TEMPO Interaktif, Medan:Sekitar 100 warga Nias, dengan menggunakan atribut khas pakaian perangnya, melakukan unjuk rasa ke DPRD Sumatra Utara, Kamis (14/2). Mereka menuntut Nias dimekarkan jadi dua bagian karena selama ini kabupaten kepulauan itu dianggap ketinggalan dalam soal pembangunan dibanding daerah lainnya. Warga yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Reformasi Nias 2002 (Agrenis 22) dan Lembaga Informasi Fakta dan Data Nias (Lifadani) melakukan orasi dan atraksi di depan gedung wakil rakyat tersebut. Atraksi tari perang dan pakaiannya yang aneka warna mengundang perhatian masyarakat yang melintasi daerah tersebut. Kordinator aksi Drs. Nasman Manao, mengatakan, mereka menuntut agar ada Kabupaten Nias Selatan. Dan, dia yakin kabupaten baru itu bisa mengentaskan keterbelakangan, keterisoliran, kemiskinan, dan kebodohan masyarakat daerah tersebut. "Kami prihatin dengan perkembangan pembangunan di daerah kami di Nias yang terbelakang," katanya. Menurutnya, keadaan ini sudah berlangsung kurang lebih 15 tahun. Beberapa waktu lalu DPR RI sudah menggodok konsep pemekeran kabupaten baru itu untuk kemudian disampaikan ke Depdagri. Namun, hingga kini tak ada tindaklanjutnya. "Kedatangan kami mengingatkan kembali," kata Manao. (Bambang Soed-Tempo News Room)