TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah secara resmi mengumumkan bahwa Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1423 H jatuh pada Jumat (6/12). Keputusan ini dituangkan dalam surat keputusan Menteri Agama RI Nomor 471 Tahun 2002. Dalam sidang Isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama Said Husin Agil Al Munawar, Rabu (4/12), juga disepakati untuk menghargai kelompok-kelompok yang merayakan Idul Fitri pada 5 Desember. Menteri berpesan agar perbedaan itu tidak justru dijadikan awal perpecahan umat Islam. “Perbedaan itu sudah biasa, jangan dibesar-besarkan, “Bagi yang merayakan esok pagi, kita silakan dan kita ucapkan selamat idul Fitri 1 Syawal 1423 H,” kata dia. Sebelumnya, di dalam sidang, sekretaris PP Muhammdiyah Good Will Zubir, menyatakan, pihaknya berketetapan 1 Syawal 1423 H jatuh pada Kamis (5/12) besok. “Kami berbangga sekali bahwa Menteri Agama telah menyatakan toleransi dan menghargai perbedaan- perbedaan,”kata dia. Keputusan pemerintah tentang penetapan 1 Syawal 1423 H dilakukan berdasarkan data hisab dan rukyat yang dihimpun oleh Direktorat Pembinaan Peradilan Agama Departemen Agama. Berdasarkan data hisab yang dihimpun, dinyatakan bahwa hari akhir bulan Ramadhan jatuh pada Rabu (4/12). “Bahwa karena hilal belum bisa dilihat mata, bulan Ramadhan disempurnakan menjadi 30 hari,” kata Wahyu Widiyana, Direktur Pembinaan Peradilan Agama. Diterangkannya, pada saat matahari terbenam di sebagian daerah wilayah timur Indonesia, hilal masih dibawah ufuk sekitar derajat. Berdasarkan pantauan petugas rukyat yang berada di 53 daerah yang meliputi Irian, Maluku, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Sumatera hingga Aceh, semuanya menyatakan tidak melihat Hilal. Sidang Isbat ini sendiri dihadiri oleh perwakilan Komisi VI DPR, MUI, Badan Hisab Rukyat, wakil ormas-ormas Islam, Eselon I dan II Departemen Agama, serta sejumlah duta besar negara sahabat. Disepakati pula dalam sidang ini untuk tahun depan agar tidak dilakukan pengumuman resmi penetapan 1 Syawal oleh ormas Islam sebelum dilakukannya sidang Isbat. (Wuragil–Tempo News Room)