TEMPO Interaktif, Jakarta:Cendekiawan muslim Nurcholis Madjid menyatakan proses rekonsiliasi merupakan alternatif yang tidak bisa dihindari lagi. Rekonsiliasi barangkali tidak melupakan tetapi bisa jadi saling memaafkan. “Hanya saja, masyarakat kita masih belum siap karena dalam konstelasi demokrasi yang tajam sekali,” kata dia seusai menghadiri perayaan Imlek nasional 2553 di Pekan Raya Jakarta, Minggu (17/2) petang. Hal itu diungkapkan Cak Nur menjawab pertanyaan wartawan mengenai upaya rekonsiliasi dalam forum-forum seperti perayaan hari agama. Cak Nur, lebih lanjut menjelaskan, agar situasi rekonsiliasi tidak diwarnai sikap yang emosional. Sikap tersebut dapat membuat rekonsiliasi disalahpahami sebagai kompromi negatif. Mengenai kehadiran Amien Rais, Gus Dur, dan Megawati yang pernah bersama-sama duduk sebagai deklarator pertemuan Ciganjur sebagai salah satu upaya rekonsiliasi, Cak Nur tidak ingin berkomentar. Pokok masalah kembali ke pribadi masing-masing, “yaitu masalah personality dan saya tidak ingin berkomentar,” kata dia. Perayaan tahun baru Imlek ini memang dihadiri Presiden Megawati Sokarnoputri, Ketua MPR Amien Rais, dan mantan Presiden Abdurahman Wahid. Forum tersebut merupakan kesempatan pertama kali setelah Sidang Istimewa MPR -yang menggulingkan Gus Dur saat itu. Sementara Megawati dan Amien Rais duduk bersebelahan. Sedangkan Gus Dur duduk terpisah dengan ditemani Kwik Kian Gie, Alwi Shihab, serta Cak Nur. Namun, hingga acara berakhir ketiganya tidak sempat bertemu muka, walaupun usai acara Yenny Abdurrahman, putri kedua Gus Dur, sempat menyalami Amien dan Mega. Amien sendiri usai acara menjelaskan bahwa Yenny menyampaikan salam dari bapaknya kepada dirinya dan Mega, karena Gus Dur tidak sempat berjalan-jalan. (Dede Aribowo-Tempo News Room)
Berita terkait
Lagu MAESTRO SEVENTEEN Versi Orkestra Bakal Dirilis Hari Ini
1 menit lalu
Lagu MAESTRO SEVENTEEN Versi Orkestra Bakal Dirilis Hari Ini
Lagu MAESTRO SEVENTEEN versi aslinya bergenre dance R&B, versi orkestra ini akan lebih megah