Rumah Sakit Adam Malik Kekurangan Dokter Bedah Jantung  

Reporter

Editor

Kamis, 12 Mei 2011 16:09 WIB

TEMPO Interaktif, Medan - Rumah Sakit Pusat Adam Malik Medan, Sumatera Utara, kekurangan tenaga ahli bedah jantung. Saat ini rumah sakit yang dibiayai oleh anggaran pemerintah pusat itu hanya memiliki tiga dokter bedah jantung dan 14 ahli jantung.

Menurut Direktur Umum dan Operasional Rumah Sakit Adam Malik, Tinon Resphati, rumah sakit itu setidaknya membutuhkan tambahan satu lagi ahli bedah jantung dan empat tenaga ahli keperawatan pasca-operasi jantung.

Rumah sakit ini berencana menambah ahli bedah jantung pada tahun ini. ”RS Adam Malik sudah mengusulkan kepada Departemen Kesehatan pengadaan satu tenaga ahli bedah jantung dan empat perawat khusus bedah jantung. Namun, hingga Mei 2011 permintaan ituuu belum terealisasi,” kata Tinon kepada Tempo, Kamis, 12 Mei 2011.

Padahal, jumlah pasien bedah jantung di rumah sakit itu terus bertambah menyusul semakin lengkapnya fasilitas vaskuler di rumah sakit milik pemerintah ini. ”Rata-rata tujuh pasien bedah jantung setiap bulan,” ujar Tinon.

Pada tahun 2010, jumlah pasien bedah jantung mencapai 83 orang. Jika satu tenaga dokter bedah jantung dan empat perawat khusus bedah jantung itu ada, kata Tinon, tahun ini RS Adam Malik diprediksi mampu melakukan operasi bedah jantung rata-rata 200 pasien dalam setahun.

Menurut Tinon, pasien enggan melakukan bedah jantung di RS Adam Malik bukan karena peralatan tidak lengkap, melainkan karena harus antre akibat keterbatasan dokter bedah jantung. Akibatnya, pasien memilih berobat ke Malaysia atau Singapura. ”Padahal biaya bedah jantung RS Adam Malik jauh lebih murah dibandingkan rumah sakit di Malaysia,” ujarnya.

Tinon mengemukakan, untuk sekali operasi jantung koroner (by-pass) di RS Adam Malik dikenakan biaya antara Rp 70 juta hingga Rp 90 juta. Sementara di Malaysia mencapai Rp 100 juta.

RS Adam Malik saat ini tengah membangun cardiac center atau pusat pengobatan jantung untuk wilayah barat Indonesia setelah yang pertama dimiliki RS Jantung Harapan Kita, Jakarta. Sesuai jadwal, gedung baru itu harus dioperasikan tahun 2011. ”Seluruh biaya pembangunan cardiac center berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Departemen Kesehatan serta bantuan Pemerintah Korea Selatan,” ujar Tinon.

Cardiac center dibangun delapan lantai di atas lahan seluas 6000 meter persegi. Di atas gedung cardiac center dibangun landasan pacu helikopter atau helipad.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Medan, Muhammad Nur Rasyid Lubis, mengatakan, untuk menekan pasien eksodus berobat keluar negeri diperlukan pelayanan terbaik yang ditunjang dengan kemampuan dokter dan peralatan.

Menurut Rasyid, Rumah Sakit Adam Malik telah memiliki alat canggih dan dokter yang berpengalaman. Namun, berdasarkan hasil penelitian Lembaga Kajian Pelayanan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, pasien asal Sumatera Utara memilih berobat ke luar Malaysia dan Singapura akibat respon time serta sambutan dokter dan paramedis RS Adam Malik lebih rendah dibanding Malaysia atau Singapura. “Soal alat dan dokter serta biaya berobat, RS Adam Malik masih mampu bersaing dengan rumah sakit luar negeri,” kata Rasyid, Kamis, 12 Mei 2011.

SAHAT SIMATUPANG

Berita terkait

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

5 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

5 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

11 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

23 hari lalu

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

25 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

33 hari lalu

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

Tentara Israel masih melancarkan serangan ke sejumlah wilayah di Gaza. Korban jiwa pun terus berjatuhan.

Baca Selengkapnya

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

34 hari lalu

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

Korea Selatan menutup bangsal rumah sakit besar karena tak ada dokter.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Aspen Medical Bangun Rumah Sakit Internasional

38 hari lalu

Bamsoet Dukung Aspen Medical Bangun Rumah Sakit Internasional

Pembangun awal di Depok dan berlanjut ke Cikarang, Karawang, hingga Makassar.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

38 hari lalu

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kekurangan dokter spesialis terjadi hampir di seluruh provinsi Indonesia.

Baca Selengkapnya