TEMPO Interaktif, Jakarta - Eks Anggota DPR Ali Mochtar Ngabalin membantah keterlibatannya dalam anggota Dewan Revolusi. Menurut politisi dari partai Partai Golkar ini daftar Dewan Revolusi yang sempat dirilis kantor berita Aljazeera , Selasa, 22 Maret lalu sebagai upaya mendiskreditkan tokoh-tokoh Islam yang memiliki kapasitas dan menjadi panutan masyarakat.
"Ada yang sengaja menjatuhkan kredibilitas tokoh Islam," kata Ali Mochtar Ngabalin, Rabu 23 Maret 2011. Ngabalin dalam daftar Dewan Revolusi itu disebut menjadi salah seorang calon Menteri Luar Negeri.
Ali mengaku baru mendengar adanya gerakan revolusi melalui Dewan Revolusi Islam itu. Ia pun mengaku tak mengenal Pimpinan Gerakan Reformasi Islam, Garis, Chep Hernawan yang menyatakan didukung jenderal pensiunan antara lain Letnan Jenderal (Purnawiran) Tyasno Sudarto.
Sebelumnya dalam laporan Aljazeera 22 Maret 2011, disebutkan Gerakan Reformasi Islam berniat melakukan revolusi menjatuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Gerakan itu antara lain dengan membuat konflik Ahmadiyah Januari lalu di Cikeusik, Banten.
Ali menegaskan ia tidak mungkin terlibat dalam gerakan revolusi itu, karena ia bagian dari partai. "Perjuangan untuk rakyat hanya bisa dilakukan melalui cara konstitusional," katanya.
Memang pemerintahan Yudhoyono, tambah Ali, banyak melakukan kebohongan dan berorientasi melanggengkan kekuasaan. Rakyat kecewa karena harapannya tidak terpenuhi. Namun, perubahan harus dilakukan dengan cara-cara konstitusional. "Resiko sosialnya (revolusi) terlalu besar," kata dia.