Pemasungan Penderita Gangguan Jiwa Masih Berlangsung  

Reporter

Editor

Minggu, 13 Maret 2011 15:42 WIB

TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, PASURUAN - Penangan penderita penyakit jiwa dengan cara memasung masih saja terus berlangsung.

Tiga orang warga Desa Pekoren, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, masing-masing Busro, 30 tahun, Mutimah, 21 tahun dan Musa, 18 tahun, meringkuk dalam kamar rumah. Kaki mereka dibelenggu dengan rantai.

Pemasungan dilakukan Gufron, 55 tahun. Busro adalah adik kandung Gufron. Sedangkan Mutimah dan Musa tak lain adalah anak kandung Gufron.

Menurut Gufron, pemasungan terpaksa dilakukan untuk menghindari kebiasaan mereka mengamuk. "Kalau sudah mengamuk seluruh perabotan rumah dihancurkan," katanya, Minggu (13/3).

Gufron mengatakan pernah mengobati adik dan kedua anaknya di Rumah Sakit Jiwa Lawang, Malang. Namun kemampuan ekonominya sebagai seorang buruh tani tidak memungkinkannya untuk terus membiayai rumah sakit.

Mesi tidak menyebutkan jumlah seluruhnya, menurut Gufron, dia telah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membayar rumah sakit. Namun, penyakit jiwa adik dan kedua anaknya tidak kunjung sembuh.

Tidak ada pilihan lain bagi Gufron. Adik dan kedua anaknya terpaksa harus dipasung. Hingga kini, emosi ketiganya kerap tidak terkontrol dan sering mengamuk.

Gufron menuturkan, selama ini tidak ada tanda-tanda ketiganya mengalami gangguan jiwa. Secara tiba-tiba sekitar lima tahun lalu, secara bergantian ketiganya mengamuk tanpa alasan. Mereka sering menyakiti orang lain. Bahkan, mengambil barang milik orang lain tanpa ijin. Akibatnya, Gufron harus mengganti barang yang dicuri.

Gufron berharap pemerintah memberikan bantuan pengobatan bagi kesembuhan ketiga anggota keluarganya. Sejak Busro, Mutimah, dan Musa, mengalami gangguan jiwa, Gufron hanya mendapat bantuan berupa 20 bungkus mie instan, empat botol minyak goreng dan dua kilogram beras. "Siapa yang akan merawat mereka sepeninggal saya," ujarnya.

Anggota Komisi Kesejahteraan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pasuruan Muhammad Najih menyesalkan masih berlangsungnya praktik pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa.

Najih mengatakan, sudah bukan saatnya lagi menggunakan cara pemasungan. Seharusnya mereka mendapat perawatan yang layak di rumah sakit. Apalagi Gufron yang harus merawat adik dan kedua anaknya tergolong tidak mampu.

Penanganan dengan pola pemasungan, selain tidak memberikan kesembuhan, juga hanya menyakiti penderita. "Masalah penanganannya, akan kami koordinasikan dengan Dinas Kesehatan dan Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Pasuruan," paparnya. EKO WIDIANTO.

Berita terkait

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

2 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

6 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.

Baca Selengkapnya

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

8 Februari 2024

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.

Baca Selengkapnya

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

8 Februari 2024

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

Dinkes DKI Jakarta mengantisipasi penanganan caleg alami gangguan jiwa pasca Pemilu 2024, rujukan di RSKD Duren Sawit.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

6 Februari 2024

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Fakfak masih menyelidiki kasus mayat dalam kontainer ini soal bagaimana korban masuk ke peti kemas.

Baca Selengkapnya