Pemerintah Indonesia Dinilai Gagal Meredam Konflik Poso

Reporter

Editor

Senin, 8 Desember 2003 11:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Human Right Watch, lembaga pemantau hak asasi manusia, menilai terjadinya konflik berdarah di Poso, Sulawesi Tengah, merupakan bentuk langsung kegagalan pemerintah pusat Indonesia di Jakarta selama empat tahun. Penelitian yang dipaparkan dalam 48 halaman itu dipublikasikan di New York, Rabu (4/12). Lembaga itu mencatat lebih dari seribu orang meninggal dan lebih dari 100.000 kehilangan tempat tinggal, sejak konflik antara umat Islam dan Kristen di Poso meletus pada Desember 1998. Human Right Watch menilai pemerintah pusat di Jakarta "dengan mata butanya" membiarkan keamanan di kedua kubu tak terkendali. Dengan begitu, tembakan dan serangan bom terus berlanjut dengan begitu bebasnya selama kurun waktu itu. "Beberapa negara Barat berharap dengan kekuatan militernya, Indonesia bisa memerangi terorisme, tapi tentara tidak bisa meredam konflik di beberapa wilayah di Indonesia," kata Direktur Human Right Watch Divisi Asia, Brad Adams. "Ini masalah yang tidak bisa diperbaiki hanya dengan senjata dan latihan perang. Tapi, harus difokuskan pada bagaimana membangun reformasi," kata Adams. Ketika kekerasan yang dilakukan salah satu kelompok mulai terjadi di Sulawesi Tengah, seperti disebut dalam penelitian itu, petugas keamanan tidak mampu menghentikan kekerasan. Malah, mereka lebih sering memperuncing situasi dengan menyulut amarah kelompok lain dalam "situasi yang carut marut dan melanggar hak asasi manusia". Pada sisi lain, lembaga itu menilai pemerintah Indonesia membiarkan para tersangka kerusuhan bebas berkeliaran dan lolos dari jerat hukum. Human Right Watch juga menilai banyak pejabat Indonesia yang sering mengeluarkan pernyataan yang tidak produktif dalam "atmosfir Poso yang tengah panas" sehingga malah menimbulkan kerusuhan yang baru. Human Right Watch mengklaim investigasi yang dilakukannya itu ditujukan untuk mendorong perdamaian di Poso cepat tercapai. Juga, untuk mendorong dunia internasional membantu menghentikan konflik agama yang tak kunjung usai itu. Berkait dengan konflik di Poso, pemerintah Indonesia sampai kini masih menempatkan sedikitnya 2.600 orang polisi dan 900 tentara untuk menjaga perdamain selama enam bulan ke depan. Upaya itu dilakukan agar konflik baru antara kelompok Muslim dan Kristen tak terjadi lagi. "Mereka tak akan ditarik sampai Juni mendatang," kata Komisaris Besar Pol. Imam Sujarwo, yang memimpin operasi keamanan di propinsi ini. Operasi keamanan tersebut dijalankan sesuai dengan perjanjian Malino antara pemimpin kedua kelompok pada Desember tahun lalu, yang akan berakhir di penghujung tahun ini. (AFP/TNR-Bagja Hidayat)

Berita terkait

Beasiswa Penuh di 7 Kampus BUMN Dibuka untuk 110 Orang, Begini Syarat dan Pendaftarannya

19 menit lalu

Beasiswa Penuh di 7 Kampus BUMN Dibuka untuk 110 Orang, Begini Syarat dan Pendaftarannya

Aliansi Perguruan Tinggi BUMN mengatakan, beasiswa ini diberikan agar lebih banyak siswa siswi yang bisa menikmati jenjang pendidikan tinggi.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ibu dan Gunung Semeru Bersautan, Begini Rincian Daerah Berbahaya Rekomendasi Badan Geologi

21 menit lalu

Erupsi Gunung Ibu dan Gunung Semeru Bersautan, Begini Rincian Daerah Berbahaya Rekomendasi Badan Geologi

Dalam semalam, Gunung Ibu dan Gunung Semeru bergantian mengalami erupsi. Badan Geologi, melalui PVBMG, merekomendasikan penetapan daerah berbahaya.

Baca Selengkapnya

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

29 menit lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Mengenal Joel Matip yang akan Hengkang dari Liverpool

48 menit lalu

Mengenal Joel Matip yang akan Hengkang dari Liverpool

Bek Liverpool Joel Matip akan hengkang dari Liverpool setelah delapan tahun bermarkas di Anfield

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

56 menit lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Youtuber Ridwan Hanif Daftar Penjaringan Bakal Calon Bupati Klaten 2024 di PKS

56 menit lalu

Youtuber Ridwan Hanif Daftar Penjaringan Bakal Calon Bupati Klaten 2024 di PKS

Youtuber, Ridwan Hanif mendaftarkan diri mengikuti penjaringan sebagai bakal calon bupati (cabup) dalam Pilkada Klaten 2024 melalui PKS

Baca Selengkapnya

Ketua Umum PWI Kenang Salim Said Sebagai Tokoh Pers yang Serbabisa

1 jam lalu

Ketua Umum PWI Kenang Salim Said Sebagai Tokoh Pers yang Serbabisa

Hendry menyebut almarhum Salim Said menunjukkan bahwa wartawan dapat menjadi apa saja untuk mengabdi kepada bangsa dan negara.

Baca Selengkapnya

Siswa MTs di Semarang Diduga Aniaya Adik Kelas Pakai Setrika karena Ajakan Jabat Tangan Tak Direspons

1 jam lalu

Siswa MTs di Semarang Diduga Aniaya Adik Kelas Pakai Setrika karena Ajakan Jabat Tangan Tak Direspons

Seorang siswa Madrasah Tsanawiyah atau MTs di Susukan, Kabupaten Semarang diduga menganiaya adik kelasnya menggunakan setrika di asrama

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Ekonomi Indonesia Terlalu Bergantung pada Sumber Daya Alam

1 jam lalu

Ekonom Sebut Ekonomi Indonesia Terlalu Bergantung pada Sumber Daya Alam

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin kondisi ekonomi Indonesia dalam masalah karena terlalu tergantung pada sumber daya alam.

Baca Selengkapnya

Rentetan Erupsi Gunung Semeru Hari Ini: Kolom Abu Sampai 800 Meter, Awan Panas 3 Kilometer

1 jam lalu

Rentetan Erupsi Gunung Semeru Hari Ini: Kolom Abu Sampai 800 Meter, Awan Panas 3 Kilometer

Gunung Semeru dilaporkan erupsi sepanjang Sabtu, 18 Mei 2024. Status masih Siaga.

Baca Selengkapnya