Evakuasi tahanan yang tertembak dalam kerusuhan di Lapas Kelas II A Petobo, Palu, Sulawesi Tengah (4/4). ANTARA/Muhamad Nasrun
TEMPO Interaktif, Palu - Aktivitas di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Petobo, Palu, Provinsi Sulsawesi Tengah, Selasa (5/4) telah kembali normal.
Para petugas Lapas masuk kantor seperti biasa. Sejumlah petugas meladeni tamu pengunjung tahanan. Mereka juga ada yang terlihat mencari sesuatu di antara puing-puing kebakaran.
Lapas Petobo Senin kemarin (4/4) dibakar sejumlah tahanan yang marah setelah mendengar ada seorang tahanan meninggal di tangan para petugas Lapas. Mereka membakar gedung utama hingga ludes.
Pada kebakaran tersebut ada delapan ruangan yang terbakar. Di antaranya, ruangan kepala Lapas, ruang adiminstrasi, dan ruang penyimpanan senjata.
Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Sulawesi Tengah Irsyad Bustaman membantah informasi yang beredar bahwa insiden kebakaran menewaskan empat orang narapidana.
“Tidak ada yang meninggal, hanya satu yang meninggal sebelum kejadian,” kata Irsyad.
Irsyad juga menyatakan, tidak benar adanya penganiayaan oleh petugas Lapas terhadap seorang napi yang menyebabkan korban meninggal dunia.
"Saya tegaskan sekali lagi tidak benar ada penganiayaan yang dilakukan petugas LP terhadap seorang narapidana bernama Harmauji," ujarnya
Irsyad menegaskan, Harmauji meninggal dunia bukan karena kekerasan fisik yang dilakukan petugas LP, tetapi diduga kuat karena terserang stroke.
Kejadian tersebut berawal ketika dilakukan razia peredaraan narkoba di Lapas tersebut. Saat itu kebetulan HP korban disita petugas, dan entah bagaimana tiba-tiba korban langsung pingsan.
Korban kemudian dibawa ke poliklinik untuk mendapatkan pemeriksaan dokter. Dari poliklinik Korban hendak dilarikan ke salah satu rumah sakit di ibu kota provinsi itu, namun meninggal dunia saat masih dalam perjalanan.
Irsyad berjanji akan tetap membina 369 tahanan dan napi di Lapas Petobo. “kami belum ada pikiran untuk memindahkan tahanan. LP Petobo masih layak,” paparnya.
Sementara itu, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kebakaran. Polisi terlihat mengambil sampel di ruang yang terbakar.
Kapolda Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Dewa Parsana berjanji dalam waktu yang tidak terlalu lama akan diketahui penyebab kebakaran.
Kapolda belum memastikan enam pucuk senjata yang kini belum diketahui keberadaannya, apakah ikut terbakar atau diselamatakan orang. “Kita tunggu saja hasil olah TKP,” ucapnya.