TEMPO Interaktif, Jakarta:Sidang penentuan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1423 H akan diadakan besok, Rabu (4/12), pukul 17.00 WIB, di gedung Departemen Agama. Demikian disampaikan Sugito, salah seorang staf bagian Humas Departemen Agama, kepada Tempo News Room, Selasa (3/12). “Besok sore akan diputuskan, apakah Idul Fitri jatuh pada tanggal 5 atau 6 Desember oleh Menteri Agama,” kata Sugito. Dijelaskan, untuk menentukan kepastian kapan jatuhnya hari Idul Fitri akan dilakukan melalui voting. “Menteri Agama akan memutuskan berdasarkan suara terbanyak,” kata dia. Sidang yang akan disiarkan secara langsung melalui televisi nasional itu akan dihadiri para ulama dari berbagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam, termasuk Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Persatuan Islam (Persis). Di tempat terpisah, Pengurus Besar Nadlatul Ulama memastikan berdasarkan kalender almanak 2002, Hari Raya Idul Fitri 1423 H akan jatuh pada Jumat, 6 Desember 2002. Hal ini disampaikan oleh Syuriah PBNU dan penasehat Lajnah Falakiyah NU, Profesor. K.H Irfan Zidny, dalam konferensi persnya, di gedung NU, Jakarta, Selasa (3/12). Penentuan ini, menurut Irfan, didasarkan pada perhitungan hisab, kondisi tinggi hilal sampai Rabu (4/12) petang belum mencapai 1 derajat, dan umur bulan Komariah belum mencapai 8 jam. Sedangkan seharusnya tinggi hilal pada saat hari raya minimal mencapai 2 derajat, dan bulan Komariyah sudah genap berumur 8 jam. “Atas dasar posisi dan kondisi hilal seperti itu, maka Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Jumt, bukan hari Kamis,” tegas Irfan. Dijelaskan, perhitungan hisab NU ini sejalan dengan hasil perhitungan hisab para ahli hisab dan badan astronomi, termasuk dari Departemen Agama, Dinas Kelautan TNI Angkatan Laut, Bakorsutanal, serta ormas-ormas Islam. Namun, agar tetap teruji keakuratannya, penentuan hisab tersebut tetap harus melalui rukhyah atau observasi lapangan yang dilakukan hingga Rabu (4/12) sore. “Pernyataan resmi mengenai Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Jumat, tetap menunggu hasil rukhyah sampai Rabu malam pukul 19.30 WIB,” kata Irfan. Sementara itu, Ketua Lajnah Falakiyah PBNU, Ghazalie Masroeri, menjelaskan jika hisab tidak bisa diobservasi hingga Rabu malam, itu artinya, puasa digenapkan menjadi 30 hari. Itu berarti, hari raya dipastikan jatuh pada Jumat malam. Oleh karena itulah, pernyataan final akan diumumkan Rabu malam. Disebutkan, rukhyah akan dilakukan di beberapa daerah yang strategis, bebas hambatan, dan mampu melihat hilal di ufuk. Daerah-daerah tersebut adalah daerah pantai, seperti di Parangtritis, Pelabuhan Ratu, Banyuwangi, Teluk Alur, Situbondo, Madura, Banyuwangi dan sebagainya. Di sela-sela penetapan Hari Lebaran itu, Irfan juga mengingatkan perbedaan penentuan hari raya jangan membuat pertentangan satu sama lain. “Setelah Ramadhan, seharusnya umat Islam makin meningkatkan ketaqwaan dan keimanan, serta menjauhi sifat-sifat pertentangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar dia. (Nunuy Nurhayati/Fitrio-Tempo News Room)