Papan Reklame di Malioboro Menutupi Bangunan Kuno  

Reporter

Editor

Minggu, 19 Juni 2011 16:11 WIB

Jalan Malioboro, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo.

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Papan reklame dan nama toko di Jalan Malioboro Yogyakarta mayoritas menutupi fasad (bentuk muka) bangunan kuno. Pemerintah Kota Yogyakarta akan menertibkan dan memberi batasan melalui peraturan Wali Kota. Sedikitnya ada 60 bangunan kuno di Malioboro yang dimanfaatkan sebagai pertokoan, hanya 10 di antaranya terlihat fasad gedung.

“Segera setelah Peraturan Daerah soal Pajak Daerah akan saya buat aturan reklame di Malioboro,” kata Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto, Minggu 19 Juni 2011.

Peraturan itu dibuat dan harus selesai sebelum bulan puasa. Sebab, pada bulan puasa dipastikan akan bertebaran reklame promosi produk. Selain itu peratuaran akan melingkupi ukuran papan reklame dan papan nama toko. Hal itu untuk membuka “topeng” bangunan kuno peninggalan jaman dulu yang masih bertahan.

Saat ini, pertokoan di Jalan Malioboro penuh dengan papan reklame dan nama toko yang mayoritas menutupi gedung kuno. Secara estetika, pusat Kota Yogyakarta itu hanya terkesan pusat binis dan mengabaikan kesan budaya. Maka, pembatasan ukuran reklame akan memperindah Jalan yang selalu dipadati wisatawan itu dengan munculnya wajah gedung yang dulunya ditutupi papan reklame raksasa.

“Dengan peraturan, tidak ada lagi bangunan heritage yang tertutupi oleh papan reklame besar," kata dia.

Ia menyatakan, pembatasan ukuran papan iklan usaha ataupun nama toko di Kota Yogyakarta dilakukan dengan menentukan persentase luasan fasad bangunan. Peraturan yang akan dibuat mengacu pada undang-undang yang mengatur masalah iklan usaha.

Koordinator Masyarakat Advokasi Budaya, Jhohannes Marbun, mengatakan sebagai pemerhati budaya ia menyambut rencana Wali Kota tersebut. Memang sudah menjadi kewajiban bersama mempertahankan bangunan kuno di kawasan Malioboro sebagai kawasan yang menunjukkan peradaban dan budaya. ”Citra Yogyakarta di mata dunia internasional itu ya Malioboro. Jadi, perlu dipertahankan bangunan kuno itu dan fasadnya harus kelihatan,” kata dia.

Menurut Marbun, para pemilik gedung kuno dan para penyewanya harus diajak bicara soal papan reklame yang menutupi fasad gedung. Selain itu, masyarakat dan komunitas di Malioboro juga harus diajak berkomunikasi dalam penanganan reklame tersebut.

Jika papan reklame dan nama toko yang berukuran raksasa itu dihilangkan dan diganti dengan yang ukuran lebih kecil, dipastikan fasad gedung kuno akan terlihat. Fasad gedung-gedung di sepanjang jalan Malioboro itu dipastikan akan menciptakan keindahan tersendiri.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

29 hari lalu

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

Reruntuhan pemandian kuno ini menjadi tujuan wisata populer dan menjadi tuan rumah konser-teater di Roma.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sesalkan Bangunan Kuno di Barat Tugu Tani Tak Bisa Diapa-apakan

22 September 2022

Anies Baswedan Sesalkan Bangunan Kuno di Barat Tugu Tani Tak Bisa Diapa-apakan

Anies Baswedan menyebut pentingnya memanfaatkan bangunan cagar budaya di Ibu Kota untuk kegiatan kekinian tanpa meninggalkan aspek konservasi.

Baca Selengkapnya

Melancong ke Liverpool Tak Hanya ke Stadion Anfield dan Museum The Beatles

20 Juni 2022

Melancong ke Liverpool Tak Hanya ke Stadion Anfield dan Museum The Beatles

Liverpool salah satu kota di Inggris yang menawarkan destinasi wisata menarik selain Stadion Anfield markas Liverpool FC dan serba The Beatles,

Baca Selengkapnya

Punya Banyak Bangunan Tua, Pelabuhan Cirebon akan Jadi Tujuan Wisata Sejarah

9 Juni 2021

Punya Banyak Bangunan Tua, Pelabuhan Cirebon akan Jadi Tujuan Wisata Sejarah

Pelabuhan Cirebon merupakan salah satu pelabuhan yang aktif di masa kolonial.

Baca Selengkapnya

8 Museum Tertua di Indonesia, Sebagian Berada di Gedung Kuno Peninggalan Belanda

18 Mei 2021

8 Museum Tertua di Indonesia, Sebagian Berada di Gedung Kuno Peninggalan Belanda

Ratusan museum terdapat di Indonesia. Berikut setidaknya 8 museum yang berada di bangunan kuno peninggalan Belanda.

Baca Selengkapnya

Begini Kondisi Bangunan Kuno Milik Menlu Pertama yang Dijual Rp 200 Miliar

14 April 2021

Begini Kondisi Bangunan Kuno Milik Menlu Pertama yang Dijual Rp 200 Miliar

Bangunan kuno yang berdiri di kawasan Cikini, Jakarta Pusat itu terlihat kusam. Tapi siapa yang tahu jika itu pernah jadi rumah Menlu pertama RI.

Baca Selengkapnya

Rumah Cimanggis Resmi Cagar Budaya, Tim Ahli: Ada 12 Rekomendasi

1 Oktober 2018

Rumah Cimanggis Resmi Cagar Budaya, Tim Ahli: Ada 12 Rekomendasi

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Jawa Barat Lutfi Yondri menyebut ada 12 poin rekomendasi hasil kajian kepada Pemerintah Kota Depok ihwal Rumah Cimanggis.

Baca Selengkapnya

10 Jembatan Kuno yang Bertahan Sepanjang Zaman

20 Agustus 2018

10 Jembatan Kuno yang Bertahan Sepanjang Zaman

Struktur jembatan yang dibangun sejak zaman kuno rupanya masih bertahan dan digunakan hingga zaman modern.

Baca Selengkapnya

Sebuah Bangunan Lawas Terbakar, Ini Sejarah Kawasan Pasar Baru

28 Februari 2018

Sebuah Bangunan Lawas Terbakar, Ini Sejarah Kawasan Pasar Baru

Di kawasan Pasar Baru atau Passer Baroe memang terdapat banyak bangunan kuno peninggalan Belanda.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla: Tak Ada yang Perlu Dibanggakan dari Rumah Cimanggis

15 Januari 2018

Jusuf Kalla: Tak Ada yang Perlu Dibanggakan dari Rumah Cimanggis

Jusuf Kalla mengatakan keberadaan situs bersejarah Rumah Cimanggis tak perlu dibanggakan. Jusuf Kalla menyebut situs itu tak perlu ditonjolkan.

Baca Selengkapnya