Lagi, Warga Kebumen Tolak Latihan Militer

Reporter

Editor

Minggu, 15 Mei 2011 14:31 WIB

TEMPO/Aris Andrianto
TEMPO Interaktif, Kebumen - Sekitar 30 spanduk berisi penolakan latihan militer di Desa Setrojenar, Kabupaten Kebumen, dipasang warga di beberapa titik, termasuk di jalan depan kantor Dinas Penelitian dan Pengembangan yang terletak di desa tersebut. Bulan lalu, bentrokan pecah di desa itu antara warga dengan TNI AD akibat penolakan warga terhadap latihan militer.


Spanduk dengan tinta merah tersebut di antaranya bertuliskan “Warga bersatu, tolak latihan TNI” serta spanduk bertuliskan “Jadikan Kawasan Urut Sewu sebagai lahan pertanian dan pariwisata”. “Kami memasang spanduk karena mendengar TNI akan melakukan latihan militer lagi di sini,” terang Koordinator Pemasangan Spanduk, Paryono, Minggu, 15 Mei 2011.

Paryono mengatakan ia mengetahui dari pemberitaan media massa kalau TNI akan kembali menggelar latihan militer di desa tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Pangdam IV Diponegoro Mayjen Langgeng Setiyono di Magelang beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan rencana tersebut ditolak warga. Ia menambahkan dengan kekuatan yang ada, perlawanan akan tetap dilakukan. Menurutnya, TNI tidak perlu menggunakan kekuatan senjata untuk membungkam aspirasi warga yang menganggap tanah mereka merupakan tanah warisan turun temurun.

Ketua Litigasi Tim Advokasi Petani Urut Sewu Kebumen Teguh Purnomo mengatakan seharusnya TNI bisa menahan diri untuk tidak melakukan provokasi dengan menggelar latihan militer. “Kasusnya saja masih dalam proses, latihan militer ini justru dikhawatirkan akan menambah persoalan,” katanya.

Ia menambahkan laporan terkait perusakan 12 sepeda motor milik warga oleh tentara sudah dilimpahkan oleh Polres Kebumen ke Denpom. Namun, hingga saat ini, laporan tersebut tidak ketahuan kabarnya.

Komandan Kodim 0709 Kebumen Letkol Infanteri Windiyatno mengatakan terkait latihan militer bukan kewenangannya, tapi Dislitbang. “Persoalan Urut Sewu sudah menjadi kewenangan Kodam IV, saya hanya menunggu komando dari Pangdam,” katanya.

Sementara itu, dalam siaran persnya yang diterima Tempo, Kontras memaparkan temuannya terkait insiden Kebumen tersebut. Tim pencari fakta yang turun ke Kebumen sudah menemui 11 orang saksi yang melihat langsung dan menjadi korban kekerasan tentara. “Kami menemukan adanya tindakan penyerangan dan kekerasan terhadap warga sipil ,” terang Koordinator Kontras, Haris Azhar, dalam keterangan persnya.

Dalam insiden tersebut, tentara keluar dari Kantor Dislitbang dengan membawa senjata api laras panjang dan tongkat. Tentara melepas tembakan ke arah warga sambil menyerang, menangkap, dan menyiksa warga.

Tentara juga merangsek ke rumah warga sambil mendobrak pintu rumah. Bahkan mereka memberondong tembakan di dalam kamar.


Selain itu, kata dia, akibat tindakan itu, 13 warga mengalami luka-luka berat, enam di antaranya mengalami luka tembak, sedangkan yang lainnya mengalami luka lebam di wajah dan di bagian tubuhnya. “Polisi juga melakukan pembiaran atas tindakan tentara tersebut,” imbuhnya.

Untuk itu, kata Haris, pihaknya meminta Komnas HAM segera mengeluarkan laporan hasil pemantauan di lapangan sebagai bentuk akuntabilitas lembaga tersebut. Selain itu, Kompolnas harus mengusut tindakan pembiaran yang dilakukan aparat kepolisian. “Kami meminta TNI menghentikan kegiatan latihan militer atau uji senjata militer sampai sengketa tanah jelas secara hukum,” tegasnya.

ARIS ANDRIANTO



Berita terkait

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

5 September 2023

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan

Baca Selengkapnya

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

29 Agustus 2023

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

31 Juli 2023

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.

Baca Selengkapnya

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

27 Juni 2023

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.

Baca Selengkapnya

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

27 Juni 2023

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

Sebuah rumah di kompleks perumahan Cluster Green Village, Kota Bekasi, terancam dibelah buntut sengketa tanah pengembang dengan pihak ketiga.

Baca Selengkapnya