketemu jalurnya," kata dia.
Meski sudah sepekan mencari, ironisnya banyak penduduk setempat yang belum menemukan emas itu. Mereka masih saja mengumpulkan batu berkilau yang merupakan pyrite. Dengan peralatan seadanya, mereka terus menggali tanah lempung di pinggir sungai itu. "Katanya memang ini emas, ini saya sudah dapat banyak," ujar Pariyah, 40 tahun, warga setempat yang menunjukkan pyrite hasil temuannya.
Ia yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini hanya membawa alat seadanya semacam linggis, golok, dan piring plastik untuk mencari emas. "Kalau laku dijual, ya saya jual," imbuhnya.
Dosen Teknik Geologi Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Muhammad Aziz, mengatakan dengan adanya pyrite mengindikasikan di sekitar tempat itu ada emas. "Biasanya sekitar dua kilometer dari ditemukannya pyrite ada sumber emas," katanya.
Ia menambahkan, pyrite merupakan mineralisasi dari emas. Pyrite yang ditemukan warga merupakan jenis pyrite primer yang biasanya berada di batuan andesit vulkanik karena larutan hydrothermal.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Banyumas, Anton Adi Wahyono, mengatakan penambangan di sungai tersebut dilarang pemerintah. "Kami sudah memasang tanda larangan penambangan di tempat itu," kata dia.
Ia mengatakan penambangan tanpa izin bisa merusak ekologi sungai. Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian dinas, apa yang ditemukan warga bukanlah emas melainkan pyrite yang tidak laku dijual.
Anton menambahkan, di Banyumas sendiri ada sekitar 9,7 ton deposit emas yang terdapat di Gumelar. Sementara, di tempat lain saat ini sedang dieksplorasi oleh PT Aneka Tambang yang telah mengajukan izin eksplorasi selama tujuh tahun sejak 2009. "Memang di sungai itu belum sempat dilakukan eksplorasi," katanya.
ARIS ANDRIANTO
Berita terkait
5 Penambang Emas Ilegal di Parigi Moutong Tewas Setelah Tertimbun Longsor
25 Februari 2021
Puluhan penambang emas ilegal di Dusun Sinaa, Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah dilaporkan tertimbun longsor
Baca SelengkapnyaMa'ruf Amin Kumpulkan Menteri, Bahas Soal Tambang Ilegal
17 Februari 2020
Wapres Ma'ruf Amin mengumpulkan para menteri membahas soal tambang ilegal.
Baca SelengkapnyaPenambang Emas Kabupaten Yahukimo Dibunuh, Polisi Terjunkan Tim
3 September 2019
Menurut polisi, lokasi pendulangan emas itu jauh dari Ibu Kota Kabupaten Yahukimo.
Baca SelengkapnyaGunung Pongkor Longsor, 5 Penambang Emas Tewas
13 Mei 2019
Gunung Pongkor di Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor longsor pada Ahad, 12 Mei 2019 dini hari.
Baca SelengkapnyaEmpat Penambang Liar Tewas di Lubang Galian Emas di Bogor
18 Maret 2019
Empat penambang liar yang biasa disebut dengan istilah gurandil itu ditemukan tewas di dasar lubang galian emas.
Baca SelengkapnyaBertahan dari Emas, Venezuela Gunakan Penambang Liar
13 Februari 2019
Sistem finansial yang menyokong ekonomi Venezuela selama beberapa tahun bukanlah dari pasar saham tetapi melalui penambangan emas primitif.
Baca SelengkapnyaKapolri Sarankan Pendulang Emas Liar Tak Kembali ke Tembagapura
20 November 2017
Tito Karnavian mengimbau warga yang sudah bebas sebaiknya tidak usah kembali ke Tembagapura.
Baca SelengkapnyaPenambang Emas Gunakan Merkuri, KLHK Jelaskan Bahayanya
9 Oktober 2017
Kementerian Lingkungan Hidup mencatat ada 850 titik penambangan emas skala kecil (PESK) yang tersebar di 197 kabupaten/kota di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenambang Emas Ilegal di Poso Tewas saat Tertimbun Longsor
16 September 2017
Saat ditemukan korban sudah tidak bernyawa.
Baca Selengkapnya20 Jam Tertimbun di Lubang Inul, 13 Penambang Emas Diselamatkan
14 April 2017
Selama lebih dari 20 jam tertimbun dalam lubang tambang emas di Minahasa utara, akhirnya 13 penambang asal Jawa Barat, berhasil diselamatkan tim SAR.
Baca Selengkapnya